Jumat, 23 September 2011

KONSEP DALAM ASKEP



TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN
TEORI DAN KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN

  1. VIRGINIA HENDERSON, 1978
      Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar. Dari definisi tersebut adalah asumsi tentang individu yaitu :
      o Individu perlu untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
      o Individu memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan kemandirian    atau meninggal dengan damai.
      o Individu membutuhkan kekuatan yang diperlukan , keinginan atau pengetahuan untuk mencapai atau mempertahankan kesehatan.
      Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit dengan suatu cara penambah atau pelengkap (supplementary atau emplementary). Perawat sebagai partner penolong pasien dan kalau perlu sebagai pengganti bagi pasien.Focus perawat adalah menolong pasien dan keluarga untuk memperoleh kebebasan dalam hal memenuhi 14 kebutuhan dasar yaitu :
       Bernapas normal
       Makan dan minum adekuat
        Eliminasi sampah tubuh
       Bergerak dan mempertahankan posisi yang diinginkan
       Tidur dan istirahat``                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               `
       Memilih baju yang cocok
      Mempertahankan temperature tubuh dalam rentang normal dengan mengatur   pakaian dan memodifikasi lingkungan.
     Menjaga tubuh membantu px dalam pemenuhan kebutuhan
Atau lebih kengkapnya adalah  membantu px dalam pemenuhan kebutuhan :
     1. Oksigen
2. Cairan dan elektrolit
3. Eliminasi
4. Keamanan
5. Kebersihan dan kenyamanan  fisik
6. Istirahat dan tidur
7. Gerak dan jasmani
8. Spiritual
9. Emosional
10.Komunikasi
11.Mencegah dan mengatasi  resiko fisiologis
12.pengobatan dan Membantu proses  penyembuhan
13.penyuluhan
14.Rehabilitasi
1. O2
  1. Nutrisi
  2. Eliminasi
  3. Aktivitas
4. Istirahat dan tidur
5. berpakaian
6. Mempertahankan temp
7. HS
8. Rasa aman dan nyaman
9. Komunikasi dgn orla
10. bekerja
11. Spiritual
12. Bermain dan rekreasi
13. Belajar

  1. DOROTHEA OREM 1978 (Self care )
Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka. Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan tindakan untuk membawa manusia pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya.
Menurut OREM, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang memperlajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan TEORI SELF CARE (Perawatan Diri ). Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat :
o  Syarat universal : fisiologi dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial, pencegahan bahaya.
o   Syarat pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
o   Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara, struktur norma dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri.
o   Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi ( system pengganti keseluruhan ).
o   Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan ( system pengganti sebagian )
o Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat ( system dukungan/pendidikan ).
MODEL OREM (1985) : Self-care / kemandirian klien dalam merawat dirinya sendiri :
1.       Pemenuhan kebutuhan oksigen
2.      Pemenuhan kebutuhan cairan
3.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi
4.      Pemenuhan kebutuhan eliminasi
5.      Keseimbangan aktivitas dan istirahat
6.      Sosial
7.      Pencegahan
8.      Promosi


3.   IMOGENE KING 1971
      Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi keperawatan.Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dan klien berbagi informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan. Kerangka ini dikenal dengan system kerangka terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah :
      o  Asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang
   o  Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok dan masyarakat.
 o Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan dalam kerangka konsep ini.
Tiga system yang saling berinteraksi :
 Keperibadian ( personal system ) setiap individu mempunyai system kepribadian tertentu.
 System interpersonal terbentuk karena hasil interaksi manusia, dapat berbentuk interaksi, komunikasi, perjanjian, stress dan peran.
 System sosial meliputi keluarga, kelompok, keagamaan, system pendidikan, system pekerjaan dan kelompok sebaya.Menurut King, tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat dicapai jika perawat dan pasien saling bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama yang hendak dicapai.

      4.  BETTY NEWMAN, 1989
  Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra personal.Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam melindungi klien untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan yang paling baik.Perawatan menolong pasien untuk menempatkan primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan untuk mencegah stress yang disebabkan factor lingkungan dan meningkatkan system pertahanan pasien. Menurut Newman, asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stressor. Peran ini disebut pencegahan penyakit yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.
   Primer = meliputi tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya  stressor, mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stressor.
   Sekunder = tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala  penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor.
    Tersier = meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.

5.   CALISTA ROY 1976
      Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat.Sebagai ilmu pengetahuan keperawatan Metode yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge dalam memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat kesehatan.Roy menggambarkan metode adaptasi dalam keperawatan :
      o Individu adalah makhluk biospikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.
      o   Setiap orang selalu menggunakan koping baik yang bersifat positif maupun yang negatif untuk dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu :
                 Penyebab utama terjadi perubahan
                 Factor kondisi dan situasi yang berbeda
                Keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi.
         o   Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri/kemandirian, serta kebutuhan akan kemampuan melalui peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri.
      o   Posisi individu pada rentang sehat sakit terus berubah, berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi.
      o   Roy berpendapat ada 2 metode koping yaitu : Regulator = memproses input secar sistematis melalui jalur saraf, kimia dan endokrin Cagnator = memproses input melalui cara kognitif seperti persepsi, proses informasi, belajar, keputusan dan emosi.
      o   Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh yang meiliki mekanisme koping untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Individu selalu berinteraksi secara konstan atau selalu beradaptif terhadap perubahan lingkungan.
o   Lingkungan adalah semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
     o    Sehat adalah suatu keadaan proses dalam menjaga integritas diri
     o  Peran perawat adalah membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.Menurut Roy, tindakan keperawatan ditujukan untuk meningkatkan adaptasi individu terhadap sehat dan penyakit. Keempat model adaptasi itu adalah :
Ø  Model fisiologi : cairan dan elektrolit, sirkulasi dan oksigenasi, nutrisi dan eliminasi, proteksi, neurology dan endokrin.
Ø  Model konsep diri : gambaran diri, ideal diri, moral diri.
Ø  Model fungsi peran : kebutuhan akan integritas
Ø  Model interdependen (kemandirian ) : hubungan seseorang dengan yang lain dan sumber system yang memberikan bantuan, kasih sayang dan perhatian.


MODEL ROY`s (1984) : Model adaptasi :
1.   Kebutuhan fisiologik
Aktivitas dan istirahat
Nutrisi
Eliminasi
Cairan dan elektrolit
Oksigen      
      Proteksi
Pengaturan suhu
Pengaturan sistem endokrin
2.   Konsep diri
3.   Fungsi peran
4.    Interdependent
                                                                                                                                                                                                     
6.  MARTHA ROGERS, 1970
     Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori rogers tentang manusia adalah :
     o Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
     o Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik . tidak ada dua hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan yang sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan yang lain.
     o Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya.
     o Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya dalam hal sifat dan emosi.Rogers menggambarkan individu dan lingkungan sebagai medan energi, terbuka, berpola dan

7.  ABDELLAH FAYE
     Keperawatan adalah seni ilmu dalam memberikan pelayanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Untuk membentuk sikap dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan setiap individu perawat untuk mencapai tujuan membantu manusia yang sakit maupun sehat, menanggulangi atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatannya, baik dasar maupun


8.   PEPLAU
      Keperawatan adalah suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Hubungan interpersonal yang merupakan factor utama model keperawatan
      Menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu :
      o   Manusia = individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.
o   Masyarakat/lingkungan = budaya dan adapt istiadat merupakan factor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
       o Kesehatan = didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan kea rah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
o   Keperawatan = dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien dan mencapai resolusi masalah.Suatu model dapat diuraikan secara rinci kebutuhan utama/primer ;o Tujuan asuhan keperawatan Kepribadian yang berkembang melalui hubungan interpersonal mendidik dalam pemenuhan kebutuhan klien.
      o  Klien System dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
o  Peran nurse. Nurse berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai orang asing, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
o Sumber kesulitanAnsietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik dan biologic individu.
 o  Focus intervensi. Ansietas yang disebabkan oleh hubungan interpersonal yang mempengaruhi perkembangan kepribadian . 4 komponen sentral yaitu proses interpersonal, perawat, pasien dan ansietas.
 o   Cara intervensiProses interpersonal terdiri dari 4 fase yaitu :
      Fase orientasiLebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif falam pemberian askep pada klien.
       Fase identifikasi. Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan askep yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
ü  Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat
ü  Individu mandiri terpisah dari perawat
ü  Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
ü  Fase eksplorasiMemungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal.
                          Fase resolusiSecara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kea rah realisasi potensi.
                              Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial.Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :
                                 Orang asing ( stranger ) berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru.
                                 Nara sumber ( resources person ) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan.
                                Pendidik ( teacher ) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain
                        Kepemimpinan ( leadership ) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan
                                Perngasuh pengganti ( surrogate ) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal.
                              Konselor ( consellor ) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.

                    9.    FLORENCE NIGHTINGALE 1895
            Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktivitas yaitu lingkungan yang sehat dan udara yang bersih.

                          10. LEVINE
                          Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-nilai , dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian disiplin dalam menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan manusia sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia. Asumsinya bahwa definisi teori tersebut adalah sebagai berikut :
                           o  Kondisi Klien memasuki system pelayanan kesehatan dalam bagian penyakit atau perubahan kesehatan.
                           o  Responsibilitas tanggung jawabPerawat bertanggung jawab dalam mengenal respon (perubahan tingkah laku atau tingkat fungsi tubuh ) sebagai adaptasi klien atau usaha untuk beradaptasi terhadap lingkungan.
            4 respon antara
            Rasa takut
            Stress
            Inflamasi
            Sensorio
                                 Fungsi. Fungsi perawat memasukkan intervensi untuk meningkatkan adaptasi terhadap penyakit dan evaluasi intervensi sebagai support (dorongan) atau terapeutik koping. Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan dan mencegah penyakit lebih lanjut. Intervensi terapeutik meningkatkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan. 4 prinsip perlindungan yang mendorong tujuan perawatan untuk mempertahankan atau memulihkan seseorang ke status kesehatan :
Ø  Perlindungan terhadap energi
Keseimbangan intake dan output energi  untuk mencegah kelelahan
Ø   Perlindungan terhadap integritas struktura
 Mempertahankan atau pemulihan struktur tubuh (penyembuhan)
Ø   Perlindungan terhadap integritas personalMempertahankan ata
Ø  Perlindungan terhadap integritas sosial
                                 Memperkenalkan klien sebagai suatu makhluk sosial khususnya dengan orang lain.
      Teori Levine berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai implikasi utama dalam pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat bersifat mendorong atau terapeutik.

                             11. JEAN ORLANDO 1961
                             Keperawatan berlandaskan teori hubungan interpersonal yang menitikberatkan pada sifat unik individu atau klien dalam ekspresi verbal yang mengisyaratkan adanya kebutuhan dan cara-cara memenuhi kebutuhan.Teori Jean Orlando mengandung konsep kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan , mengubah situasi perawat setelah perawat memperkirakan kebutuhan klien , perawat mengetahui penyebab yang mempengaruhi derajat kesehatan , lalu bertindak secara spontan atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.

 12. JEAN WATSON 1979
  Keperawatan adalah filsafat dalam usaha merawat untuk memberi definisi hasil tindakan keperawatan dengan memperhatikan aspek humanistic dalam kehidupan.Tindakan keperawatan diarahkan pada pemeliharaan hubungan timbal balik dalam kesehatan. Sakit dan perilaku. Perawat berkonsentrasi pada peningkatan kesehatan mempertahankan suatu kesehatan dalam pencegahan penyakit. Model Jean Watson ini bentuk proses perawatannya menolong klien untuk mencapai atau memelihara kesehatan atau mati dengan tenang. Tindakan berhubungan dengan proses perawatan manusia, penguasaan ilmu pengetahuan adalah utama dalam memberikan tindakan perawatan megenai perilaku manusia dan respon manusia untuk menentukan masalah yang nyata atau potensial kebutuhan klien
   NILAI DAN KEYAKINAN
    NILAI
       o   Perawatan mempunyai faktor yang unik
             o  Perawatan adalah pelayanan yang diberikan secara langsung terhadap orang sakit atau sehat, kelompok, keluarga dan masyarakato Perawatan menggunakan proses untuk melakukan rencana perawatan
       o  Perawatan meliputi hubungan interpersonal yang berkelanjutan, hubungan   perawat dan klien merupakan hubungan yang sangat penting.
   KEYAKINAN
       o Persyaratan dasar pikiran atau anggapan terhadap konsep mengenai keperawatan
      o    Setiap keyakinan model keperawatan merupakan inti dari keperawatan
      o  Keyakinan ditransfer dari teori scientik atau praktek dan salah satu hasil dari penelitian.
      o   Keyakinan sebagian besar adalah satu model dengan model         yang lainnya. Contoh : keyakinan mengenai manusia atau klien sangat berbeda. Henderson melihat klien mempunyai kebutuhan dasar sedangkan Roy menjadikan 4 model penyesuaian.
    TUJUAN
                        o Meningkatkan kemampuan klien untuk berperan aktif dalam mencapai kesehatan yang optimalo Membantu klien dalam perawatan untuk menuju kesehatan yang optimal atau meninggal dengan tenang.o Menolong klien untuk mendapatkan primary, secondary dan tertiary prevention
Diposkan oleh Ns. Abdul Haris Awie, S.Kep di 18:23 http://lensaprofesi.blogspot.com/2008/07/teori-dan-model-konseptual-dalam.html
TEORI DAN KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN
by Lim Arwin

MODEL KONSEP & TIPOLOGI POLA KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON
Oleh : Tri Winugroho
Latar Belakang.
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berfikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide- ide global mengenai individu, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori – teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fonomena dari suatu disiplin ( Fawcett, 1992).
Karena keperawatan terus berkembang, perawat membuat hipotesis tentang praktek keperawatan, prinsip yang mendasari praktek keperawatan, tujuan dan fungsi yang sesuai dengan keperawatan di masyarakat. Model konsep dan teori keperawatan digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktek penuntun penelitian dan kurikulum serta mengidentifikasi bidang dan tujuan dari praktek keperawatan.

PENGERTIAN
KONSEP adalah keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fonomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan.
TEORI adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep / definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fonomena-fonomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fonomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai pedoman dalam penelitian.
Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori – teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan, serta menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan tingkah laku yang terjadi secara berangkai. (Gordon,1994,p.70). “Pola Fungsional Kesehatan (cara Hidup) klien, apakah pribadi, keluarga atau masyarakat, berkembang dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola adalah penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat dimengerti tanpa mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologi,perkembangan,budaya,sosial dan spiritual” (Gordon.1994. p318). Pola Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan perubahan waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk Persepsi kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-metabolisme, eliminasi, aktivitas –latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diri-persepsi diri,Hubungan-peran, seksual-reproduksi,Pola pertahanan diri-toleransi,keyakinan dan nila. (Gordon,194, p.70).
Contoh aplikasi teori dalam keperawatan
1.   Perubahan sensori/ perceptual (penglihatan) yang berhubungan dengan:
Kaji ketajaman visual klien, kaji orientasi dan memori klien akhir-akhir  ini,obesrvasiperilaku klien, kaji ulang catatan medis dari kunjungan klinik.
2.   Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
Timbang berat badan klien, tanyakan klien tentang perubahan berat badan yang direncanakan atau tidak direncanakan, tanyakan klien tentang makanan yang disukai maupun tidak disukai,inspeksi mukosa mulut klien, palpasi abdomen.

MODEL KONSEP & TIPOLOGI POLA KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON :
1    Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan
Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan,
2    Pola Nurtisi –Metabolik
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit
Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan kulit,Makanan kesukaan.
3    Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit
Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
4   Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain
Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dan kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru,
5    Pola Kognitif Perseptual
      Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dan nama (orang,atau benda yang lain).
      Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran, persepsi sensori (nyeri),penciuman dll.
6    Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih
7    Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistic
      Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa taj berdaya,gugup/relaks
8.   Pola Peran dan Hubungan
      Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien
      Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain,masalah keuangan dll
9.   Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan seksualitas
Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
      Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system pendukung
      Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress
11 Pola Keyakinan Dan Nilai
      Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
      Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit.



Daftar Pustaka :

1. Aziz Alim Hidayat (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
2. Potter P. A, Perry Anne. P (1997).Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik , Edisi 4, Volume 1,EGC, Jakarta.
3. Kusnanto, S.Kp, M. Kes (2004). Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta.
4. Mediana Dwiyanti, S.Kp, MSC (1998). Aplikasi Model Konseptual Keperawatan, Akademi Keperawatan Depkes Semarang.
5. Lim Awim, Rabu, 17 Oktober 2007. Teori dan Model Konseptual dalam Keperawatan,

Diagnosa Keperawatan menurut NANDA
 di Publikasikan Januari 1995.

AKTIVITAS / ISTI RAHAT
·   Intoleransi Aktivitas
·   Resiko untuk gangguan aktivitas
·   Resiko terjadi sindroma disuse ( atropi )
·   Penurunan aktivitas dari normal
·   Kelelahan ( fatigue )
·   Gangguan pola tidur.

CIRKULASI
·     Penurunan  curah jantung.
·     Gangguan perfusi jaringan
à     Otak.
à     Kardio-pulmoner.
à     ginjal.
à     Gastrointestinal.
à     Periferal.

INTEGRITAS EGO
·     Kegagalan penyesuaian diri.
·     Kecemasan
·     Gangguan konsep diri.
à     Gangguan citra diri / gambaran diri.
à     Gangguan identitas pribadi.
à     Gangguan penampilan peran.
à     Harga diri rendah / ideal diri.
·     Pertahanan diri yang tidak efektif.
·     Konflik dalam mengambil keputusan.
·     Pengingkaran yang tidak efektif.
·     Kekawatiran.
·     Berduka.
à     Berduka yang diantisipasi.
à     Berduka disfungsional.
·     Ketidak berdayaan.
·     Respon post trauma.
·     Keletihan.
·     Distress spiritual.

ELIMINASI
·     Bab yang tidak tertahan.
·     Konstipasi.
·     Diare.
·     Perubahan pola eliminasi urinari.
à     Enuresis Maturasional.
à     Inkontinen fungsional.
à     Inkontinen refleks.
à     Inkontinen stress.
à     Inkontinen total.
à     Inkontinen dorongan.
à     Retensi urinarius.

MAKANAN DAN CAIRAN
·     Menyusui yang tidak efektif.
·     ASI  keluar terputus.
·     Kekurangan volume cairan.
à     Resiko.
à     Kehilangan cairan aktif.
à     Kegagalan regulasi.
·     Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh.
·     Gangguan nutrisi,  kelebihan dari kebutuhan tubuh.
·     Resiko gangguan pemenuhan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh.
·     Gangguan membran mukosa mulut.
·     Pembengkakan pada mulut.

HIGIENE
·     Kurang perawatan diri.
à     Makan.
à     Mandi / higiene.
à     Berpakaian / berhias.
à     Kebersihan perineum (Toileting).

SENSORI NEURAL
·     Gangguan kesadaran.
·     Perubahan sensori persepsi.
à     Penglihatan.
à     Pendengaran.
à     Penciuman.
à     Rasa.
à     Kecap
·     Resiko disfungsi neurovaskuler perifer.
·     Gangguan / perubahan proses pikir.
·     Kelalaian unilateral.

NYERI / KENYAMANAN
·     Nyeri  ( akut / kronis )

RESPIRASI (Pernapasan)
·     Tidak efektif bersihan jalan napas.
·     Resiko terjadi aspirasi.
·     Ketidak efektipan pola pernapasan.
·     Kegagalan pertukaran gas.
·     Ketidak mampuan untuk meneruskan ventilasi spontan.
·     Disfungsi respon penyapihan ventilator.
·     Resiko disfungsi respon penyapihan ventilator.

KEAMANAN ( SAFETY )
·     Resiko terhadap perubahan suhu tubuh.
à     Hipotermia.
à     Hipertermia.
à     Termoregulasi yang tidak efektif.
·     Gangguan pemeliharaan kesehatan.
·     Resiko terjadi infeksi.
·     Gangguan mengelola pemeliharaan rumah.
·     Resiko terjadi cedera.
à     Aspirasi.
à     Keracunan.
à     Kesulitan bernapas.
à     Trauma.
à     Integritas kulit.
à     Integritas jaringan
·     Resiko terhadap kesepian.

SEKSUALITAS
·     Gangguan fungsi seksual.
·     Gangguan pola seksual.

INTERAKSI SOSIAL
·     Resiko terhadap ketegangan peran pemberi asuhan.
·     Kegagalan komunikasi verbal.
·     Mekanisme pertahanan individu yang tidak efektif.
·     Mekanisme pertahanan keluarga terhadap tumbuh kembang :
à     keluarga.
à     anggota keluarga.
à     Ketidak mampuan.
·     Konflik pengambilan keputusan.
·     Konflik peran orang tua.
·     Gangguan penampilan peran.
·     Gangguan interaksi sosial.
·     Isolasi sosial.

PENDIDIKAN / BELAJAR
·     Gangguan tumbuh - kembang.
·     Tidak menyadari perilaku sehat.
·     Kurang pengetahuan (ketidak tahuan).
·     Penatalaksanaan aturan terapeutik tidak efektif :
à     Individu.
à     Keluarga.
à     Komunitas.

The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) didirikan sebagai badan formal untuk meningkatkan, mengkaji kembali dengan mengesahkan daftar terbaru dari diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat praktisi. Ketika daftar diagnosis keperawatan diperluas, NANDA mengembangkan sebuah sistem klasifikasi atau taksonomi untuk mengatur label diagnostik.

Berdasarkan hasil konferensi NANDA ke 9 tahun 1990 cit Doenges 2000, istilah diagnosa keperawatan digunakan sebagai verba dan nomina. Istilah Nomina dalam kaitan dengan karya NANDA, yaitu sebuah label yang disetujui oleh NANDA yang mengidentifikasi masalah atau kebutuhan pasien yang spesifik, merupakan masalah yang menggambarkan masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat dapat berupa masalah fisik, sosiologis dan psikologis.
Untuk memfasilitasi penggunaan bahasa keperawatan dan rekam medik pasien terkomputerisasi yang seragam, masing-masing diagnosis keperawatan terdiri dari hasil yang disarankan yang berdasarkan pada riset yang dilakukan oleh IOWA Outcomes Project (Nursing Outcomes Classification 1997). Hasil yang disarankan ini sensitif terhadap kebutuhan perawat yaitu dapat mempengaruhi asuhan keperawatan yang diberikan untuk suatu diagnosis keperawatan yang diakui oleh NANDA. (Wilkinson, 2006)

Intoleransi Aktifitas
Definisi : Kekurangan energi fisiologi atau psikologi untuk bertahan atau memenuhi kebutuhan sehari hari yang diinginkan.
Batasan Karakteristik :
• Respon tidak normal dari tekanan darah terhadap aktifitas
• Respon tidak normal dati heart rate terhadap aktifitas
• EKG menunjukan perubahan aritmia
• EKG menunjukan perubahan ischemia
• Ketidaknyamanan saat aktifitas
• Dyspnea saat beraktifitas
• Melaporkan adanya fatigue
• Melaporkan adanya weakness
Penentuan Batasan :
Cara menegakan masalah keperawatan Intoleransi Aktifitas, belum ada kesepakatan bersama dari batasan karakteristik yang terdapat dalam point point di atas. Saudara boleh bersama-sama dengan perawat yang lain (team) di institusi saudara untuk membuat kesepakatan bersama, sehingga menjadi standar di institusi saudara. Tapi ingat, itu hanya sebagai standar lokal.
Contoh: saya membuat batasan diagnosa ini hanya dengan 1 batasan karakteristik dari 6 yang pertama dari 8 item yang ada. Sehingga manakala setelah dilakukan pengkajian terhadap pasien ditemukan 1 atau lebih dari 6 item karakteristik yang pertama maka boleh pasien dikatakan Intoleransi Aktifitas. 6 item dari 8 item yang ada itulah yang saya sebut sebagai data mayor.
Dan begitu selanjutnya untuk masalah-masalah yang lain, saya akan meletakan data mayor dengan huruf miring dan data minor dengan huruf tegak. Dan pada penentuan batasan karakteristik saya akan menulis jumlah huruf mayor dan minor.
Faktor yang berhubungan :
• Bedrest
• Kelelahan menyeluruh
• Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan pemakaian
• Imobilitas
• Gaya hidup menetap
Contoh aplikasi :
Intolerani aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan pemakaian ditandai dengan dispnea saat beraktifitas, ketidaknyamanan saat beraktifitas dan melaporkan adanya fatigue.
Ini tentu sangat berbeda dengan kebanyakan teman-teman mahasiswa, yang hampir selalu menegakan diagnosa etiologinya berhubungan dengan penyakitnya. Tapi bila kita memiliki standar baku seperti NANDA, etiologi untuk masing-masing masalah keperawatan berbeda-beda. Pada intoleransi aktifitas ini, etiologi / faktor yang berhubungan hanya ada lima yaitu bedrest, kelelahan menyeluruh, ketidakseimbangan suplai oksigen, immobilitas dan gaya hidup menetap.
Saran :
Jangan menggunakan diagnosa ini, kecuali ada kemungkinan untuk meningkatkan daya tahan pasien. Menggunakan intoleransi aktifitas jika pasien mengeluh keletihan atau kelemahan akibat aktifitas. Intoleransi aktifitas sering menyebabkan masalah lain seperti deficit perawatan diri. Kita dapat menggunakan diagnosa ini.
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi : ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang bersih.
Batasan Karakteristik :
• Tidak ada batuk
• Adanya bunyi nafas tambahan
• Perubahan respirasi rate
• Perubahan ritme pernafasan
• Sianosis
• Kesulitan berbicara
• Penurunan bunyi nafas
• Dispnea
• Sputum berlebihan
• Batuk tidak efektif
• Orthopnea
• Gelisah
• Wide-eyed
Penentuan Batasan :
Mayor 2 item, minor 2 item.
Factor yang berhubungan :
• Lingkungan : Perokok pasif, menghirup asap rokok, merokok
• Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, penumpukan mucus, eksudat di alveoli, benda asing di saluran nafas, adanya jalan nafas buatan, sekresi berlebih, sekresi dalam bronkus
• Fisiologi : alergi jalan nafas, astma, PPOM, hyperplasia dinding bronchus, infeksi, disfungsi neuromuscular.
Contoh Aplikasi :
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas ditandai dengan dispnea, sputum berlebihan, batuk tidak efektif dan gelisah.
Saran :
Pada pasien anastesia, ketika reflek batuk dan muntah tidak ada, jangan gunakan diagnosa ini, tapi gunakan Risiko Aspirasi.

Cemas
Definisi : Perasaan tidak nyaman yang disertai respon autonomis (sumbernya seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui individu); perasaan khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Batasan karakteristik :
Perilaku
Produktifitas terbatas
Mengeluh karena adanya perubahan dalam kehidupan
Gerakan berlebihan
Gelisah
Memandang sepintas
Insomnia
Kontak mata buruk
Restlessness
Scanning
Vigilance
Afektif
Menderita
Anguish
Distressed
Takut
Perasaan tidak adekuat
Iritabel
Jittery
Overexcited
Peningkatan nyeri
Peningkatan ketidakberdayaan
Rattled
Regretful
Scared
Tidak pasti
Khawatir
Fisiologi
Muka tegang
Tangan tremor
Peningkatan respirasi
Peningkatan tensi
Shakiness
Trembling
Suara gemetar
Simpatis
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diarhe
Mulut kering
Muka memerah
Peningkatan Tekanan Darah
Peningkatan nadi
Peningkatan reflekdilatasi pupil
Kesulitan bernafas
Kelelahan
Parasimpatis
Kognitif
Penentuan batasan :
Mayor 1 minor 3
Factor yang berhubungan:
Perubahan dalam: status ekonomi, lingkungan, status kesehatan, hubungan, fungsi peran, status peran.
Terpapar toksin
Hubungan famili
Keturunan
Kontak interpersonal
Transmisi interpersonal
Krisi maturasi
Krisis situasi
Stress
Barang berbahaya
Konflik tak disadari mengenai tujuan hidup esensial
Konflik tak disadari mengenai nilai nilai
Tidak terpenuhinya kebutuhan
Saran
Cemas musti dibedakan dengan takut. Pada cemas, perawat akan menolong pasien dengan mengidentifikasi penyebab cemas, atau ketika kecemasan tidak dapat diidentifikasi penyebabnya, maka perawat akan membantu pasien untuk mengekspresikan kecemasannya.
Sedangkan takut, perawat akan memindahkan penyebab takut atau mengatasi ketakutan yang spesifik.

Risiko ketidakseimbangan temperature tubuh
Definisi : risiko terjadinya gangguan keseimbangan temperature tubuh dalam rentang normal.
Faktor risiko :
Berhubungan dengan metabolisme
Dehidrasi
Terpapar lingkungan dingin
Terpapar lingkungan panas
Usia yang ekstrim
Berat badan yang ekstrim
Inaktifitas
Sakit yang mengganggu regulasi temperature
Pakaian yang tidak sesuai dengan temperature lingkungan
Medikasi penyebab vasokonstriksi
Sedasi
Trauma yang menyeabkan gangguan regulasi temperature
Aktifitas yang berlebih
Pola nafas tidak efektif
Definisi : inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memenuhi kebutuhan ventilasi yang adekuat.
Batasan karakteristik :
Perubahan kedalaman pernafasan
Perubahan gerakan dada
Mengambil posisi tiga titik
Bradypnea
Penurunan tekanan ekspirasi
Penurunan tekanan inspirasi
Penurunan ventilasi semenit
Penurunan kapasitas vital
Dyspnea
Peningkatan diameter anterior-posterior dinding dada
Nasal flaring
Orthopnea
Fase ekspirasi memanjang
Pernafasan pursed lip
Tachipnea
Rasio waktu
Menggunakan otot Bantu pernafasan
Penentuan batasan :
Mayor 2 minor 0
Factor yang berhubungan :
Cemas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Deformitas dinding dada
Kerusakan kognitif
Fatigue
Hiperventilasi
Sindrom hiperventilasi
Kerusakan musculoskeletal
Imaturitas neuromuscular
Disfungsi neuromuscular
Obesitas
Nyeri
Kerusakan persepsi
Otot pernafasan fatigue
Injuri spinal cord
Saran :
Jangan gunakan diagnosa ini jika kondisi tidak dapat diperbaiki dengan tindakan perawatan mandiri. Pertimbangkan juga bahwa keadaan pola nafas tidak efektif mungkin merupakan gejala dari kondisi lain.
Nyeri Akut
Definisi : Pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan; awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
Batasan karakteristik :
Perubahan tonus otot
Perubahan tekanan darah
Perubahan nadi
Perubahan respirasi
Diaphoresis
Perilaku distraksi
Perilaku berlebihan
Muka topeng
Focus menyempit
Melaporkan adanya nyeri
Adanya bukti nyeri
Posisi menghindari nyeri
Perilaku melindungi
Dilatasi pupil
Focus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Penentuan batasan :
Mayor 1 Minor 3
Faktor yang berhubungan :
Agen penyebab cedera (biologis, kimia, fisik, psikologis)
Nyeri Kronis
Definisi : Pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan; awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih dari enam bulan.
Batasan karakteristik :
Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktifitas sebelumnya
Anoreksia
Atropi kelompok otot yang berhubungan dengan nyeri
Perubahan pola tidur
Melaporkan tanda-tanda nyeri
Depresi
Muka topeng
Fatigue
Takut untuk injuri berulang
Perilaku melindungi
Iritabel
Perilaku menjaga nyeri
Penurunan interaksi dengan orang lain
Keletihan
Focus pada diri sendiri
Respon simpatis
Melaporkan adanya nyeri lebih dari 6 bulan
Penentuan batasan :
Mayor 1 Minor 3
Faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan fisik kronik
Ketidakmampuan psikososial kronik
Saran :
Bedakan antara Nyeri Akut dengan Nyeri Kronik. Satu-satunya yang membedakan dari dua diagnosa itu adalah waktu terjadinya nyeri. Nyeri akut onsetnya kurang dari 6 bulan, sedang nyeri kronik onsetnya lebih dari 6 bulan.
Dalam NANDA hanya ada dua diagnosa untuk menunjukan rasa sakit yaitu Nyeri Akut dan Nyeri Kronik. Dengan demikian otomatis tidak ada diagnosa Gangguan rasa nyaman atau Gangguan rasa nyaman nyeri.

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : Keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik :
Abdominal cramping
Abdominal pain
Aversion to eating
BB kurang dari 20% atau lebih di bawah ideal
Kapiler rapuh
Diarrhea
Rambut rontok
Bising usus hiperaktif
Kekurangan makanan
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Kehilangan berat badan dengan intake yang adekuat
Miskonsepsi
Misinformasi
Luka membrane mukosa
Merasakan tidak mampu menelan makanan
Kehilangan tonus otot
Melaporkan perubahan sensasi rasa
Melaporkan intake makanan kurang dari RDA
Merasa segera kenyang setelah memasukan makanan
Luka rongga mulut
Steatorhea
Kelemahan otot menelan atau mengunyah
Penentuan batasan :
Mayor 1 minor 0
Faktor yang berhubungan :
·         Ketidakmampuan memasukan makanan
·         Ketidakmampuan mencerna makanan
Saran :
Diagnosa tentang nutrisi hanya ada tiga yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh dan Risiko ketidakseimbangan nutrisi lebh dari kebutuhan tubuh. Dengan demikian tidak ada diagnosa Risiko kekurangan nutrisi.
Redaksi masalah inipun agak berbeda yaitu dengan kata Ketidakseimbangan. Sehingga diagnosa Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan  mulailah untuk ditinggalkan.

Defisit perawatan diri : hygiene
Definisi : Gangguan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktifitas hygiene.
Batasan karakteristik :
Tidak mampu ke kamar mandi
Tidak mampu mengeringkan badan
Tidak mampu mengambil sabun
Tidak mampu mengambil sumber air
Tidak mampu mengatur air
Tidak mampu membersihkan badan
Faktor yang Berhubungan :
Penurunan motivasi
Kelemahan dan kelelahan
Keparahan cemas
Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
Gangguan kognitif perceptual
Nyeri
Gangguan saraf
Saran :
Pada masalah self care deficit, NANDA mengelompokan pada hal-hal yang lebih spesifik. Sehingga untuk diagnosa ini lebih banyak : self care deficit : hygiene/bathing; dressing/groominng; readiness for enhanced; feeding dll.
Sehingga gunakan masalah yang lebih spesifik untuk menunjukan hal yang spesifik pada pasien.

Hypertermi
Definisi : Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normal.
Batasan karakteristik:
Peningkatan temperature tubuh di atas rentang normal
Kejang
Kulit flushed
Peningkatan respirasi rate
Tachycardia
Hangat ketika disentuh
Penentuan batasan :
Mayor 1 minor 2
Faktor yang Berhubungan :
·         Penyakit
·         Trauma
·         Peningkatan metabolisme
·         Aktivitas yangberlebihan
·         Pengaruh medikasi / anastesi
·         Penurunan kemampuan berkeringat
·         Terpapar di lingkungan panas
·         Dehidrasi
·         Pakaian yang tidak tepat
Saran :
Penggunaan label diagnosa ini harus dibedakan dengan ketidakseimbangan temperature tubuh.

MODEL KEPERAWATAN DALAM PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA
GORDON (1982) : Pola Kesehatan Fungsional
1.   Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
Pola sehat – sejahtera yang dirasakan
Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat
Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif
Ketaatan pada ketentuan media dan keperawatan
2.   Pola nutrisi – metabolik
Pola makan biasa dan masukan cairan
Tipe makanan dan cairan
Peningkatan / penurunan berat badan
Nafsu makan, pilihan makanan
3.   Pola eliminasi
Defekasi, berkemih
Penggunaan alat bantu
Penggunaan obat-obatan
4.   Pola aktivitas – latihan
Pola aktivitas, latihan dan rekreasi
Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll)
5.   Pola tidur dan istirahat
Pola tidur – istirahat dalam 24 jam
Kualitas dan kuantitas tidur
6.   Pola kognitif – perseptual – keadekuatan alat sensori
Penglihatan, perasa, pembau
Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan
7.   Pola persepsi-konsep diri
Sikap klien mengenai dirinya
Persepsi klien tentang kemampuannya
Pola emosional
Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri
8.    Pola peran dan tanggung jawab
Persepsi klien tantang pola hubungan
Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab
9.   Pola seksual – reproduksi
Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya
Tahap dan pola reproduksi
10. Pola koping dan toleransi stress
Kemampuan mengendalian stress
Sumber pendukung
11. Pola nilai dan keyakinan
Nilai, tujuan dan keyakinan
Spiritual
Konflik

DOENGOES (1993) :
1.       Aktivitas / istirahat
2.      Sirkulasi
3.      Integritas ego
4.      Eliminasi
5.      Makanan dan cairan
6.      Hygiene
7.      Neurosensori
8.      Nyeri / ketidaknyamanan
9.      Pernafasan
10.   Keamanan
11.    Seksualitas
12.   Interaksi sosial
13.   Penyuluhan / pembelajaran

FITZ PATRICK (1991) : Pola respon manusia :
1. Memilih : memilih di antara alternatif-alternatif
2.  Berkomunikasi : verbal – non verbal
3.  Bertukaran : memberikan, melepaskan, dan kehilangan sesuatu
4. Merasakan : pengalaman, kesadaran, sensasi, pemahaman atau pengertian secara sadar/ emosional
5.  Mengetahui : mengenal – memahami
6.  Bergerak : mengubah posisi, desakan untuk bertindak / melakukan sesuatu
       7. Mempersepsikan : memahami dengan pikiran, sadar tentang indera / rangsangan  eksternal
8. Berhubungan : menjalin hubungan, membangun hubungan, berada dalam beberapa asosiasi dengan benda, orang atau tempat
Menilai : perhatian, mengenal, peduli, berharga, berguna












Konsep model “Self Care Theory”
PENDAHULUAN
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variabel-variabel utama yang mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1.  Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan aktifitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan klien.
2.  Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang  melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model “self care” yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps of Practice Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari tiga hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care deficit dan teori nursing system.










II. LANDASAN KONSEP MODEL / TEORI KEPERAWATAN “SELF CARE” (OREM)
A. Pengertian
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah :
“Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
B. Keyakinan dan nilai-nilai
1.  Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a. Klien : Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau coping dan efeknya.
b. Sehat : Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural fungsi dan perkembangan.
c.  Lingkungan : Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk di dalamnya tetapi tidak spesifik.
d.  Keperawatan : Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan seft care yang mencakup integrias struktural, fungsi dan perkembangan.
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Tiga kategori self care
Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care requisite), yaitu :
a. Universal self care requisite : Keperluan self care universal ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusian dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal self care requisite yang dimaksudkan adalah :
- Pemeliharaan kecukupan intake udara
- Pemeliharaan kecukupan intake cairan
- Pemeliharaan kecukupan intake makanan
- Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
- Pemeliharaan keseimbangan antara solitut dan interaksi sosial
- Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia.
- Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses-proses eleminasi dan exrement.
- Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan kedalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal, yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
c.  Health Deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
Orem’s mendiskripsikan dua kategori dibawah ini sebagai keperluan self care (self care requisites), dan ini timbul dari pengaruh peristiwa-peristiwa pada keperluan universal self care antara lain : Sewaktu ada keinginan untuk mengasuh dirinya sendiri dan seseorang itu mampu untuk menemukan keinginannya, maka self care itu dimungkinkan. Tetapi bila keinginan itu lebih besar dari kapasitas individual atau kemampuan untuk menemukannya, terjadilah ketidak seimbangan dan ini dikatakan sebagai self care deficit.
C. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat memenuhinya,     ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan depenent (dependent care) jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
            4. Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung dapat  memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan kepewatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga /komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara therapeutik.
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada Model Orem’s yang diterapkan pada praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
a. Aspek Interpersonal : Hubungan didalam keluarga
b. Aspek Sosial : Hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya.
c. Aspek Prosedural : Melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi.
e. Aspek Tehnis : Mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
D. Pengetahuan dan Ketrampilan untuk Praktek
Perawat menolong klien untuk menemukan kebutuhan self care dengan menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui lima metode bantuan.
1. Kategoi Bantuan :
a. Wholly Compensatory : Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan tidak berespon terhadap rangsangan.
b. Partially Compensatory : Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
c. Supportive Education : Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
2. Metode Bantuan
. Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode bantuan yang meliputi :
a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
b. Mengajarkan klien
c. mengarahkan klien
d. Mensupport klien
e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang
Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek keperawatan di diskripsikan sebagai berikut :
a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat – klien dengan individu, keluarga atau kelompok sampai klien dapat diizinkan pulang dari perawatan.
b. Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui perawatan.
c. Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya untuk kontak dengan perawat dan asisten.
d. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan kehidupan sehari-hari klien, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau diterima, atau pelayanan sosial dan penyuluhan yang dibutuhkan atau yang diterima.





                                                              





III. PENUTUP
Dengan mempelajari model konsep / teori keperawatan sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan betapa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep / teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan.

Model konsep / teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan.

Untuk dapat menerapkan model konsep / teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang terapeutik.

Ny. M. (48 tahun ), TB : 160 cm, BB : 70 Kg. Menikah selama 25 tahun dan janda sejak 6 bulan yang lalu. Ia seorang perokok, sehari menghabiskan 1 ½ bungkus, Ny. M dan suaminya menikmati aktifitas sosial seperti main bridge dan koleksi barang-barang antik. Sejak suaminya meningal ia tidak lagi melakukan aktifitas karena kurangnya keinginan / minat. Akhir-akhir ini dia tidak melakukan latihan secara teratur dan makan makanan fast food selama jam kerjanya dan bekerja 12 jam / hari serta makan hingga larut malam sebelum waktu istirahat.Ibu Ny. M meninggal karena stroke dan bapaknya meninggal karena serangan jantung saat usianya 50 tahun.

Hasil pemeriksaan tahunnya yang dilakukan dua minggu lalu :
Tanda – tanda vital : TD : 138/86 mm Hg, N : 92 x / mnt, P : 30 x/ mnt, Suhu : 98.40 F. Laboratorium : cholesterol dalam darah 280 mg/dl.
Dokter menganjurkan : untuk menurunkan berat badan sekitar 20 kg, tetapi mengingat bahwa dia memiliki pengetahuan yang tidak adekuat tentang dasar-dasar nutrisi dan tidak mempunyai motivasi untuk menurunkan berat badan, dia diramalkan kemungkinan menderita serangan jantung.


Pengkajian (Assessment) : Perawat mengumpulkan data meliputi 6 area, yaitu:
1. Status kesehatan perseorangan.
2. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
3. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya.
4. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup dan status kesehatan.
5. Memenuhi syarat personal untuk self care.
6. Kapasitas individu untuk melakukan self care.

Pengumpulan data meliputi pengetahuan individual, ketrampilan, motivasi dan orientasi. Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini :
1. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan datang.
2. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care.
3. Jika ada, apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care.
4. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi.
5. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care dimasa yang akan datang.

A. Analisa Kasus
1. Personal faktor
    Umur 48 tahun, perempuan, suku bangsa Italia, Janda, agama katolik, TB.160 Cm, BB: 70 Kg , pekerjaan staf pengajar di Universitas.
2. Kategori kebutuhan universal self care :
  - Menampakkan tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan., konsumsi jumlah kalori yang dibutuhkan, kolesterol 280 Mg / dl, makan sampai larut malam, banyak mengkonsumsi lemak.
   - Ny. M. memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta latihan, berkeja 12 jam / hari.
   - Merokok 1 ½ bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji, penurunan interaksi sosial.
  - Riwayat keluarga : Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah meninggal karena serangan jantung pada usia 50 tahun.
  - Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor – faktor risiko dan gangguan fungsi kardiovaskuler.
3. Kategori Developmental Self Care :
    - Tidak punya suami (widowed)
    - Kurangnya aktivitas sosial
4. Kategori Health Deviation :
Risiko terjadi penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan kegemukan, perokok, peningkatan kolesterol, kurangnya latihan dan riwayat keluarga.
5. Masalah medis dan perencanaan :
   Diagnosa obesitas dengan risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskuler dan rendahnya motivasi untuk menurunkan berat badan. Anjuran Dokter : Memonitor kolesterol dan tanda-tanda vital, menurunkan intake kolesterol dan meningkatkan latihan.
6. Self care deficit :
Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat meningkatkan risiko untuk serangan jantung atau stoke.
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan :
Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler berhubungan dengan kurang pengetahuan klien yang dimanifestasikan dengan gaya hidup dan risiko serangan jantung atau stroke.
2. Rencana keperawatan :
    - Tujuan : Menurunkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler.
    - Design Nursing System : Support – Education (Pendidikan Kesehatan
   - Metode Bantuan : Memberikan pedoman, support, mengajarkan dan ketentuan pengembangan lingkungan.
3. Implementasi
Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan kolesterol.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk memelihara diet makanan harian tiap 3 hari.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari kolesterol dan pengaruhnya terhadap fungsi kasdiovaskuler.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk mengetahui kandungan kolesterol dalam fast foods.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari jenis makanan rendah kolesterol dan bagaimana menurunkan kadar kolesterol.
- Menganalisa bersama makanan sehari-hari dan bagaimana mengkonsumsikannya.
- Menentukan bersama menu makanan.
4. Evaluasi
- Apakah Ny. M mengeti tentang gaya hidupnya dan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke?
 - Apakah Ny. M. telah memilih jenis makanan rendah kolesterol.
- Apakah kadar kolesterol Ny. M. sudah turun (normal).
- Apakah Ny. M. mengalami penurunan self care dificit.
- Apakah support educative system efektif dalam meningkatkan self care pada Ny. M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar