1. Ginjal
Pada umumnya ginjal ada sepasang (dua
buah) yang terdapat di dalam rongga perut, mempunyai bentuk menyerupai kacang
buncis dengan hilus renalis yakni tempat masuknya pembuluh darah dan keluarnya
ureter, mempunyai permukaan yang rata, kecuali pada sapi ginjalnya berlobus.
Selubung ginjal (Ren) disebut kapsula ginjal, tersusun dari campuran jaringan
konektif yakni serabut kolagen dan beberapa serabut elastis.
Struktur histologis pada berbagai jenis
hewan piara tidak sama, sehingga bentuk ginjal dibedakan menjadi:
- Unilober atau unipiramidal: pada kelinci dan kucing mempunyai struktur
histologis sama yakni tidak dijumpai adanya percabangan pada kalik renalis,
papila renalis turun ke dalam pelvis renalis, dan duktus papilaris bermuara
pada kalik. Pada kuda, domba, kambing, dan anjing terjadi peleburan dari
beberapa lobus, sehingga terbentuk papila renalis tunggal yang tersusun
longitudinal.
- Multilober atau multipiramidal: bentuk ini dijumpai pada babi, sapi, dan
kerbau. Lobus (piramid) dan papila renalis lebih dari satu jelas terlihat.
Fungsi ginjal secara umum adalah:
- Membuang sisa-sisa hasil metabolisme dengan cara menyaring dari darah
berupa air seni (urin)
- Mengatur kadar air, elektrolit tertentu serta bahan-bahan lain dari darah
- Membuang bahan-bahan yang berlebihan atau tidak lagi dibutuhkan tubuh
- Sebagai kelenjar endokrin (sel-sel jukstaglomeruli dan makula densa) yang
mengatur hemodinamika serta tekanan darah dengan menghasilhan zat renin.
Fungsi ginjal erat
hubungannya dengan paru-paru dan kulit dalam mempertahankan volume dan
komposisi darah terhadap zat-zat tertentu. Pada darah zat tersebut mempunyai
nilai ambang yang konstan, dan bila melebihi nilai ambang, maka zat tersebut
dibuang melalui ginjal, paru-paru, maupun kulit.
Sinus renalis berisi :
a. Pelvis renal, dibentuk oleh calyx mayor dna calyx minor. Pelvis ini merupakan
bagian atas ureter yang melebar.
b. Arteri, vena dan nervus.
c. Lemak dengan jumlah sedikit dan tidak dijumpai jaringan konektif.
Ginjal pada dasarnya dapat dibagi dua
zone, yaitu : kortek (luar ) dan Medulla (dalam). Kortek meliputi daerah antara
dasar malfigi pyramid yang juga disebut pyramid medulla hingga ke daerah
kapsula ginjal. Daerah kortex antara pyramid-pyramid tadi membentuk suatu kolum
disebut Kolum Bertini Ginjal. Pada potongan ginjal yang masih segar, daerah
kortek terlihat bercak-bercak merah yang kecil (Petichie) yang sebenarnya
merupakan kumpulan veskuler khusus yang terpotong, kumpulan ini dinamakan renal
corpuscle atau badan malphigi. Kortek ginjal terutama terdiri atas nefron pada
bagian glomerulus, tubulus Konvulatus proximalis, tubulus konvulatus distalis.
Sedangkan pada daerah medulla dijumpai sebagian besar nefron pada bagian loop
of Henle’s dan tubulus kolectivus. Tiap-tiap ginjal mempunyai 1-4 juta filtrasi
yang fungsional dengan panjang antara 30-40 mm yang disebut nefron.
Renal Korpuskula
Renal korpuskula terdiri dari
berkas-berkas kapiler glomeruli dan glomerulus yang dikelilingi oleh kapsula
epithel berdinding ganda yang disebut : Kapsula Bowman.
Dinding sebelah dalam disebut lapisan
visceral sedangkan yang disebelah luar disebut lapisan pariental yang menerima
cairan yang akan difiltrasi melalui dinding kapiler.
Korpuskula renalis mempunyai katup
vascular dimana darah masuk ke arteriole afferent dan keluar melalui arteriole
afferent.
Tubulus Konvulatus Prokimalis
Struktur ini merupakan segmen
berkelok-kelok, yang bagian awal dari tubulus ini panjangnya dapat mencapai 14
mm dengan diameter 57-60 mikron. Tubulus konvulatus prokimalis biasanya
ditemukan pada potongan melintang korteks yang dibatasi oleh epithel selapis
kubis atau silindris rendah dengan banyak dijumpai mikrovili yang panjangnya
bisa mencapai 1,2 mikron dengan jarak satu dengan yang lainnya adalah 0.03
mikron.
Karakteristik dari tubulus ini ditemukan
apa yang disebut Brush Border, dengan lumen yang lebar dan sitoplasma
epithel yang jernih.
Loop of Henle’s
Loop of Henle’s banyak dijumpai di daerah
medulla dengan diameter bisa mencapai 15 mikron. Loop of henles’ mempunyai
bentuk seperti huruf “U” yang mempunyai segmen tebal dan diikuti oleh segmen
tipis. Pada bagian descendens mempunyai lumen yang kecil dengan diameter 12
mikron panjang 1-2 mm, sedangkan bagian ascendens mempunyai lumen yang agak
besar dengan panjang 9 mm dengan diameter 30 mikron.
Epithel dari Loop of Henle’s merupakan
peralihan dari epithel silindris rendah / kubus sampai squomus, biasanya
pergantian ini terdapat di daerah sub cortikal pada medulla, tapi bisa juga
terjadi di daerah atas dari Loop of Henle’s.
Tubulus Konvulatus Distalis
Secara histologis tubulus ini dapat
dibedakan dengan Tubulus Konvulatus proksimalis antara lain :
1. Sel epithelnya besar
2. Mempunyai brush border
3. Lebih asidofil
4. Pada potongan melintang yang sama
mempunyai epithel lebih sedikit.
Tubukus Konvulatus distalis :
1. Sel epithel lebih kecil dan rendah
2. Tidak mempunyai brush border
3. Kurang asidofil
4. Lebih banyak epithel pada potongan
melintang
Sepanjang perjalanan pada kortex, tubulus
ini mengadakan hubungan dengan katup vaskuler badan ginjal dari nefronnya
sendiri yakni dekat dengan anteriole aferent dan efferent. Pada tempat hubungan
ini, tubulus distalis mengadakan modifikasi bersama dengan arteriola afferens.
Segmen yang mengadakan modifikasi bersama dengan arteriola afferens. Segmen
yang mengadakan modifikasi ini pada mikroskop cahaya tampak lebih gelap ini dikarenakan
dekatnya dengan inti disebut : Makula dense.
Fungsi Makula dense belum begitu jelas,
tapi beberapa ahli mengatakan, fungsinya adalah sebagai penghantar data-data
osmolaritas cairan dalam tubulus distal ke glomerulus. Pada makula dense yang
dekat dengan arteriola aferent mengandung sel-sel juksta glomerulus yaitu
sel-sel yang mempunyai bentuk epitheloid dan bukan sel otot polos dan ini
mungkin merupakan modifikasi dari otot polos. Sel ini yang nantinya
menghasilkan enzim renin. Hormon ini mengubah hipertensinogen menjadi
hipertensin (angiotensin). Angiotensin mempengaruhi tunika media dari arteriola
untuk berkontraksi, yang mengakibatkan tekanan darah menjadi naik.
Tubulus Colektivus
Tubulus colektivus merupakan lanjutan dari
nefron bagian tubulus konvulatus distalis dan mengisi sebagian besar daerah
medulla. Tubulus colektivus bagian depan mempunyai lumen yang kecil berdiameter
sekitar 40 mikron dengan panjang 20-22 mm. Lumennya dilapisi epithel kubis
selapis, sedangkan tubulus colectivus bagian belakangnya sudah berubah menjadi
bentuk silindris dengan diameter 200 mikron, panjangnya mencapai 30-38 mm.
Sirkulasi Darah
Tiap-tiap ginjal menerima darah dari
arteria renalis yang masuk melalui hilus dan bercabang-cabang membentuk arteria
interlobularis yang terletak antara pyramid malpighi. Selanjutnya arteri ini
bercabang lagi menjadi arteria arkuata dan bercabang lagi menjadi arteria
interlobularis. Arteria Interlobularis bercabang lagi menjadi arteria afferent
yang masuk ke glomerulus, selain itu ada juga arteria interlobularis
melanjutkan diri menuju kapsula ginjal yang disebut arteria stelata.
Setelah darah mengalami filtrasi, maka
darah keluar melalui arteriola eferent gromeruli. Cabang-cabang arteriole
eferent akan memberikan makanan untuk tubulus-tubulus dan daerah distal untuk
korteks ginjal. Dari cabang-cabang arteriola eferent berstau lagi menjadi
arteriola rekta, dari venula ini bersatu lagi menjadi vena interlobularis dan
selanjutnya menjadi vena interlobularis yang akhirnya keluar ginjal melalui
vena renalis. Pada manusia dengan berat badan ± 70 kg pada kedua buah ginjalnya
dialiri darah sebanyak 1200 cc setiap menit
Histofisiologi Ginjal
Ginjal mempunyai fungsi yang sangat
komplek, yakni sebagai filtrasi, absorpsi aktif dan pasif, resorpsi dan
sekresi. Total darah ke dua ginjal dapat mencapai 1200 cc/menit atau sebesar
1700 liter darah / hari. Semua ini akan difiltrasi oleh glomeruli dimana setiap
menit dihasilkan 125 cc filtrat glomeruli atau 170 liter filtrat glomeruli
setiap 24 jam pada ke 2 ginjal. Dari jumlah ini hanya beberapa bagian lagi di
resorpsi lagi keluar dari tubulus.
Pada tubulus convulatus proksimalis dan
distalis terjadi proses resorpsi dan ekskresi, dimana bahan-bahan seperti
glukosa dan sekitar 50 % natrium klorida dan sejumlah air di resorpsi oleh
sel-sel tubulus melalui absorbsi aktif yang memerlukan energi, sedangkan air
berdifusi secara pasif. Selanjutnya filtrat glomeruli yang tidak mengalami
resorpsi diteruskan ke distal sampai tubulus kolektivus. Pada daerah ini terjadi
pemekatan urin atau pengenceran terakhir tergantung dari keadaan cukup tidaknya
antidiuretik hormon (ADH). Hormon ini berpengaruh terhadap permeabilitas
tubulus kolektivus terhadap air.
Pelvis Renalis
Pada hilus renalis terdapat pelvis renalis
yang menampung urine dari papillae renalis. Pada ginjal yang multipyramid urine
mula-mula ditampung oleh kaliks renalis dan dari sini baru ke pelvis renalis.
Bangun histologinya adalah sebagai berikut
: Mukosa memiliki epithel peralihan dengan sel payung, mulai dari kaliks
renalis, tebal epithel hanya 2 sampai 3 sel. Dengan mikroskop cahaya tidak
tampak adanya membran basal tetapi dengan EM tampak membrana basalis yang
sangat tipis. Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dan pada kuda
terdapat kelenjar yang agak mukus.
Bentuk kelenjar adalah tubuloalveolar.
Tunika muskularis terdiri atas otot polos, jelas pada kuda, babi dan sapi.
Lapis dalam tersusun longitudinal dan lapis luar sirkuler. Pada hewan-hewan
lain otot relatif sedikit, pada kalises renalis otot relatif sedikit, tetapi
pada daerah permulaan ureter membentuk semacam sphincter. Tunika adventitia
terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel lemak, pembuluh darah,
pembuluh limfe serta saraf.
2. Ureter
Ureter adalah saluran tunggal yang menyalurkan
urine dari pelvis renalis menuju vesica urinari (kantong air seni). Mukosa
membentuk lipatan-lipatan memanjang dengan epithel peralihan, lapisan sel lebih
tebal dari pelvis renalis. Tunika propria terdiri dari jaringan ikat dimana
pada kuda terdapat kelenjar tubuloalveolar yang bersifat mukous, dengan lumen
agak luas. Tunika muskularis tampak lebih tebal dari pelvis renalis, terdiri
dari lapis dalam yang longitudinal dan lapis luar sirculer, sebagian lapis luar
ada yang longitudinal khususnya bagian yang paling luar. Dekat permukaan pada
VU hanya lapis longitudinal yang nampak jelas.
Tunika adventisia terdiri dari jaringan
ikat yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf, ganglia sering
terdapat didekatnya.
Selama urien melalui ureter komposisi pokok tidak berubah, hanya ditambah
lendir saja. Dinding ureter berlapis-lapis :
TUNICA MUCOSA : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :
- epithelium transitional : pada calix 2 – 4 lapis, pada
ureter 4-5 lapis, pada vesica urinaria 6-8 lapis.
- Tunica submucosa tidak jelas
- Lamina propria berlembar 2
o Luar jaringan ikat padat tanpa papilla, mengandung serabut
elastis dan sedikit noduli lymphatici kecil-kecil .
o Dalam jaringan ikat longgar
Kedua-dua lapisan ini menyebabkan tunica mucosa ureter dan vesica
urinaria dalam keadaan kosong membentuk lipatan membujur.
TUNICA MUSCULARIS : otot polos, longgar saling dipisahkan oleh jaringan
ikat longgar dan anyaman serabut elastis. Otot membentuk 3 lapisan :
- stratum longitudinale internum
- stratum circulare
- stratum longitudinale externum
TUNICA ADVENTITIA ; jaringan ikat longgar
3. Vesika Urinaria (Vesica Urinaria)
Kantong air seni merupakan kantong
penampung urine dari kedua belah ginjal Urine ditampung kemudian untuk dibuang
secara periodik.
Bangun histologi :
Mukosa memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri dari 5-10 lapis
sel pada yang kendor, apabila teregang (penuh urine) terdiri atas 3-4 lapis
sel. Propria mukosa terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang
terlihat limphonodulus atau kelenjar. Pada sapi tampak otot polos tersusun
longitudinal, mirip muskularis mukosa.
Sub mukosa terdapat dibawahnya, terdiri dari jaringan ikat yang lebih
longgar. Tunika muskularis cukup tebal terdiri dari lapis longitudinal dan
sirkuler (luar), lapis paling luar sering tersusun secara memanjang, lapisan
otot tidak tampak adanya pemisah yang jelas, sehingga sering tampak seolah-olah
saling menjalin. Berkas-berkas otot polos di daerah trigonum vesicae membentuk
bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae intertinum. Lingkaran
otot itu disebut m.sphincter internus.
Lapis luar adalah serosa, berupa jaringat
ikat longgar (jaringan areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf
4. Uretra (Urethra)
Berupa saluran yang menyalurkan urine dari
kantong seni keluar tubuh. Pada hewan jantan akan mengikuti penis, sedangkan
pada hewan betina akan mengikuti vestibulum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar