LAPORAN
PENDAHULUAN
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS
A. MASALAH UTAMA : ANSIETAS
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
- Definisi
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons ( sumber seringkali
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); suatu perasaan takut akan
terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini merupakan sinyal
yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya yang akan datang dan
memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek
positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerk maju
perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut
perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.
2. Tingkatan Ansietas
Menurut Stuart dan
Sundeen (1998:175-176), tingkat ansietas sbb :
Ansietas ringan
berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Ansietas sedang
memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Ansietas Berat sangat
mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain.
Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
Tingkat Panik dari
ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah
dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi
menyimpang, kehilangan pemikiran rasional.
3.
Faktor Predisposisi
Menurut
Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, diantaranya:
Pandangan Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara 2 elemen
kepribadian – id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan
oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
Pandangan Interpersonal, Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma,
seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang
yang mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas
yang berat.
Pandangan Perilaku,
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku
menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan
pada ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya.
Kajian Keluarga,
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang tindih
dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
(5). Kajian Biologis, Otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine. Reseptor ini membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga
berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
- Faktor Presipitasi
Faktor
presipitasi dibedakan menjadi:
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas
hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas ,
harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
5. Sumber Koping
Individu mengatasi
ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan.
- Mekanisme Koping
Tingkat
ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping sbb;
Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada
tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya
perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan,
Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stress, Kompromi untuk mengganti
tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi berlangsung tidak
sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas dan bersifat
maladaptif.
C. Data
yang perlu dikaji :
Perilaku
Produktivitas
menurun, Mengamati dan waspada, Kontak mata jelek, Gelisah, Melihat sekilas
sesuatu, Pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling, pergerakan lengan/
tangan), Ungkapan perhatian berkaitan dengan merubah peristiwa dalam hidup,
Insomnia, Perasaan gelisah.
Afektif
Menyesal,
Iritabel, Kesedihan mendalam, Takut, Gugup, Sukacita berlebihan, Nyeri dan
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, Gemeretak, Ketidak pastian,
Kekhawatiran meningkat, Fokus pada diri sendiri, Perasaan tidak adekuat,
Ketakutan, Distressed, Khawatir, prihatin dan Mencemaskan
Fisiologis
Suara
bergetar, Gemetar/ tremor tangan, Bergoyang-goyang, Respirasi meningkat
(Simpatis), Kesegeraan berkemih (Parasimpatis), Nadi meningkat (Simpatis), Dilasi Pupil ( Simpatis), Refleks-refleks
meningkat ( Simpatis), Nyeri abdomen (Parasimpatis), Gangguan tidur
(Parasimpatis), Perasaan geli pada ekstremitas (Parasimpatis), Eksitasi
kardiovaskuler (Simpatis), Peluh meningkat, Wajah tegang, Anoreksia (Simpatis), Jantung berdebar-debar (Simpatis),
Diarhea (Parasimpatis), Keragu-raguan berkemih (Parasimpatis), Kelelahan
(Parasimpatis), Mulut
Kering (Simpatis), Kelemahan (Simpatis), Nadi berkurang (Parasimpatis), Wajah
bergejolak (Simpatis), Vasokonstriksi superfisial (Simpatis), Berkedutan
(Simpatis), Tekanan Darah Menurun (Parasimpatis), Mual (Parasimpatis), Keseringan berkemih
(Parasimpatis), Pingsan (Parasimpatis), Sukar bernafas (Simpatis), Tekanan
darah meningkat (Parasimpatis)
Kognitif
Hambatan
berfikir, Bingung, Preokupasi, Pelupa, Perenungan, Perhatian lemah, Lapang
persepsi menurun, Takut akibat yang tidak khas, Cenderung menyalahkan orang
lain., Sukar berkonsentrasi, Kemampuan berkurang terhadap : (Memecahkan masalah
dan belajar), Kewaspadaan terhadap gejala fisiologis,
Faktor
yang berhubungan
Terpapar
toksin, Konflik tidak disadari tentang pentingnya nilai-nilai/ tujuan hidup,
Hubungan kekeluargaan/ keturunan, Kebutuhan yang tidak terpenuhi, Interpersonal
– transmisi/ penularan, Krisis situasional/ maturasi, Ancaman Kematian, Ancaman
terhadap konsep diri, Stress, Penyalahgunaan zat, Ancaman terhadap atau
perubahan dalam :
Status peran, Status kesehatan, Pola Interaksi, Fungsi Peran,
Lingkungan, Status Ekonomi
(NANDA
2005-2006: 9-11)
D. POHON MASALAH DAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Terlampir)
Masalah Keperawatan
Harga diri Rendah
Gangguan citra tubuh
Ansietas
Koping Individu inefektif
Kurangnya pengetahuan
E. Tindakan Keperawatan
bagi Generalist (2SP).
Bina hubungan saling percaya
Kaji kebutuhan rasa aman klien
Sediakan waktu untuk ekspress feeling
Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stress
Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi dan reduksi stress
Mempraktikkan teknik relaksasi dan reduksi stress dalam kehidupan
sehari-hari
Terapi
Spesialis Keperawatan untuk individu klien
Terapi Relaksasi Progresif
Therapi Thought Stoping
Therapy Perilaku
Therapy Kognitif
Therapy Cognitif Behaviour
Terapi
Spesialis Keperawatan untuk Keluarga
- Therapy Family Psikoedukasi
Therapi
Spesialis Keperawatan untuk Kelompok
1.
Therapi Suportif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar