TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL DALAM
KEPERAWATAN
TEORI DAN KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN
- VIRGINIA HENDERSON, 1978
Keperawatan
adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien yang sakit atau
sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan,
kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien
dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.Definisi ini merupakan awal
terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar. Dari definisi tersebut adalah asumsi
tentang individu yaitu :
o
Individu perlu untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
o
Individu memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan kemandirian atau meninggal dengan damai.
o
Individu membutuhkan kekuatan yang diperlukan , keinginan atau pengetahuan
untuk mencapai atau mempertahankan kesehatan.
Henderson berpendapat
peranan perawat membantu individu sehat sakit dengan suatu cara penambah atau
pelengkap (supplementary atau emplementary). Perawat sebagai partner penolong
pasien dan kalau perlu sebagai pengganti bagi pasien.Focus perawat adalah
menolong pasien dan keluarga untuk memperoleh kebebasan dalam hal memenuhi 14
kebutuhan dasar yaitu :
Bernapas normal
Makan dan minum
adekuat
Eliminasi sampah tubuh
Bergerak dan
mempertahankan posisi yang diinginkan
Tidur dan istirahat`` `
Memilih baju yang
cocok
Mempertahankan
temperature tubuh dalam rentang normal dengan mengatur pakaian dan memodifikasi lingkungan.
Menjaga tubuh membantu px dalam pemenuhan kebutuhan
Atau lebih
kengkapnya adalah membantu px dalam
pemenuhan kebutuhan :
1. Oksigen
2. Cairan dan elektrolit
3. Eliminasi
4. Keamanan
5. Kebersihan dan kenyamanan fisik
6. Istirahat dan tidur
7. Gerak dan jasmani
8. Spiritual
9. Emosional
10.Komunikasi
11.Mencegah dan mengatasi resiko fisiologis
12.pengobatan dan Membantu proses penyembuhan
13.penyuluhan
14.Rehabilitasi
1. O2
- Nutrisi
- Eliminasi
- Aktivitas
4. Istirahat dan tidur
5. berpakaian
6. Mempertahankan temp
7. HS
8. Rasa aman dan nyaman
9. Komunikasi dgn orla
10. bekerja
11. Spiritual
12. Bermain dan rekreasi
13. Belajar
- DOROTHEA OREM 1978 (Self care )
Keperawatan adalah sebuah
pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara
keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan
mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka. Keperawatan merupakan
salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia lain dengan melakukan
atau memberikan pelayanan yang professional dan tindakan untuk membawa manusia
pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk pelayanan yang
berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya.
Menurut OREM, asuhan
keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang memperlajari
kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal
dengan TEORI SELF CARE (Perawatan Diri ). Orang dewasa dapat merawat diri
mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan
untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan self care dalam 3
syarat :
o Syarat
universal : fisiologi dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial, pencegahan bahaya.
o Syarat
pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
o Penyimpangan
kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara, struktur norma
dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self
care.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat
ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena itu ada
tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri.
o Perawat
memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan
karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi ( system pengganti keseluruhan
).
o Perawat dan
pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan ( system pengganti
sebagian )
o Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan
perawat ( system dukungan/pendidikan ).
MODEL OREM (1985) : Self-care / kemandirian klien
dalam merawat dirinya sendiri :
1. Pemenuhan kebutuhan oksigen
2. Pemenuhan kebutuhan cairan
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
5. Keseimbangan aktivitas dan istirahat
6. Sosial
7. Pencegahan
8. Promosi
3. IMOGENE KING 1971
Keperawatan
adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan kelompok untuk
mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan memperhatikan,
memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan perawatan sehingga
individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi
keperawatan.Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau
ruang dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan
dalam proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dan klien
berbagi informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan. Kerangka ini dikenal
dengan system kerangka terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah :
o Asuhan
keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi
kesehatan seseorang
o Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan
bagi individu, kelompok dan masyarakat.
o Manusia
selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan dalam kerangka konsep
ini.
Tiga system yang saling berinteraksi :
Keperibadian ( personal system ) setiap individu
mempunyai system kepribadian tertentu.
System interpersonal terbentuk karena hasil
interaksi manusia, dapat berbentuk interaksi, komunikasi, perjanjian, stress
dan peran.
System sosial meliputi keluarga, kelompok,
keagamaan, system pendidikan, system pekerjaan dan kelompok sebaya.Menurut
King, tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat dicapai jika perawat dan pasien
saling bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan
bersama yang hendak dicapai.
4. BETTY
NEWMAN, 1989
Keperawatan
adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor-faktor yang
mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan
ekstra personal.Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam
melindungi klien untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan yang
paling baik.Perawatan menolong pasien untuk menempatkan primary, secondary dan
tertiary. Metode pencegahan untuk mencegah stress yang disebabkan factor
lingkungan dan meningkatkan system pertahanan pasien. Menurut Newman, asuhan
keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh akibat adanya
stressor. Peran ini disebut pencegahan penyakit yang terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
Primer = meliputi tindakan keperawatan untuk
mengidentifikasi adanya stressor,
mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stressor.
Sekunder = tindakan keperawatan untuk
mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit
atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor.
Tersier = meliputi pengobatan rutin dan
teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu
penyakit.
5. CALISTA ROY 1976
Keperawatan
adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan yang
berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat.Sebagai ilmu
pengetahuan keperawatan Metode yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge dalam memberikan pelayanan yang
esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat kesehatan.Roy
menggambarkan metode adaptasi dalam keperawatan :
o Individu adalah makhluk biospikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.
o Setiap orang selalu menggunakan koping baik
yang bersifat positif maupun yang negatif untuk dapat beradaptasi. Kemampuan
beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu :
Penyebab utama terjadi perubahan
Factor kondisi dan situasi yang berbeda
Keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi.
o
Setiap individu berespon terhadap
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk
hidup mandiri/kemandirian, serta kebutuhan akan kemampuan melalui peran dan
fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri.
o Posisi individu pada rentang sehat sakit
terus berubah, berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk
memelihara kemampuan beradaptasi.
o Roy berpendapat ada 2 metode koping yaitu : Regulator = memproses input secar
sistematis melalui jalur saraf, kimia dan endokrin Cagnator = memproses input melalui cara kognitif seperti persepsi,
proses informasi, belajar, keputusan dan emosi.
o Individu adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh yang meiliki mekanisme koping untuk dapat
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Individu selalu berinteraksi
secara konstan atau selalu beradaptif terhadap perubahan lingkungan.
o Lingkungan
adalah semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan
manusia.
o Sehat adalah suatu keadaan proses dalam
menjaga integritas diri
o Peran perawat adalah membantu pasien
beradaptasi terhadap perubahan yang ada.Menurut Roy, tindakan keperawatan ditujukan untuk
meningkatkan adaptasi individu terhadap sehat dan penyakit. Keempat model
adaptasi itu adalah :
Ø
Model fisiologi : cairan dan elektrolit,
sirkulasi dan oksigenasi, nutrisi dan eliminasi, proteksi, neurology dan
endokrin.
Ø Model konsep diri : gambaran diri, ideal
diri, moral diri.
Ø Model fungsi peran : kebutuhan akan integritas
Ø Model interdependen (kemandirian ) :
hubungan seseorang dengan yang lain dan sumber system yang memberikan bantuan,
kasih sayang dan perhatian.
MODEL ROY`s (1984) : Model adaptasi :
1. Kebutuhan fisiologik
Aktivitas dan istirahat
Nutrisi
Eliminasi
Cairan dan elektrolit
Oksigen
Proteksi
Pengaturan suhu
Pengaturan sistem endokrin
2. Konsep diri
3. Fungsi peran
4. Interdependent
6. MARTHA ROGERS, 1970
Keperawatan
adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan
hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar
teori rogers
tentang manusia adalah :
o Manusia
adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lain.
o
Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik . tidak ada dua hal didalam
kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan yang
sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan yang lain.
o
Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya.
o Manusia
diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya dalam hal
sifat dan emosi.Rogers menggambarkan individu dan lingkungan sebagai medan energi, terbuka,
berpola dan
7. ABDELLAH FAYE
Keperawatan adalah seni ilmu dalam
memberikan pelayanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Untuk membentuk
sikap dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan setiap individu perawat
untuk mencapai tujuan membantu manusia yang sakit maupun sehat, menanggulangi
atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatannya, baik dasar maupun
8. PEPLAU
Keperawatan adalah suatu hasil proses
kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat
(hubungan antar manusia). Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk
meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi,
membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Hubungan
interpersonal yang merupakan factor utama model keperawatan
Menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap
4 konsep utama yaitu :
o Manusia = individu dipandang sebagai suatu
organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik,
mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting
untuk proses interpersonal.
o Masyarakat/lingkungan
= budaya dan adapt istiadat merupakan factor yang perlu dipertimbangkan dalam
menghadapi kehidupan.
o
Kesehatan = didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses
kemanusiaan yang berkesinambungan kea rah kehidupan yang kreatif, konstruktif
dan produktif.
o Keperawatan
= dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal
merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien.
Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang
penting untuk memahami klien dan mencapai resolusi masalah.Suatu model dapat
diuraikan secara rinci kebutuhan utama/primer ;o Tujuan asuhan keperawatan
Kepribadian yang berkembang melalui hubungan interpersonal mendidik dalam
pemenuhan kebutuhan klien.
o Klien System dari yang berkembang terdiri dari
karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu
berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
o Peran nurse.
Nurse berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan. Dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai orang asing,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan
fase proses interpersonal.
o Sumber kesulitanAnsietas berat yang disebabkan oleh
kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang
sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologik dan biologic individu.
o Focus intervensi. Ansietas yang disebabkan
oleh hubungan interpersonal yang mempengaruhi perkembangan kepribadian . 4
komponen sentral yaitu proses interpersonal, perawat, pasien dan ansietas.
o Cara intervensiProses interpersonal terdiri
dari 4 fase yaitu :
Fase
orientasiLebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan
dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif
falam pemberian askep pada klien.
Fase identifikasi. Terjadi ketika perawat
memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan askep yang tanpa
penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu
kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat
berupa :
ü Pasrtisipan
mandiri dalam hubungannya dengan perawat
ü Individu mandiri terpisah dari perawat
ü Individu yang tak berdaya dan sangat
tergantung pada perawat.
ü Fase eksplorasiMemungkinkan suatu situasi
dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya
terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal.
Fase resolusiSecara bertahap pasien
melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kea rah realisasi
potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian
proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan
yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan
sosial.Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :
Orang asing (
stranger ) berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru.
Nara sumber ( resources person ) memberikan
jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan
selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan.
Pendidik ( teacher ) merupakan kombinasi dari
semua peran yang lain
Kepemimpinan ( leadership ) mengembangkan hubungan yang demokratis
sehingga merangsang individu untuk berperan
Perngasuh pengganti (
surrogate ) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga
dapat mengatasi konflik interpersonal.
Konselor ( consellor )
meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang
kreatif, konstruktif dan produktif.
9. FLORENCE NIGHTINGALE 1895
Keperawatan adalah suatu proses
menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktivitas yaitu
lingkungan yang sehat dan udara yang bersih.
10. LEVINE
Keperawatan adalah
bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-nilai , dimana
perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian disiplin dalam
menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin
hubungan manusia sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia. Asumsinya
bahwa definisi teori tersebut adalah sebagai berikut :
o Kondisi Klien memasuki system pelayanan
kesehatan dalam bagian penyakit atau perubahan kesehatan.
o Responsibilitas tanggung jawabPerawat
bertanggung jawab dalam mengenal respon (perubahan tingkah laku atau tingkat
fungsi tubuh ) sebagai adaptasi klien atau usaha untuk beradaptasi terhadap
lingkungan.
4 respon antara
Rasa takut
Stress
Inflamasi
Sensorio
Fungsi. Fungsi
perawat memasukkan intervensi untuk meningkatkan adaptasi terhadap penyakit dan
evaluasi intervensi sebagai support (dorongan) atau terapeutik koping.
Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan dan mencegah penyakit lebih
lanjut. Intervensi terapeutik meningkatkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
4 prinsip perlindungan yang mendorong tujuan perawatan untuk mempertahankan
atau memulihkan seseorang ke status kesehatan :
Ø Perlindungan terhadap energi
Keseimbangan intake dan output
energi untuk mencegah kelelahan
Ø Perlindungan terhadap integritas struktura
Mempertahankan atau pemulihan struktur tubuh
(penyembuhan)
Ø Perlindungan
terhadap integritas personalMempertahankan ata
Ø Perlindungan terhadap integritas sosial
Memperkenalkan
klien sebagai suatu makhluk sosial khususnya dengan orang lain.
Teori Levine berfokus pada satu orang klien,
teori ini mempunyai implikasi utama dalam pengaturan perawatan akut, dimana
intervensi dapat bersifat mendorong atau terapeutik.
11. JEAN ORLANDO 1961
Keperawatan
berlandaskan teori hubungan interpersonal yang menitikberatkan pada sifat unik
individu atau klien dalam ekspresi verbal yang mengisyaratkan adanya kebutuhan
dan cara-cara memenuhi kebutuhan.Teori Jean Orlando mengandung konsep kerangka
kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen yaitu : perilaku
klien, reaksi dan tindakan keperawatan , mengubah situasi perawat setelah
perawat memperkirakan kebutuhan klien , perawat mengetahui penyebab yang
mempengaruhi derajat kesehatan , lalu bertindak secara spontan atau
berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.
12. JEAN WATSON 1979
Keperawatan adalah filsafat dalam usaha
merawat untuk memberi definisi hasil tindakan keperawatan dengan memperhatikan
aspek humanistic dalam kehidupan.Tindakan keperawatan diarahkan pada pemeliharaan
hubungan timbal balik dalam kesehatan. Sakit dan perilaku. Perawat
berkonsentrasi pada peningkatan kesehatan mempertahankan suatu kesehatan dalam
pencegahan penyakit. Model Jean Watson ini bentuk proses perawatannya menolong
klien untuk mencapai atau memelihara kesehatan atau mati dengan tenang.
Tindakan berhubungan dengan proses perawatan manusia, penguasaan ilmu
pengetahuan adalah utama dalam memberikan tindakan perawatan megenai perilaku
manusia dan respon manusia untuk menentukan masalah yang nyata atau potensial
kebutuhan klien
NILAI DAN KEYAKINAN
NILAI
o Perawatan mempunyai faktor yang unik
o Perawatan adalah pelayanan yang diberikan
secara langsung terhadap orang sakit atau sehat, kelompok, keluarga dan
masyarakato Perawatan menggunakan proses untuk melakukan rencana perawatan
o Perawatan meliputi hubungan interpersonal yang
berkelanjutan, hubungan perawat dan
klien merupakan hubungan yang sangat penting.
KEYAKINAN
o
Persyaratan dasar pikiran atau anggapan terhadap konsep mengenai keperawatan
o Setiap keyakinan model keperawatan merupakan
inti dari keperawatan
o Keyakinan ditransfer dari teori scientik atau
praktek dan salah satu hasil dari penelitian.
o Keyakinan sebagian besar adalah satu model
dengan model yang lainnya. Contoh
: keyakinan mengenai manusia atau klien sangat berbeda. Henderson
melihat klien mempunyai kebutuhan dasar sedangkan Roy menjadikan 4 model penyesuaian.
TUJUAN
o Meningkatkan kemampuan klien untuk berperan
aktif dalam mencapai kesehatan yang optimalo Membantu klien dalam perawatan
untuk menuju kesehatan yang optimal atau meninggal dengan tenang.o Menolong
klien untuk mendapatkan primary, secondary dan tertiary prevention
Diposkan oleh Ns. Abdul Haris Awie, S.Kep di 18:23
http://lensaprofesi.blogspot.com/2008/07/teori-dan-model-konseptual-dalam.html
TEORI DAN KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN
by Lim Arwin
MODEL KONSEP & TIPOLOGI POLA KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON
Oleh : Tri Winugroho
Latar Belakang.
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual
dan teori merupakan aktivitas berfikir yang tinggi. Model konseptual mengacu
pada ide- ide global mengenai individu, situasi atau kejadian tertentu yang
berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori – teori yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu
kejadian dan fonomena dari suatu disiplin ( Fawcett, 1992).
Karena keperawatan terus berkembang, perawat
membuat hipotesis tentang praktek keperawatan, prinsip yang mendasari praktek
keperawatan, tujuan dan fungsi yang sesuai dengan keperawatan di masyarakat.
Model konsep dan teori keperawatan digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk
meningkatkan praktek penuntun penelitian dan kurikulum serta mengidentifikasi
bidang dan tujuan dari praktek keperawatan.
PENGERTIAN
KONSEP adalah keyakinan yang kompleks terhadap
suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fonomena berdasarkan pengalaman dan persepsi
seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan.
TEORI adalah hubungan beberapa konsep atau suatu
kerangka konsep / definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap
gejala-gejala atau fonomena-fonomena dengan menentukan hubungan spesifik antara
konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan
dan atau mengendalikan suatu fonomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan
sebagai pedoman dalam penelitian.
Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan
pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori – teori dari disipin ilmu
lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori- teori ini ke
dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka
mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan, serta
menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan
tingkah laku yang terjadi secara berangkai. (Gordon,1994,p.70). “Pola
Fungsional Kesehatan (cara Hidup) klien, apakah pribadi, keluarga atau
masyarakat, berkembang dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola
adalah penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat
dimengerti tanpa mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi
oleh faktor biologi,perkembangan,budaya,sosial dan spiritual” (Gordon.1994.
p318). Pola Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan
perubahan waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk Persepsi
kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-metabolisme, eliminasi, aktivitas
–latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diri-persepsi
diri,Hubungan-peran, seksual-reproduksi,Pola pertahanan
diri-toleransi,keyakinan dan nila. (Gordon,194, p.70).
Contoh aplikasi teori dalam keperawatan
1. Perubahan
sensori/ perceptual (penglihatan) yang berhubungan dengan:
Kaji ketajaman visual klien,
kaji orientasi dan memori klien akhir-akhir ini,obesrvasiperilaku klien, kaji ulang
catatan medis dari kunjungan klinik.
2. Perubahan
nutrisi (kurang dari kebutuhan)
Timbang berat badan klien,
tanyakan klien tentang perubahan berat badan yang direncanakan atau tidak
direncanakan, tanyakan klien tentang makanan yang disukai maupun tidak
disukai,inspeksi mukosa mulut klien, palpasi abdomen.
MODEL KONSEP & TIPOLOGI POLA KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON :
1 Pola
Persepsi-Managemen Kesehatan
Menggambarkan
Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan
Persepsi terhadap arti
kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan,
2 Pola
Nurtisi –Metabolik
Menggambarkan
Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit
Nafsu makan,pola makan,
diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan
kulit,Makanan kesukaan.
3 Pola
Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi
eksresi,kandung kemih dan Kulit
Kebiasaan defekasi,ada
tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan
kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input
cairan, infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
4 Pola
Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola
latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak
dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama
lain
Kemampuan klien dalam menata
diri apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu
orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukan
ADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung,
frekuensi,irama dan kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru,
5 Pola
Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan
kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau
dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung
kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau
baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dan nama
(orang,atau benda yang lain).
Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan
penanganan nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian
alat bantu dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat
kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran, persepsi
sensori (nyeri),penciuman dll.
6 Pola
Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola
Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.
Jumlah jam tidur pada siang
dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat,
mengeluh letih
7 Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang
diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara
lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai
system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan
lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk
bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistic
Adanya kecemasan, ketakutan atau
penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau
passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa taj berdaya,gugup/relaks
8. Pola Peran dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan
peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien
Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya
rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain,masalah keuangan
dll
9. Pola
Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau
masalah yang actual atau dirasakan dengan seksualitas
Dampak sakit terhadap
seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub
sex,pemeriksaan genital
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani
stress dan penggunaan system pendukung
Penggunaan obat untuk menangani
stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata,metode koping
yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress
11 Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan
dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan
keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
Agama, kegiatan keagamaan dan
buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan,
mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit.
Daftar Pustaka :
1. Aziz Alim Hidayat (2004). Pengantar Konsep
Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
2. Potter P. A, Perry Anne. P (1997).Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik , Edisi 4, Volume 1,EGC, Jakarta.
3. Kusnanto, S.Kp, M. Kes (2004). Pengantar Profesi & Praktik
Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta.
4. Mediana Dwiyanti, S.Kp, MSC (1998). Aplikasi
Model Konseptual Keperawatan, Akademi Keperawatan Depkes Semarang.
5. Lim Awim, Rabu, 17 Oktober 2007. Teori dan
Model Konseptual dalam Keperawatan,
Diagnosa
Keperawatan menurut NANDA
di Publikasikan Januari 1995.
AKTIVITAS / ISTI RAHAT
·
Intoleransi Aktivitas
·
Resiko untuk gangguan aktivitas
·
Resiko terjadi
sindroma disuse ( atropi )
·
Penurunan aktivitas dari normal
·
Kelelahan ( fatigue )
·
Gangguan pola tidur.
CIRKULASI
·
Penurunan curah
jantung.
·
Gangguan perfusi jaringan
à
Otak.
à
Kardio-pulmoner.
à
ginjal.
à
Gastrointestinal.
à
Periferal.
INTEGRITAS EGO
·
Kegagalan penyesuaian diri.
·
Kecemasan
·
Gangguan konsep diri.
à
Gangguan citra
diri / gambaran diri.
à
Gangguan identitas pribadi.
à
Gangguan penampilan peran.
à
Harga diri rendah
/ ideal diri.
·
Pertahanan diri yang tidak efektif.
·
Konflik dalam mengambil keputusan.
·
Pengingkaran yang tidak efektif.
·
Kekawatiran.
·
Berduka.
à
Berduka yang diantisipasi.
à
Berduka disfungsional.
·
Ketidak berdayaan.
·
Respon post trauma.
·
Keletihan.
·
Distress spiritual.
ELIMINASI
·
Bab yang tidak tertahan.
·
Konstipasi.
·
Diare.
·
Perubahan pola eliminasi urinari.
à
Enuresis Maturasional.
à
Inkontinen fungsional.
à
Inkontinen refleks.
à
Inkontinen stress.
à
Inkontinen total.
à
Inkontinen dorongan.
à
Retensi urinarius.
MAKANAN DAN CAIRAN
·
Menyusui yang tidak efektif.
·
ASI keluar terputus.
·
Kekurangan volume cairan.
à
Resiko.
à
Kehilangan cairan aktif.
à
Kegagalan regulasi.
·
Gangguan nutrisi,
kurang dari kebutuhan tubuh.
·
Gangguan
nutrisi, kelebihan dari kebutuhan tubuh.
·
Resiko gangguan
pemenuhan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh.
· Gangguan membran
mukosa mulut.
· Pembengkakan pada
mulut.
HIGIENE
· Kurang perawatan
diri.
à Makan.
à Mandi / higiene.
à Berpakaian /
berhias.
à
Kebersihan perineum (Toileting).
SENSORI NEURAL
· Gangguan
kesadaran.
· Perubahan sensori
persepsi.
à Penglihatan.
à Pendengaran.
à Penciuman.
à Rasa.
à Kecap
· Resiko disfungsi
neurovaskuler perifer.
· Gangguan /
perubahan proses pikir.
· Kelalaian
unilateral.
NYERI / KENYAMANAN
· Nyeri ( akut / kronis )
RESPIRASI (Pernapasan)
·
Tidak efektif
bersihan jalan napas.
· Resiko terjadi
aspirasi.
· Ketidak efektipan
pola pernapasan.
· Kegagalan
pertukaran gas.
·
Ketidak mampuan
untuk meneruskan ventilasi spontan.
· Disfungsi respon
penyapihan ventilator.
· Resiko disfungsi
respon penyapihan ventilator.
KEAMANAN ( SAFETY )
·
Resiko terhadap
perubahan suhu tubuh.
à Hipotermia.
à Hipertermia.
à Termoregulasi yang
tidak efektif.
· Gangguan
pemeliharaan kesehatan.
· Resiko terjadi
infeksi.
· Gangguan mengelola
pemeliharaan rumah.
· Resiko terjadi
cedera.
à Aspirasi.
à Keracunan.
à Kesulitan
bernapas.
à Trauma.
à Integritas kulit.
à Integritas
jaringan
· Resiko terhadap
kesepian.
SEKSUALITAS
· Gangguan fungsi
seksual.
· Gangguan pola
seksual.
INTERAKSI SOSIAL
·
Resiko terhadap
ketegangan peran pemberi asuhan.
· Kegagalan
komunikasi verbal.
· Mekanisme
pertahanan individu yang tidak efektif.
·
Mekanisme
pertahanan keluarga terhadap tumbuh kembang :
à keluarga.
à anggota keluarga.
à Ketidak mampuan.
· Konflik
pengambilan keputusan.
· Konflik peran
orang tua.
· Gangguan
penampilan peran.
· Gangguan interaksi
sosial.
· Isolasi sosial.
PENDIDIKAN / BELAJAR
· Gangguan tumbuh -
kembang.
· Tidak menyadari
perilaku sehat.
· Kurang pengetahuan
(ketidak tahuan).
·
Penatalaksanaan
aturan terapeutik tidak efektif :
à Individu.
à Keluarga.
à Komunitas.
The North
American Nursing Diagnosis Association (NANDA) didirikan sebagai badan formal
untuk meningkatkan, mengkaji kembali dengan mengesahkan daftar terbaru dari
diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat praktisi. Ketika daftar
diagnosis keperawatan diperluas, NANDA mengembangkan sebuah sistem klasifikasi
atau taksonomi untuk mengatur label diagnostik.
Berdasarkan
hasil konferensi NANDA ke 9 tahun 1990 cit Doenges 2000, istilah diagnosa
keperawatan digunakan sebagai verba dan nomina. Istilah Nomina dalam kaitan
dengan karya NANDA, yaitu sebuah label yang disetujui oleh NANDA yang
mengidentifikasi masalah atau kebutuhan pasien yang spesifik, merupakan masalah
yang menggambarkan masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat dapat
berupa masalah fisik, sosiologis dan psikologis.
Untuk
memfasilitasi penggunaan bahasa keperawatan dan rekam medik pasien
terkomputerisasi yang seragam, masing-masing diagnosis keperawatan terdiri dari
hasil yang disarankan yang berdasarkan pada riset yang dilakukan oleh IOWA
Outcomes Project (Nursing Outcomes Classification 1997). Hasil yang disarankan
ini sensitif terhadap kebutuhan perawat yaitu dapat mempengaruhi asuhan keperawatan
yang diberikan untuk suatu diagnosis keperawatan yang diakui oleh NANDA.
(Wilkinson, 2006)
Intoleransi Aktifitas
Definisi :
Kekurangan energi fisiologi atau psikologi untuk bertahan atau memenuhi
kebutuhan sehari hari yang diinginkan.
Batasan Karakteristik :
• Respon tidak normal dari tekanan darah terhadap
aktifitas
• Respon tidak normal dati heart rate terhadap
aktifitas
• EKG menunjukan perubahan aritmia
• EKG menunjukan perubahan ischemia
• Ketidaknyamanan saat aktifitas
• Dyspnea saat beraktifitas
• Melaporkan adanya fatigue
• Melaporkan adanya weakness
Penentuan Batasan :
Cara menegakan masalah keperawatan Intoleransi
Aktifitas, belum ada kesepakatan bersama dari batasan karakteristik yang
terdapat dalam point point di atas. Saudara boleh bersama-sama dengan perawat
yang lain (team) di institusi saudara untuk membuat kesepakatan bersama,
sehingga menjadi standar di institusi saudara. Tapi ingat, itu hanya sebagai
standar lokal.
Contoh: saya membuat batasan diagnosa ini hanya
dengan 1 batasan karakteristik dari 6 yang pertama dari 8 item yang ada.
Sehingga manakala setelah dilakukan pengkajian terhadap pasien ditemukan 1 atau
lebih dari 6 item karakteristik yang pertama maka boleh pasien dikatakan
Intoleransi Aktifitas. 6 item dari 8 item yang ada itulah yang saya sebut
sebagai data mayor.
Dan begitu selanjutnya untuk masalah-masalah yang
lain, saya akan meletakan data mayor dengan huruf miring dan data minor dengan
huruf tegak. Dan pada penentuan batasan karakteristik saya akan menulis jumlah
huruf mayor dan minor.
Faktor yang berhubungan :
• Bedrest
• Kelelahan menyeluruh
• Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
pemakaian
• Imobilitas
• Gaya hidup menetap
Contoh aplikasi :
Intolerani aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan pemakaian ditandai dengan dispnea
saat beraktifitas, ketidaknyamanan saat beraktifitas dan melaporkan adanya
fatigue.
Ini tentu sangat berbeda dengan kebanyakan
teman-teman mahasiswa, yang hampir selalu menegakan diagnosa etiologinya berhubungan
dengan penyakitnya. Tapi bila kita memiliki standar baku seperti NANDA,
etiologi untuk masing-masing masalah keperawatan berbeda-beda. Pada intoleransi
aktifitas ini, etiologi / faktor yang berhubungan hanya ada lima yaitu bedrest,
kelelahan menyeluruh, ketidakseimbangan suplai oksigen, immobilitas dan gaya
hidup menetap.
Saran :
Jangan menggunakan diagnosa ini, kecuali ada
kemungkinan untuk meningkatkan daya tahan pasien. Menggunakan intoleransi
aktifitas jika pasien mengeluh keletihan atau kelemahan akibat aktifitas.
Intoleransi aktifitas sering menyebabkan masalah lain seperti deficit perawatan
diri. Kita dapat menggunakan diagnosa ini.
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi : ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang
bersih.
Batasan Karakteristik :
• Tidak ada batuk
• Adanya bunyi nafas tambahan
• Perubahan respirasi rate
• Perubahan ritme pernafasan
• Sianosis
• Kesulitan berbicara
• Penurunan bunyi nafas
• Dispnea
• Sputum berlebihan
• Batuk tidak efektif
• Orthopnea
• Gelisah
• Wide-eyed
Penentuan Batasan :
Mayor 2 item,
minor 2 item.
Factor yang berhubungan :
• Lingkungan :
Perokok pasif, menghirup asap rokok, merokok
• Obstruksi
jalan nafas : spasme jalan nafas, penumpukan mucus, eksudat di alveoli, benda
asing di saluran nafas, adanya jalan nafas buatan, sekresi berlebih, sekresi
dalam bronkus
• Fisiologi :
alergi jalan nafas, astma, PPOM, hyperplasia dinding bronchus, infeksi,
disfungsi neuromuscular.
Contoh Aplikasi
:
Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas ditandai dengan
dispnea, sputum berlebihan, batuk tidak efektif dan gelisah.
Saran :
Pada pasien
anastesia, ketika reflek batuk dan muntah tidak ada, jangan gunakan diagnosa
ini, tapi gunakan Risiko Aspirasi.
Cemas
Definisi :
Perasaan tidak nyaman yang disertai respon autonomis (sumbernya seringkali
tidak spesifik atau tidak diketahui individu); perasaan khawatir yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Batasan karakteristik :
Perilaku
Produktifitas
terbatas
Mengeluh karena
adanya perubahan dalam kehidupan
Gerakan berlebihan
Gelisah
Memandang sepintas
Insomnia
Kontak mata buruk
Restlessness
Scanning
Vigilance
Afektif
Menderita
Anguish
Distressed
Takut
Perasaan tidak adekuat
Iritabel
Jittery
Overexcited
Peningkatan nyeri
Peningkatan ketidakberdayaan
Rattled
Regretful
Scared
Tidak pasti
Khawatir
Fisiologi
Muka tegang
Tangan tremor
Peningkatan respirasi
Peningkatan tensi
Shakiness
Trembling
Suara gemetar
Simpatis
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diarhe
Mulut kering
Muka memerah
Peningkatan Tekanan Darah
Peningkatan nadi
Peningkatan reflekdilatasi pupil
Kesulitan bernafas
Kelelahan
Parasimpatis
Kognitif
Penentuan batasan :
Mayor 1 minor 3
Factor yang berhubungan:
Perubahan dalam: status ekonomi, lingkungan,
status kesehatan, hubungan, fungsi peran, status peran.
Terpapar toksin
Hubungan famili
Keturunan
Kontak interpersonal
Transmisi interpersonal
Krisi maturasi
Krisis situasi
Stress
Barang berbahaya
Konflik tak disadari mengenai tujuan hidup
esensial
Konflik tak disadari mengenai nilai nilai
Tidak terpenuhinya kebutuhan
Saran
Cemas musti dibedakan dengan takut. Pada cemas,
perawat akan menolong pasien dengan mengidentifikasi penyebab cemas, atau
ketika kecemasan tidak dapat diidentifikasi penyebabnya, maka perawat akan
membantu pasien untuk mengekspresikan kecemasannya.
Sedangkan takut, perawat akan memindahkan penyebab
takut atau mengatasi ketakutan yang spesifik.
Risiko ketidakseimbangan temperature tubuh
Definisi : risiko terjadinya gangguan keseimbangan
temperature tubuh dalam rentang normal.
Faktor risiko :
Berhubungan dengan metabolisme
Dehidrasi
Terpapar lingkungan dingin
Terpapar lingkungan panas
Usia yang ekstrim
Berat badan yang ekstrim
Inaktifitas
Sakit yang mengganggu regulasi
temperature
Pakaian yang tidak sesuai dengan
temperature lingkungan
Medikasi penyebab vasokonstriksi
Sedasi
Trauma yang menyeabkan gangguan
regulasi temperature
Aktifitas yang berlebih
Pola nafas tidak efektif
Definisi : inspirasi dan/atau
ekspirasi yang tidak memenuhi kebutuhan ventilasi yang adekuat.
Batasan karakteristik :
Perubahan kedalaman pernafasan
Perubahan gerakan dada
Mengambil posisi tiga titik
Bradypnea
Penurunan tekanan ekspirasi
Penurunan tekanan inspirasi
Penurunan ventilasi semenit
Penurunan kapasitas vital
Dyspnea
Peningkatan diameter anterior-posterior dinding
dada
Nasal flaring
Orthopnea
Fase ekspirasi memanjang
Pernafasan pursed lip
Tachipnea
Rasio waktu
Menggunakan otot Bantu pernafasan
Penentuan batasan :
Mayor 2 minor 0
Factor yang berhubungan :
Cemas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Deformitas dinding dada
Kerusakan kognitif
Fatigue
Hiperventilasi
Sindrom hiperventilasi
Kerusakan musculoskeletal
Imaturitas neuromuscular
Disfungsi neuromuscular
Obesitas
Nyeri
Kerusakan persepsi
Otot pernafasan fatigue
Injuri spinal cord
Saran :
Jangan gunakan diagnosa ini jika kondisi tidak
dapat diperbaiki dengan tindakan perawatan mandiri. Pertimbangkan juga bahwa
keadaan pola nafas tidak efektif mungkin merupakan gejala dari kondisi lain.
Nyeri Akut
Definisi : Pengalaman sensori serta emosi yang
tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan; awitan yang
tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
Batasan karakteristik :
Perubahan tonus otot
Perubahan tekanan darah
Perubahan nadi
Perubahan respirasi
Diaphoresis
Perilaku distraksi
Perilaku berlebihan
Muka topeng
Focus menyempit
Melaporkan adanya nyeri
Adanya bukti nyeri
Posisi menghindari nyeri
Perilaku melindungi
Dilatasi pupil
Focus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Penentuan batasan :
Mayor 1 Minor 3
Faktor yang berhubungan :
Agen penyebab cedera (biologis, kimia, fisik,
psikologis)
Nyeri Kronis
Definisi : Pengalaman sensori serta emosi yang
tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan; awitan yang tiba-tiba
atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih dari enam bulan.
Batasan karakteristik :
Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktifitas
sebelumnya
Anoreksia
Atropi kelompok otot yang berhubungan dengan nyeri
Perubahan pola tidur
Melaporkan tanda-tanda nyeri
Depresi
Muka topeng
Fatigue
Takut untuk injuri berulang
Perilaku melindungi
Iritabel
Perilaku menjaga nyeri
Penurunan interaksi dengan orang
lain
Keletihan
Focus pada diri sendiri
Respon simpatis
Melaporkan adanya nyeri lebih dari
6 bulan
Penentuan batasan :
Mayor 1 Minor 3
Faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan fisik kronik
Ketidakmampuan psikososial kronik
Saran :
Bedakan antara Nyeri Akut dengan Nyeri Kronik.
Satu-satunya yang membedakan dari dua diagnosa itu adalah waktu terjadinya
nyeri. Nyeri akut onsetnya kurang dari 6 bulan, sedang nyeri kronik onsetnya
lebih dari 6 bulan.
Dalam NANDA hanya ada dua diagnosa untuk
menunjukan rasa sakit yaitu Nyeri Akut dan Nyeri Kronik. Dengan demikian
otomatis tidak ada diagnosa Gangguan rasa nyaman atau Gangguan rasa nyaman
nyeri.
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : Keadaan individu yang mengalami
kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik :
Abdominal cramping
Abdominal pain
Aversion to eating
BB kurang dari 20% atau lebih di bawah ideal
Kapiler rapuh
Diarrhea
Rambut rontok
Bising usus hiperaktif
Kekurangan makanan
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Kehilangan berat badan dengan intake yang adekuat
Miskonsepsi
Misinformasi
Luka membrane mukosa
Merasakan tidak mampu menelan makanan
Kehilangan tonus otot
Melaporkan perubahan sensasi rasa
Melaporkan intake makanan kurang dari RDA
Merasa segera kenyang setelah memasukan makanan
Luka rongga mulut
Steatorhea
Kelemahan otot menelan atau mengunyah
Penentuan batasan :
Mayor 1 minor 0
Faktor yang berhubungan :
·
Ketidakmampuan memasukan makanan
·
Ketidakmampuan mencerna makanan
Saran :
Diagnosa tentang nutrisi hanya ada tiga yaitu
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Ketidakseimbangan
nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh dan Risiko ketidakseimbangan nutrisi lebh
dari kebutuhan tubuh. Dengan demikian tidak ada diagnosa Risiko kekurangan
nutrisi.
Redaksi masalah inipun agak berbeda yaitu dengan
kata Ketidakseimbangan. Sehingga diagnosa Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan mulailah untuk
ditinggalkan.
Defisit perawatan diri : hygiene
Definisi : Gangguan kemampuan untuk melakukan atau
memenuhi aktifitas hygiene.
Batasan karakteristik :
Tidak mampu ke kamar mandi
Tidak mampu mengeringkan badan
Tidak mampu mengambil sabun
Tidak mampu mengambil sumber air
Tidak mampu mengatur air
Tidak mampu membersihkan badan
Faktor yang Berhubungan :
Penurunan motivasi
Kelemahan dan kelelahan
Keparahan cemas
Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
Gangguan kognitif perceptual
Nyeri
Gangguan saraf
Saran :
Pada masalah self care deficit, NANDA
mengelompokan pada hal-hal yang lebih spesifik. Sehingga untuk diagnosa ini
lebih banyak : self care deficit : hygiene/bathing; dressing/groominng;
readiness for enhanced; feeding dll.
Sehingga gunakan masalah yang lebih spesifik untuk
menunjukan hal yang spesifik pada pasien.
Hypertermi
Definisi : Keadaan suhu tubuh seseorang yang
meningkat di atas rentang normal.
Batasan karakteristik:
Peningkatan temperature tubuh di atas rentang
normal
Kejang
Kulit flushed
Peningkatan
respirasi rate
Tachycardia
Hangat ketika disentuh
Penentuan batasan :
Mayor 1 minor 2
Faktor yang Berhubungan :
·
Penyakit
·
Trauma
·
Peningkatan metabolisme
·
Aktivitas yangberlebihan
·
Pengaruh medikasi / anastesi
·
Penurunan kemampuan berkeringat
·
Terpapar di lingkungan panas
·
Dehidrasi
· Pakaian yang tidak tepat
Saran :
Penggunaan label
diagnosa ini harus dibedakan dengan ketidakseimbangan temperature tubuh.
MODEL KEPERAWATAN DALAM PENGKAJIAN /
PENGUMPULAN DATA
GORDON (1982) : Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola
penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
Pola sehat – sejahtera yang
dirasakan
Pengetahuan tentang gaya hidup
dan berhubungan dengan sehat
Pengetahuan tentang praktik
kesehatan preventif
Ketaatan pada ketentuan media
dan keperawatan
2. Pola
nutrisi – metabolik
Pola makan biasa dan masukan
cairan
Tipe makanan dan cairan
Peningkatan / penurunan berat
badan
Nafsu makan, pilihan makanan
3. Pola
eliminasi
Defekasi, berkemih
Penggunaan alat bantu
Penggunaan obat-obatan
4. Pola
aktivitas – latihan
Pola aktivitas, latihan dan
rekreasi
Kemampuan untuk mengusahakan
aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll)
5. Pola
tidur dan istirahat
Pola tidur – istirahat dalam
24 jam
Kualitas dan kuantitas tidur
6. Pola kognitif – perseptual – keadekuatan alat
sensori
Penglihatan, perasa, pembau
Kemampuan bahasa, belajar,
ingatan dan pembuatan keputusan
7. Pola
persepsi-konsep diri
Sikap klien mengenai dirinya
Persepsi klien tentang
kemampuannya
Pola emosional
Citra diri, identitas diri,
ideal diri, harga diri dan peran diri
8. Pola
peran dan tanggung jawab
Persepsi klien tantang pola
hubungan
Persepsi klien tentang peran
dan tanggung jawab
9. Pola
seksual – reproduksi
Kepuasan dan ketidakpuasan
yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya
Tahap dan pola reproduksi
10. Pola koping dan toleransi stress
Kemampuan mengendalian stress
Sumber pendukung
11. Pola nilai dan keyakinan
Nilai, tujuan dan keyakinan
Spiritual
Konflik
DOENGOES (1993) :
1.
Aktivitas / istirahat
2.
Sirkulasi
3. Integritas ego
4.
Eliminasi
5.
Makanan dan cairan
6.
Hygiene
7.
Neurosensori
8.
Nyeri / ketidaknyamanan
9.
Pernafasan
10.
Keamanan
11.
Seksualitas
12.
Interaksi sosial
13.
Penyuluhan / pembelajaran
FITZ PATRICK (1991) : Pola respon manusia :
1. Memilih : memilih di antara
alternatif-alternatif
2.
Berkomunikasi : verbal – non verbal
3.
Bertukaran : memberikan, melepaskan, dan kehilangan sesuatu
4.
Merasakan : pengalaman, kesadaran, sensasi, pemahaman atau pengertian secara
sadar/ emosional
5.
Mengetahui : mengenal – memahami
6. Bergerak
: mengubah posisi, desakan untuk bertindak / melakukan sesuatu
7. Mempersepsikan : memahami dengan
pikiran, sadar tentang indera / rangsangan
eksternal
8. Berhubungan : menjalin hubungan, membangun
hubungan, berada dalam beberapa asosiasi dengan benda, orang atau tempat
Menilai :
perhatian, mengenal, peduli, berharga, berguna
Konsep model “Self Care Theory”
PENDAHULUAN
Keperawatan
sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir
logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia.
Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam
praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model
keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang variabel-variabel utama yang mempengaruhi
situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model
keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan
informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan aktifitas
sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan klien.
2. Mempertimbangkan
model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar
konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model “self
care” yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan
ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing
Conceps of Practice Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu
kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units
(keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari
tiga hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care
deficit dan teori nursing system.
II. LANDASAN
KONSEP MODEL / TEORI KEPERAWATAN “SELF CARE” (OREM)
A. Pengertian
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah :
“Suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa
semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai
hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
B. Keyakinan dan nilai-nilai
1. Keyakinan
Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a. Klien :
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan
self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau coping dan
efeknya.
b. Sehat :
Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang berperan
untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural fungsi dan
perkembangan.
c. Lingkungan : Tatanan dimana klien tidak dapat
memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk di dalamnya tetapi
tidak spesifik.
d. Keperawatan : Pelayanan yang dengan sengaja
dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan
kelompok masyarakat dalam mempertahankan seft care yang mencakup integrias
struktural, fungsi dan perkembangan.
Berdasarkan keyakinan empat
konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep modelnya hingga dapat
diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Tiga kategori self care
Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan
self care atau yang disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care requisite),
yaitu :
a. Universal self care requisite : Keperluan self
care universal ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusian
dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
self care requisite yang dimaksudkan adalah :
- Pemeliharaan kecukupan intake udara
- Pemeliharaan kecukupan intake cairan
- Pemeliharaan kecukupan intake makanan
- Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat
- Pemeliharaan keseimbangan antara solitut dan
interaksi sosial
- Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi
kemanusiaan dan kesejahteraan manusia.
- Persediaan asuhan yang berkaitan
dengan proses-proses eleminasi dan exrement.
- Meningkatkan fungsi human
fungtioning dan perkembangan kedalam kelompok sosial sesuai dengan potensi
seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
b.
Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal, yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
c.
Health Deviation self care requisite :
timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang
menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan
dalam perilaku self care.
Orem’s mendiskripsikan dua
kategori dibawah ini sebagai keperluan self care (self care requisites), dan
ini timbul dari pengaruh peristiwa-peristiwa pada keperluan universal self care
antara lain : Sewaktu ada keinginan untuk mengasuh dirinya sendiri dan
seseorang itu mampu untuk menemukan keinginannya, maka self care itu
dimungkinkan. Tetapi bila keinginan itu lebih besar dari kapasitas individual
atau kemampuan untuk menemukannya, terjadilah ketidak seimbangan dan ini dikatakan
sebagai self care deficit.
C. Tujuan
Tujuan keperawatan pada
model Orem’s secara umum adalah :
1.
Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care
deficit.
2. Memungkinkan
klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
3.
Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
depenent (dependent care) jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya
self care deficit apapun dihilangkan.
4. Jika ketiganya diatas tidak ada yang
tercapai, perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan kepewatan pada model Orem’s
yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga /komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini
keluarga untuk keperawatan mandiri secara therapeutik.
2. Menolong klien bergerak kearah
tindakan-tindakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk
merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan
keperawatan pada Model Orem’s yang diterapkan pada praktek keperawatan keluarga
/ komunitas adalah :
a. Aspek Interpersonal : Hubungan didalam keluarga
b. Aspek Sosial : Hubungan keluarga dengan
masyarakat di sekitarnya.
c. Aspek Prosedural : Melatih ketrampilan dasar
keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi.
e. Aspek Tehnis : Mengajarkan kepada keluarga
tentang tehnik dasar yang dilakukan dirumah, misalnya melakukan tindakan
kompres secara benar.
D. Pengetahuan dan Ketrampilan untuk Praktek
Perawat menolong klien untuk menemukan kebutuhan
self care dengan menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui
lima metode bantuan.
1. Kategoi Bantuan :
a. Wholly Compensatory : Bantuan secara
keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau
lingkungannya dan tidak berespon terhadap rangsangan.
b. Partially Compensatory : Bantuan sebagian,
dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau
kecelakaan.
c. Supportive Education : Dukungan pendidikan
dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri.
2. Metode Bantuan
. Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem
dan melalui lima metode bantuan yang meliputi :
a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
b. Mengajarkan klien
c. mengarahkan klien
d. Mensupport klien
e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat
tumbuh dan berkembang
Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama
untuk praktek keperawatan di diskripsikan sebagai berikut :
a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat –
klien dengan individu, keluarga atau kelompok sampai klien dapat diizinkan
pulang dari perawatan.
b. Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat
dibantu melalui perawatan.
c. Merespon keperluan klien, keinginannya dan
kebutuhannya untuk kontak dengan perawat dan asisten.
d. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
keperawatan dan kehidupan sehari-hari klien, pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan atau diterima, atau pelayanan sosial dan penyuluhan yang dibutuhkan
atau yang diterima.
III. PENUTUP
Dengan mempelajari model konsep / teori
keperawatan sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan betapa
perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat
sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan
keperawatan dengan pemilihan model konsep / teori keperawatan yang sesuai
dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan.
Model konsep / teori keperawatan self care
mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan
mereka mempunyai hak untuk memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu.
Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya
sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat
bantuan yang akan diberikan.
Untuk dapat menerapkan model konsep / teori
keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam
terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
terapeutik.
Ny. M. (48 tahun ), TB : 160 cm,
BB : 70 Kg. Menikah selama 25
tahun dan janda sejak 6 bulan yang lalu. Ia seorang perokok, sehari
menghabiskan 1 ½ bungkus, Ny. M dan suaminya menikmati aktifitas sosial seperti
main bridge dan koleksi barang-barang antik. Sejak suaminya meningal ia tidak
lagi melakukan aktifitas karena kurangnya keinginan / minat. Akhir-akhir ini
dia tidak melakukan latihan secara teratur dan makan makanan fast food selama jam
kerjanya dan bekerja 12 jam / hari serta makan hingga larut malam sebelum waktu
istirahat.Ibu Ny. M meninggal karena stroke dan bapaknya meninggal karena
serangan jantung saat usianya 50 tahun.
Hasil pemeriksaan tahunnya yang dilakukan dua
minggu lalu :
Tanda – tanda vital : TD : 138/86 mm Hg, N : 92 x
/ mnt, P : 30 x/ mnt, Suhu : 98.40 F. Laboratorium : cholesterol dalam darah
280 mg/dl.
Dokter menganjurkan : untuk menurunkan berat badan
sekitar 20 kg, tetapi mengingat bahwa dia memiliki pengetahuan yang tidak
adekuat tentang dasar-dasar nutrisi dan tidak mempunyai motivasi untuk
menurunkan berat badan, dia diramalkan kemungkinan menderita serangan jantung.
Pengkajian (Assessment) : Perawat mengumpulkan
data meliputi 6 area, yaitu:
1. Status kesehatan perseorangan.
2. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
3. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya.
4. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat
kehidupan, gaya hidup dan status kesehatan.
5. Memenuhi
syarat personal untuk self care.
6. Kapasitas
individu untuk melakukan self care.
Pengumpulan data
meliputi pengetahuan individual, ketrampilan, motivasi dan orientasi. Dalam
tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini :
1. Terapi apakah
yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan datang.
2. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam
memenuhi self care.
3. Jika ada, apa alasan dan latar belakang
terjadinya kekurangan untuk self care.
4. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan
self care atau melindungi dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk
tujuan terapi.
5. Apakah yang menjadi potensial klien untuk
melakukan self care dimasa yang akan datang.
A. Analisa Kasus
1. Personal faktor
Umur 48 tahun, perempuan, suku bangsa
Italia, Janda, agama katolik, TB.160 Cm, BB: 70 Kg , pekerjaan staf pengajar di
Universitas.
2. Kategori
kebutuhan universal self care :
- Menampakkan
tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan., konsumsi jumlah kalori yang
dibutuhkan, kolesterol 280 Mg / dl, makan sampai larut malam, banyak
mengkonsumsi lemak.
- Ny. M.
memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta latihan, berkeja
12 jam / hari.
- Merokok 1 ½ bungkus perhari, mengkonsumsi
makanan siap saji, penurunan interaksi sosial.
- Riwayat keluarga : Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah meninggal
karena serangan jantung pada usia 50 tahun.
- Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor –
faktor risiko dan gangguan fungsi kardiovaskuler.
3. Kategori Developmental Self
Care :
- Tidak punya suami (widowed)
- Kurangnya aktivitas sosial
4. Kategori Health Deviation :
Risiko terjadi penyakit
kardiovaskuler berhubungan dengan kegemukan, perokok, peningkatan kolesterol,
kurangnya latihan dan riwayat keluarga.
5. Masalah medis dan perencanaan :
Diagnosa obesitas dengan risiko untuk
terjadi penyakit kardiovaskuler dan rendahnya motivasi untuk menurunkan berat
badan. Anjuran Dokter : Memonitor kolesterol dan tanda-tanda vital, menurunkan
intake kolesterol dan meningkatkan latihan.
6. Self
care deficit :
Pengetahuan dasar dan gaya
hidup Ny. M dapat meningkatkan risiko untuk serangan jantung atau stoke.
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan :
Risiko gangguan fungsi
kardiovaskuler berhubungan dengan kurang pengetahuan klien yang
dimanifestasikan dengan gaya hidup dan risiko serangan jantung atau stroke.
2. Rencana keperawatan :
- Tujuan
: Menurunkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler.
- Design
Nursing System : Support – Education (Pendidikan Kesehatan
- Metode Bantuan : Memberikan pedoman,
support, mengajarkan dan ketentuan pengembangan lingkungan.
3. Implementasi
Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan
kolesterol.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk memelihara diet
makanan harian tiap 3 hari.
- Ny. M.
mempunyai kemauan untuk mempelajari kolesterol dan pengaruhnya terhadap fungsi
kasdiovaskuler.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk mengetahui
kandungan kolesterol dalam fast foods.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari jenis
makanan rendah kolesterol dan bagaimana menurunkan kadar kolesterol.
- Menganalisa bersama makanan sehari-hari dan
bagaimana mengkonsumsikannya.
- Menentukan
bersama menu makanan.
4. Evaluasi
- Apakah Ny. M mengeti tentang gaya
hidupnya dan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke?
- Apakah Ny. M. telah memilih jenis makanan rendah kolesterol.
- Apakah kadar kolesterol Ny. M. sudah turun
(normal).
- Apakah Ny. M.
mengalami penurunan self care dificit.
- Apakah support
educative system efektif dalam meningkatkan self care pada Ny. M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar