Teman-teman
sekalian pasti banyak yang sudah tahu apa itu sakit maag. Bagi yang belum tahu
penjelasan singkat sakit maag adalah sakit yang disebabkan oleh peningkatan
produksi asam lambung dan segala akibat yang ditimbulkannya. Di sini saya akan
membahas sakit maag dari segi kefarmasian yakni penggolongan obat-obat maag.
ANTASIDA (ANTACID)
Menurut bahasa, Antasida terdiri
dari dua kata “anti” berarti lawan dan “acid” berarti asam. Sesuai dengan
namanya golongan obat ini berfungsi untuk melawan atau mengurangi tingkat
keasaman lambung akibat produksi asam lambung berlebih, diibaratkan bagaikan
air dingin yang mengurangi kobaran api.
Antasida adalah senyawa-senyawa
basa lemah yang akan bereaksi jika bertemu dengan asam, dalam hal ini adalah
asam lambung. Saat senyawa basa ini bertemu dengan asam maka akan terjadi
reaksi yang berujung kepada berkurangnya sifat kimia dua zat yang saling
bertemu tersebut, maksudnya senyawa basa akan terkena dampak dari reaksi asam
lambung hingga menjadi netral sedangkan asam lambung akan berkurang
kuantitasnya akibat dari reaksi dengan senyawa basa.
Termasuk dalam golongan ini adalah
mylanta, Antasida DOEN, Magasida, Magalat, Promag dan lain-lain. Obat dalam
bentuk tablet harus dikunyah sebelum ditelan agar lebih cepat bereaksi dengan
asam lambung.
PEMBLOKIR RESEPTOR H2 (H2
BLOCKER)
Di dalam tubuh terdapat reseptor
H2 yang bertanggung jawab terhadap pengeluaran getah-getah selaput lendir
seperti selaput lendir mulut, hidung dan saluran cerna termasuk lambung.
Reseptor H2 ini ibarat stop kontak untuk produksi asam lambung. Pemblokiran
sementara terhadap fungsi reseptor H2 ini akan membantu mengurangi produksi
asam lambung sampai 70%.
Tersebut beberapa nama obat yang
termasuk ke dalam golongan ini antara lain adalah Ranitidine, Famotidine,
Nizatidine dan Cimetidine. Obat-obat ini akan memblokir sementara fungsi
reseptor H2 hingga menyebabkan berkurangnya produksi asam lambung namun, sebagai
efek universalnya obat ini juga akan menyebabkan pengurangan produksi getah
selaput lendir lain seperti yang telah disebutkan sehingga akan ditemui efek
samping berupa mulut kering, mata kering, hidung kering tapi tidak termasuk
kantong kering karena obat ini cukup terjangkau harganya.
PERINTANG POMPA PROTON
Golongan ini adalah obat maag yang
paling potensial dalam mengurangi produksi asam lambung. Dalam dosis tertentu,
obat ini mampu untuk mengurangi produksi harian asam lambung sebesar 80% sampai
95%. Sesuai dengan namanya, obat yang termasuk ke dalam golongan ini bekerja
dengan merintangi pompa proton lambung.
Terdapat beberapa obat yang
tersedia untuk penggunaan klinis antara lain adalah Omeprazole, Lansoprazole,
Rabeprazole, Pantoprazole, dan Esomeprazole.
Selain obat-obatan yang tadi telah
dibahas, masih ada beberapa jenis obat maag lain yang belum disebutkan.
Obat-obat tersebut kebanyakan berfungsi sebagai penunjang terapi, bukan sebagai
obat utama. Untuk pembahasan obat-obat yang dimaksud akan di sampaikan pada
tulisan-tulisan berikutnya.
Copy Resep
Kopi resep bukan
kopi darat apalagi kopi tubruk. Kopi yang satu ini tentu berhubungan dengan
ranah kefarmasian. Setiap yang pernah menebus obat di apotek setidaknya pernah
(meski tidak semua) membawa pulang kopi resep atau biasa juga disebut salinan
resep. Namun tahukah anda fungsi kopi resep yang sebenarnya? Apakah hanya
sebagai salinan resep asli semata? Atau anda malah menduga fungsi kopi resep
melebihi fungsi orisinilnya. Untuk itu disini akan saya bahas tentang kopi
resep tentu dengan keterbatasan pengetahuan saya miliki saat ini.
Untuk batasan atau definisi resmi
dari kopi resep belum dapat saya tampilkan sekarang (meskipun pernah saya baca
di berbagai literatur kefarmasian) karena tak satupun literatur ada di tangan
saya saat ini. Tapi untuk teman-teman sekalian saya berjanji akan segera
menyunting tulisan ini.
Untuk sementara dan secara
sederhana kopi resep dapat dijelaskan sebagai suatu salinan yang memuat semua
informasi yang tercantum dalam resep asli.
Fungsi Kopi Resep
Kopi resep idealnya ditulis dan
ditandatangani oleh apoteker. Kopi resep dikeluarkan jika dalam resep asli ada
permintaan ulang dari dokter penulis resep. Disamping itu, kopi resep juga
berfungsi untuk digunakan sebagai pengganti resep asli dalam hal pasien hanya
mengambil separuh dari jumlah obat yang tercantum dalam resep atau apotek tidak
mampu memenuhi semua permintaan obat yang tercantum dalam resep yang nantinya
kopi resep dapat dipergunakan untuk menebus obat di apotek lain.
Kopi Resep Tidak
Diterima/Ditolak
Banyak orang yang menebus obat di apotek
meminta kopi resep sebagai pengganti resep asli yang mereka serahkan. Ada anggapan keliru yang
semakin besar di masyarakat bahwa kopi resep dapat digunakan untuk menebus obat
yang sama berulang-ulang kali jika diinginkan. Padahal anggapan tersebut sangat
keliru, kopi resep tidak dapat digunakan untuk menebus obat berulang-ulang
tanpa permintaan tertulis dari dokter di resep aslinya. Penolakan ini berguna
untuk mencegah penyalahgunaan obat oleh pasien karena setiap penggunaan
obat-obatan keras oleh pasien harus berada di bawah pengawasan dokter yang
bersangkutan, lebih-lebih obat tersebut adalah obat-obatan yang termasuk ke
dalam golongan narkotika dan psikotropika.
Mencegah Interaksi Obat
Seiring dengan berkembangnya dunia
kefarmasian, banyak obat-obat baru bermunculan. Obat-obat tersebut kebanyakan
adalah hasil modifikasi obat-obat lama yang terbukti memiliki efektivitas yang
baik. Modifikasi struktur kimia obat dimaksudkan agar didapat suatu turunan
obat yang memiliki efek samping lebih ringan dan efektivitas lebih baik dari
obat induknya. Namun, hal tersebut menimbulkan permasalahan tersendiri yaitu,
permasalahan interaksi obat dengan obat.
Mengenal Cytotec
Tidak sedikit yang mengenal
cytotec. Kalau ada peringkat obat ilegal yang marak dicari, maka cytotec
mungkin termasuk peringkat 5 besar bahkan lebih tinggi lagi.
Fungsi utama yang tidak
populer
Cytotec yang mengandung
misoprostol 200 mikrogram per butir adalah obat untuk gangguan lambung.
Gangguan lambung yang menjadi target cytotec bukan hanya gangguan lambung biasa
melainkan gangguan lambung yang disebabkan penggunaan obat-obat AINS. Seperti telah
diketahui bahwa obat perintang rasa nyeri golongan AINS dapat menimbulkan
gangguan pada saluran cerna.
Sayangnya, fungsi luhur
misoprostol tidak begitu populer. Banyak yang tidak mengenal nyeri lambung yang
menjadi target misoprostol. Nama Misoprostol sebagai obat sakit lambung akibat
obat golongan AINS menjadi tenggelam. Namun akhirnya, nama Misoprostol
dipopulerkan justru oleh penyalahgunaannya. Entah siapa yang memulai,
Misoprostol kerapkali dipakai untuk menggagalkan kehamilan yang tak diinginkan.
Misoprostol
Cytotec yang merupakan nama dagang
dari senyawa kimia yang bernama Misoprostol adalah analog sintetis
prostaglandin E1. Cytotec membantu penyembuhan luka lambung dan mengurangi
gejala yang ditimbulkan. Lebih jauh, Cytotec juga berfungi melindungi mukosa
lambung-usus dengan cara mengurangi volume sekresi lambung dan merintangi
aktivitas proteolitik cairan lambung serta meningkatkan sekresi bikarbonat dan
mukus.
Cytotec bersifat menguatkan
integritas barrier mukosa lambung-usus dari zat-zat yang merusak dengan
merangsang sekresi bikarbonat usus dan produksi mukus lambung. Dalam hal ini,
Cytotec menjaga kehemodinamikan mukosa.
Aktivitas Farmakologi Yang Lain
Sebagai suatu zat yang memiliki
aktivitas biologis, misoprostol atau cytotec juga memiliki efek lain disamping
efek terapinya pada lambung. Efek ini sering merupakan efek yang tidak
diinginkan dan disebut efek samping (adverse effects).
Salah satu efek samping yang
penting diketahui dari misoprostol adalah aksinya terhadap rahim pada wanita.
Misoprostol menyebabkan kontraksi rahim yang dapat membahayakan kehamilan.
Penyalahgunaan
Sudah bukan rahasia lagi, Cytotec
atau misoprostol sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab untuk menggagalkan kehamilan. Tidak sedikit muda-mudi yang mencoba
membeli Cytotec di apotek-apotek resmi. Bila apotek tidak memuluskan keinginan
mereka maka, pasar obat keras ilegal lah yang mereka tuju. Tak heran jika
Cytotec menjadi primadona obat-obat ilegal yang penjualannya mungkin menyaingi
pil biru, dan obat-obatan sejenisnya.
Penggunaan Obat
Berdasarkan Efek Samping
Penggunaan obat-obatan berdasarkan
efek samping adalah penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak rasional. Sejak
langkah awal obat dirancang, para ilmuwan pembuatnya berpedoman untuk merancang
obat yang akan memiliki efek terapi besar tetapi memiliki efek samping yang
sangat ringan. Jadi penggunaan efek samping obat adalah hal yang irrasional
karena, obat yang dimaksud memang tidak ditujukan untuk memberikan efek dari
efek sampingnya, justru efek samping itulah yang ditekan hingga seminimal
mungkin.
Penggunaan obat berdasarkan efek
samping kemungkinan akan berhasil sia-sia bahkan membahayakan. Biasanya untuk
menimbulkan suatu efek samping dari obat, diperlukan dosis yang lebih tinggi
dari dosis lazim untuk pengobatan. Hal ini dikarenakan, efek samping obat
adalah efek yang paling tidak terasa signifikan hingga digunakan dosis yang
lebih tinggi barulah efek samping akan terasa jelas.
Penggunaan efek samping obat
selalu memerlukan penyesuaian dosis menjadi lebih tinggi. Hal ini lah yang
paling beresiko. Membangkitkan suatu efek samping berarti juga membangkitkan
efek samping yang lain. Dan ingatlah bahwa obat sebenarnya racun dan dosislah
yang membedakannya. Bila seseorang menggunakan obat dengan dosis diatas dosis
maksimum berarti dia sedang “bunuh diri” meskipun ia tak menyadarinya.
ETORICOXIB
Etoricoxib adalah salah satu obat
golongan NSAIDs. Efek
utamanya adalah pengurangan rasa nyeri yang menyertai peradangan. Digunakan
untuk mengatasi berbagai keluhan nyeri, mulai nyeri ringan sampai nyeri sedang.
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja
Etoricoxib bekerja dengan
menghambat enzym Cyclooksigenase-2 secara selektif. Keselektifan ini
ditunjukkan baik pada pemberian etoricoxib di dalam kisaran dosis klinis maupun
di atasnya. Jadi disimpulkan bahwa etoricoxib memiliki keselektifan yang sangat
tinggi terhadap COX-2.
Farmakokinetik
Etoricoxib diabsorpsi dengan
sangat baik oleh saluran cerna melalui pemberian per oral. Absorpsi tidak
dipengaruhi oleh ada atau tidaknya makanan. Bioavailibilitas rata-rata adalah
hingga 100% serta memiliki mula kerja 29 menit setelah waktu pemberian.
Pada percobaan menggunakan hewan,
didapatkan data bahwa etoricoxib dapat menembus sawar darah otak tikus, serta
dapat juga menembus plasenta tikus dan kelinci.
Etoricoxib sebagian besar
dieliminasi oleh ginjal melalui urin. Sekitar 70% hasil metabolit Etoricoxib
ditemukan dalam urin dan sisanya sekitar 30% ditemukan pada feaces. Dari
keseluruhan metabolit yang ditemukan, hanya kurang dari 2% yang masih berupa
etoricoxib utuh.
Indikasi
Etoricoxib diindikasikan untuk
keadaan-keadaan seperti:
- Osteoartritis (OA)
- Nyeri muskuloskeletal kronik
- Nyeri akut yang menyertai operasi gigi.
Dosis
OA (Osteoartritis): 60mg 1xsehari. Pengurangan rasa nyeri akut yang
berhubungan dengan operasi gigi: 120mg 1x sehari. Nyeri muskuloskeletal
kronik: 60mg 1x sehari.
Perhatian
- Hati-hati penggunaan pada orang dengan penyakit ginjal tahap lanjut.
- Gangguan fungsi ginjal yang signifikan, gagal jantung, atau sirosis yang tak terkompensasi.
- Edema, hipertensi, atau gagal jantung
- Perforasi, tukak dan pendarahan saluran pencernaan, pasien > 65 tahun.
- Pasien yang sedang menjalani terapi untuk infeksi
- Riwayat penyakit jantung dan pembuluh atau efek trombotik lainnya.
- Pasien dengan dehidrasi
Sel Makrofag
Selama ini kita mengetahui bahwa
yang berperan dalam menjaga imunitas (daya tahan tubuh) seseorang dan menahan
serangan antigen (benda asing) yang berasal dari luar adalah antibodi yang
dihasilkan oleh sel kebal yang bernama limfosit, padahal ada sel kebal lain
yang peranannya tak kalah penting dengan sel limfosit tersebut. Nama sel ini
ialah sel makrofag yang dihasilkan oleh jaringan yang terdapat dalam darah
sebagai monosit.
Sel makrofag didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh dalam sistem fagositik mononuklear (dalam sistem retikulo-endotelial), ini merupakan istilah bagi sel-sel yang sangat fagositik yang tersebar luas di seluruh tubuh terutama pada daerah yang kaya akan pembuluh darah. Makrofag ditemui hampir pada seluruh organ tubuh, terutama pada jaringan ikat longgar.
Sel makrofag didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh dalam sistem fagositik mononuklear (dalam sistem retikulo-endotelial), ini merupakan istilah bagi sel-sel yang sangat fagositik yang tersebar luas di seluruh tubuh terutama pada daerah yang kaya akan pembuluh darah. Makrofag ditemui hampir pada seluruh organ tubuh, terutama pada jaringan ikat longgar.
Makrofag berasal dari sel-sel pada
sumsum tulang, dari promonosit kemudian membelah menjadi monosit dan beredar
dalam darah. Pada perkembangannya monosit ini berimigrasi ke jaringan ikat,
kemudian menjadi matang dan berubah menjadi makrofag. Bentuk sel-sel makrofag
dalam darah adalah berupa monosit, dalam jaringan ikat longgar berupa makrofag
(histiosit), dalam hati berupa sel Kupffer, dan pada SSP (Susunan Saraf Pusat)
sebagai mikroglia.
Makrofag adalah sel besar dengan
kemampuan fagositosis, yang berarti “sel makan” dapat disamakan dengan pinositosis
yang berarti “sel minum”. Fagositosis yaitu kemampuan untuk mengabsorbsi dan
menghancurkan mikroorganisme (bakteri atau benda asing). Cara makrofag untuk
menghancurkan (memakan) bakteri atau benda asing tersebut ialah dengan
membentuk sitoplasma pada saat bakteri atau benda asing melekat pada permukaan
sel makrofag, lalu sitoplasma tersebut melekuk ke dalam membungkus bakteri atau
benda asing, tonjolan sitoplasma yang saling bertemu akan melebur menjadi satu
sehingga bakteri atau benda asing akan tertangkap di dalam vakuola. Lisosom
yang memiliki kemampuan untuk memecah materi yang berasal dari dalam maupun
dari luar akan menyatu dengan vakuola sehingga bakteri atau benda asing
tersebut akan musnah.
Makrofag memiliki fungsi atau
peran utama untuk memakan partikel dan mencernanya bersama-sama dengan lisosom
yaitu berkaitan dengan fungsi pertahanan dan perbaikan, fungsi lainnya adalah
menghasilkan IL (Inter Leukin) yang mengatur tugas sel-B dan sel-T dari
limfosit dan memobilisasi sistem pertahanan tubuh lainnya, makrofag juga
merupakan sel sekretori yang dapat menghasilkan faktor nekrosis tumor (TNF =
Tumor Nekrosis Faktor) yang dapat membunuh sel tumor, juga menghasilkan
beberapa substansi penting termasuk enzim-enzim (lisozim, elastase).
Sel makrofag ini terdapat sebagai
makrofag bebas dan makrofag tetap. Makrofag bebas merupakan sel yang mampu
bergerak bebas, ditemukan pada jaringan interstisial berupa makrofag dan
histiosit. Sedangkan makrofag tetap, tidak mampu bergerak seleluasa makrofag
bebas, ditemukan pada jaringan interstisial limpa, kelenjar limfe, dan dalam
hepar.
Penyebab Kegagalan Terapi Obat
Ada beberapa hal yang menyebabkan
terapi obat mengalami kegagalan. Dosis yang kurang adekuat, kurangnya masa
terapi, kesalahan menetapkan etiologi, faktor pasien, gangguan farmakokinetik,
pemilihan obat yang tidak tepat dan lain-lain adalah faktor-faktor yang dapat menjadi
penyebab timbulnya kegagalan terapi.
Dosis yang kurang adekuat menyebabkan tidak tercapainya kadar minimum obat dalam darah untuk menimbulkan efek. Kadar minimum obat dalam darah adalah syarat yang harus dipenuhi agar obat dapat menimbulkan efek yang diharapkan. Penggunaan obat-obatan dengan dosis yang tidak adekuat tidak akan memberikan manfaat apapun terhadap tubuh. Oleh karena itu diperlukan penetapan dosis yang ideal untuk tiap individu. Penetapan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh adalah cara penetapan dosis yang terbaik, namun bila tidak memungkinkan, penetapan berdasarkan berat badan dan umur sudah cukup memadai, yang mana penetapan berdasarkan berat badan lebih utama daripada berdasarkan umur.
Dosis yang kurang adekuat menyebabkan tidak tercapainya kadar minimum obat dalam darah untuk menimbulkan efek. Kadar minimum obat dalam darah adalah syarat yang harus dipenuhi agar obat dapat menimbulkan efek yang diharapkan. Penggunaan obat-obatan dengan dosis yang tidak adekuat tidak akan memberikan manfaat apapun terhadap tubuh. Oleh karena itu diperlukan penetapan dosis yang ideal untuk tiap individu. Penetapan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh adalah cara penetapan dosis yang terbaik, namun bila tidak memungkinkan, penetapan berdasarkan berat badan dan umur sudah cukup memadai, yang mana penetapan berdasarkan berat badan lebih utama daripada berdasarkan umur.
Kurangnya masa terapi juga menjadi
faktor penentu keberhasilan atau kegagalan pengobatan. Terutama untuk obat-obat
yang membutuhkan kadar yang konstan dalam darah dan jaringan tubuh selama
beberapa waktu sebelum akhirnya memberikan hasil terapi yang positif.
Antibiotika adalah salah satu contoh obat yang membutuhkan masa terapi yang
lengkap untuk menghasilkan paparan konstan terhadap bakteri jahat penyebab
penyakit. Paparan yang konstan akan menekan pertumbuhan sekaligus membunuh
bakteri penyebab penyakit hingga tuntas.
Kesalahan dalam menetapkan etiologi
penyakit akan menelurkan pengobatan yang tidak tepat dan tidak rasional.
Pengobatan tidak tepat hanya akan merugikan pihak pengguna obat dalam hal ini
adalah pihak pasien. Selain itu, pengobatan yang tidak tepat juga tidak akan
memberikan kesembuhan kepada penderita, karena target pengobatannya tidak
tepat.
Kegagalan terapi juga dapat
disebabkan oleh gangguan farmakokinetik obat. Gangguan farmakokinetik dapat
berupa gangguan penyerapan obat pada tempat absorpsinya, gangguan distribusi
obat dalam tubuh, gangguan metabolisme obat dan gangguan pengeluaran obat dari
dalam tubuh. Gangguan farmakokinetik akan memicu timbulnya gangguan
bioavailabilitas, yakni gangguan kadar obat dalam dalam darah yang aktif dan
siap memberikan efek pengobatan. Penurunan bioavailabilitas dapat menyebabkan
berkurangnya efek terapi, sebaliknya bila bioavailabilitas meningkat drastis,
akan memicu munculnya efek toksik (berbahaya) kepada tubuh.
Pemilihan obat juga menjadi salah
satu penentu keberhasilan atau kegagalan pengobatan. Pemilihan obat harus
berdasarkan etiologi penyakit dan faktor-faktor lain yang harus turut
dipertimbangkan.
faktor-faktor tersebut antara lain: umur pasien, fungsi hati dan ginjal, penyakit lain yang diderita pasien selain penyakit yang dijadikan target pengobatan, obat-obatan yang sedang dikonsumsi serta keadaan biologis pasien seperti masa kehamilan atau menyusui
faktor-faktor tersebut antara lain: umur pasien, fungsi hati dan ginjal, penyakit lain yang diderita pasien selain penyakit yang dijadikan target pengobatan, obat-obatan yang sedang dikonsumsi serta keadaan biologis pasien seperti masa kehamilan atau menyusui
Bioekuivalensi
Berbicara tentang bioekuivalensi,
mengingatkan kita tentang obat generik yang diklaim oleh industri farmasi
pembuatnya sebagai obat berkualitas setara obat paten yang beredar secara
komersil di pasaran. Apakah benar demikian? Apakah benar obat generik dengan
harga yang sangat murah dan desain kemasan sederhana itu mempunyai efektivitas dan
kualitas yang sama dengan produk inovatornya. Untuk menjawab segala
pertanyaan-pertanyaan tersebut, pembahasan tentang bioekuivalensi dan
bioavailabilitas akan sangat membantu.
Bioavailabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan jumlah obat dalam persen terhadap dosis yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk aktif/utuh. Sedangkan bioekuivalensi atau kesetaraan biologis dapat diartikan sebagai kesetaraan kadar/jumlah obat bentuk aktif dalam darah dan jaringan antara satu sediaan obat dengan sediaan obat lain yang memiliki zat berkhasiat sama. Dua sediaan obat yang berekuivalensi kimia tetapi tidak berekuivalensi biologik dikatakan bioinekuivalensi. Perbedaan bioavailabilitas sampai dengan 10% umumnya tidak menimbulkan perbedaan yang berarti dalam efek kliniknya artinya memperlihatkan ekuivalensi terapi. Jadi obat yang memiliki ekuivalensi biologis atau bioekuivalensi (BE) dengan obat inovatornya (obat pendahulu, dan dijadikan referensi untuk sediaan-sediaan obat yang diproduksi berikutnya oleh perusahaan farmasi lain) dapat diklaim sebagai obat yang memiliki kualitas setara dengan obat innovator.
Bioavailabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan jumlah obat dalam persen terhadap dosis yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk aktif/utuh. Sedangkan bioekuivalensi atau kesetaraan biologis dapat diartikan sebagai kesetaraan kadar/jumlah obat bentuk aktif dalam darah dan jaringan antara satu sediaan obat dengan sediaan obat lain yang memiliki zat berkhasiat sama. Dua sediaan obat yang berekuivalensi kimia tetapi tidak berekuivalensi biologik dikatakan bioinekuivalensi. Perbedaan bioavailabilitas sampai dengan 10% umumnya tidak menimbulkan perbedaan yang berarti dalam efek kliniknya artinya memperlihatkan ekuivalensi terapi. Jadi obat yang memiliki ekuivalensi biologis atau bioekuivalensi (BE) dengan obat inovatornya (obat pendahulu, dan dijadikan referensi untuk sediaan-sediaan obat yang diproduksi berikutnya oleh perusahaan farmasi lain) dapat diklaim sebagai obat yang memiliki kualitas setara dengan obat innovator.
Kita mengenal produk innovator dan
produk me too. Produk innovator adalah produk obat pioneer yang pertama kali
dirilis oleh perusahaan farmasi yang berhasil menemukan obat tersebut
berdasarkan penelitian. Biasanya perusahaan farmasi penemu obat baru ini
memiliki hak paten selama periode waktu tertentu atas produksi obat tersebut,
jika ada perusahaan farmasi lain ingin turut memproduksi obat itu maka harus
membayar sejenis royalty kepada perusahaan farmasi penemunya dan produknya
dikenal sebagai jenis me too product. Permasalahannya adalah, apakah
kualitas produk me too setara dengan kualitas produk innovatornya? Untuk itu
ditegakkan beberapa parameter yang digunakan untuk menilai kualitas produk me
too termasuk obat generik, yaitu uji Bioavailabilitas – Biokuivalensi (BA-BE)
Sediaan obat yang dinyatakan lulus
uji bioavailabilitas dan uji bioekuivalensi terhadap produk innovator berarti
memiliki kualitas yang sama dengan produk innovator, dan produk inilah yang
dapat dijadikan alternatif selain produk innovator. Berbagai nama dagang atas
suatu obat bersaing dipasaran menawarkan harga miring
dibanding dengan produk innovator atau produk me too kompetitornya. Sebagai
konsumen, masyarakat harus lebih jeli dan fleksibel dalam menyikapi fenomena
ini. Masyarakat dituntut aktif meminta informasi tentang obat yang akan
dibelinya walaupun berdasarkan resep tenaga medis, jangan sampai terjebak pada
keharusan membeli obat yang tertulis dalam resep yang terkadang mengarahkan
pasien untuk membeli suatu obat dari perusahaan farmasi dengan harga yang
mencekik leher padahal tersedia obat yang sama dari perusahaan farmasi lain
yang memiliki kualitas setara dan dengan harga yang terjangkau.
Kini, sebagian besar perusahaan
farmasi pembuat obat generik telah mengujikan bioavailabilitas dan
bioekuivalensi produk generiknya terhadap produk innovator dan beberapa
diantaranya juga ada yang menyertakan hasil uji tersebut pada brosur yang
menyertai kemasan produknya. Untuk itu agar kita yakin atas produk obat generik
yang akan kita konsumsi, sebaiknya kita membeli obat generik pada apotek atau
toko obat resmi yang terjamin kredibilitasnya serta tanyakan kepada apotekernya
tentang bioavailabilitas dan bioekuivalensi obat generik yang akan kita beli
dan gunakan atau mintalah agar dia menujukan bukti berupa brosur obat tersebut
yang menyatakan bahwa obat tersebut telah lulus uji Bioavailabilitas dan
bioekuivalensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar