Jumat, 23 September 2011

LK PEB

PENGKAJIAN INTRANATAL

Tanggal Masuk/Jam                               : 27-12-2008/06.00 Wita
Tanggal Pengkajian/Jam                         : 27-12-2008/07.00 Wita
Ruang/Kelas                                           : R. Bersalin

Pengumpulan Data
a.      Identitas
Identitas Pasien
Nama                                                            : Ny. “M”
Umur                                                            : 20 tahun
Suku/Bangsa                                                : Sasak/Indonesia
Agama                                                          : Islam
Pendidikan                                                   : SMP
Alamat                                                         : Menemeng
Status Perkawinan                                       : Kawin
Nama Suami                                               : Tn. “Z”
Umur                                                            : 25 tahun
Suku/Bangsa                                                : Sasak/Indonesia
Agama                                                          : Islam
Pendidikan                                                   : SD
Pekerjaan                                                      : Buruh
Alamat                                                         : Manemeng
a)      Pemeriksaan fisik  head to toes :
Kepala :
Inspeksi :
Rambut panjang sebahu, warna hitam, tidak ada ketombe ataupun warna kemerahan
Wajah : Tampak adanya Cloasma gravidarum , flek tidak ada.
Bola mata simetris, tidak tampak anemis atau ikterik, miosis dengan   respon cahaya.
Hidung simetris, tidak tampak adanya lendir yang berlebihan (pelebaran daerah sinus)
Mukosa bibir lembab, tidak tampak caries pada gigi ataupun perdarahan gusi.
Pada telinga tidak tampak adanya sekret yang berlebihan, keluhan tinitus tidak ada.
Palpasi :
Pada Kepala tidak teraba benjolan , tidak ditemukan oedema supra orbita
Leher
inspeksi
Tidak tampak adanya hiperpigmentasi
Palpasi
Pelebaran vena jugularis        : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Pembesaran Kelenjar limpa   : tidak teraba
Nyeri tekan                            : tidak ada
            Dada
Payudara
Inspeksi     :
Bentuk simetris dan membesar, areola menghitam/hiperpigmentasi, montogemeri (+), putting tidak  inverted, tanda dimpling tidak ditemukan.
Palpasi      :
Colostrum  : ada
Auskultasi :
paru-paru :
Jalan nafas bersih dan                                                                          vesikuler, Stridor -/-, wh -/-
Jantung           :
Ibu tidak merasakan sakit dada atau deg - degan, Irama jantung teratur dan tidak ada gallop atau murmur.
Abdomen
Inspeksi :
Besar perut sesuai UK
Linea alba (+), striae livida (+), linea nigra (+)
Palpasi
Leopold I    : TFUT  3 jari bawah PX / 32 cm
Leopold II   : puki
Leopold III  : bagian terendah adalah kepala
Leopold IV  : Divergen Hodge II  (kep    3/5 bagian )
Auskultasi :
DJJ (+) frekwensi 140x/menit, reguler (11-12-11)
Bising usus (+) dan normal
Genitalia :
Inspeksi :
tanda caldwick (+), lokorea (+), oedema (-)oedema,varices,blood slim
Anus : hemorhoid (-)
Ektremitas
Inspeksi :
Tangan simetris dan tidak tampak adanya bengkak
Kaki simetris, tidak tampak adanya bengkak , varises tidak ditemukan
Palpasi :
Oedema pretibia ataupun dorsal pedis tidak ditemukan, CRT < 2 dtk
Perkusi :
Refleks patella (+), Refleks test Clonus (-)


 Pengkajian Kebutuhan Dasar Menurut “CALISTA ROY” dan LEININGER
(1)      Kala I
Konsep Adaptasi Roy
a.      Pengkajian Tahap I
1)      Adaptasi Fisiologi
Keadaan umum  : Ibu tampak lemah
Kesadaran  : Composmentis.
Ibu mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke bokong, skala nyeri 7 dari skala 0–10, ibu tampak meringis setiap kali kontraksi, nyeri berlangsung 55 detik selama 3 kali dalam 10 menit, TD : 110/70 mmHg, Nadi = 88 x/m, S : 370C, RR : 20x/menit. Mulai kontraksi tanggal 26 Desember 2008  jam  22.00 Wita, disertai pengeluaran lendir bercampur darah, keadaan kontraksi kuat, frekwensi tidak diperhatikan.
§  Aktivitas dan istirahat
     Dalam keseharian sebelum memasuki proses persalinan ini, klien biasanya menyiapkan keperluan suami di pagi hari. Kemudian beristirahat sebentar dan melanjutkan aktifitas dengan memasak, mencuci pakaian  dan membersihkan rumah. Untuk mengisi waktu luangnya klien lebih senang berada di rumah dan nonton TV. Klien jarang mengikuti kegiatan di lingkungannya. Klien biasa tidur malam sekitar 7-8 jam sehari. Sejak memasuki usia kehamilan + 7 bulan klien sering terbangun karena rangsangan BAK dan sejak mengalami his klien mengatakan aktivitasnya mengalami gangguan, istirahat klien terganggu karena adanya nyeri. Klien lebih banyak berbaring di tempat tidur.

§  Nutrisi
Sebelum proses persalinan ini klien biasa makan 3 kali sehari dan terbiasa sarapan pagi, makan siang dan makan malam Saat ini klien hanya makan sedikit (1-2 sdk) karena takut kalau makan akan BAB ketika meneran pada saat proses persalinannya nanti. Selain itu juga karena adanya rasa nyeri yang dirasakan klien sehingga tidak ada keinginan untuk makan, skala nyeri 7 dari skala 0-10.
Berat badan sebelum hamil  35 kg, saat ini 44 kg, ( kenaikan BB : 9 kg),        TB : 150 cm, lingkar lengan atas 23 cm.
§  Eliminasi
Klien mengatakan belum pernah BAB semenjak datang ke RS sedangkan BAK + 2 kali dengan warna kuning jernih, bau khas urine serta tidak ada masalah atau gangguan. Sebelumnya selama kehamilan ini klien tidak ada keluhan dalam BAB, hanya ketika usia kehamilan semakin meningkat (>7 bulan) BAK menjadi sering.
§  Cairan dan elektrolit
Klien hanya minum air gula 1-2 gelas ( + 200-350 cc), klien tidak mau minum banyak karena takut kencing terus, klien minum pada saat nyeri berkurang. Turgor kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik, kelopak mata tidak cowong, mukosa bibir kering. Sebelum adanya rangsangan nyeri klien biasa minum air putih + 8-10 gelas/hari. Dan selama hamil ini klien kadang minum susu kental manis tapi tidak teratur.
§  Oksigen
Klien bernapas normal dengan frekuensi 20 kali/mnt tanpa ada kesulitan. Selama hamil klien tidak pernah mempunyai keluhan sesak napas. Riwayat penyakit asma dan saluran pernapasan lain tidak ada.

§  Proteksi
ibu klien selalu mendampingi klien saat proses persalinan. Tapi selama masa kehamilan selain ibu, suamipun sering membantu klien dalam pekerjaan rumah sehari-hari yang cukup berat dan beresiko buat klien.
§  Pengaturan suhu
Suhu tubuh klien rata-rata dalam batas normal. Saat ini klien tidak mengalami gangguan dalam termoregulasinya. Suhu  36,5ºC.
§  Pengaturan sistem endokrin
Menarche  umur                         : 12 tahun
Banyaknya                                 :
ganti pembalut 3-4 kali sehari selama 2 hari pertama haid, selanjutnya 1-2 kali                                                                                                                         sehari
Siklus                                         : Teratur
Lamanya                                    : 4-5 hari
Keluhan                                      : Sakit pinggang
§  Fungsi  neurologis
Klien mengeluh nyeri pinggang menjalar ke bokong, skala nyeri 7 dari skala 0-10, klien tampak meringis, nyeri berlangsung 3 kali dalam 10 menit.
2)               Konsep Diri
Klien mengatakan senang dengan kehamilannya, serta merasa bangga karena dapat memberikan keturunan pada suaminya. Selama hamil hubungan dalam keluarganya berlangsung harmonis, tapi ketika memasuki proses persalinan klien tampak gelisah dan bertanya tentang kemampuannya melahirkankan bayinya. Klien khawatir tidak mampu meneran dengan baik sehingga akan membahayakan kondisi janinnya dan beresiko tidak bisa melahirkan dengan cara normal.
3)      Fungsi peran
Klien mengatakan sudah sangat siap untuk menjadi ibu. Walaupun demikian ada perasaan cemas klien tidak akan mampu merawat bayinya dengan baik karena mengingat ini adalah pengalaman pertama bagi klien merawat bayi. Tapi sebelumnya, terutama selama hamil klien sudah banyak melihat dan bertanya kepada ibu serta keluarga dan orang-orang di sekitarnya tentang cara merawat bayi.
4)        Interdependent (kemandirian)
Pada kala I persalinan kali ini klien tidak mandiri/sangat tergantung pada keluarga dan perawat dikarenakan belum memiliki pengalaman sebelumnya, tetapi ibunya selalu mendampingi dan membantu memenuhi kebutuhan klien. Sedangkan suami terus memberikan dorongan, motivasi dan perhatian terhadap klien walaupun tidak ikut mendampingi langsung klien di kamar bersalin.
b.      Pengkajian Tahap II
Stimulus fokal        :
 nyeri pinggang menjalar ke perut sampai bokong, keluar darah bercampur lendir dan ingin melahirkan. Umur kehamilan tidak diketahui.
Stimulus Kontekstual :
G1 P0 A0 H0. Hasil Vagina Touche : efficemen 55 % pembukaan 6 cm, ketuban (-), his semakin kuat, teraba U2K Kadep, kepala sudah masuk pintu atas panggul, Hodge II.
Stimulus Residual  :
Kehamilan saat ini adalah pengalaman pertama bagi klien. Klien menganggap kehamilan dan persalinan ini adalah merupakan sesuatu hal yang wajar yang akan dilalui oleh seorang wanita. Apalagi ini adalah anak pertama bagi klien dan suami sehingga kehadirannya sangat diharapkan. Klien hanya merasa cemas terhadap keadaan janinnya nanti karena di dalam lingkungan keluarga dan tempat tinggalnya masih susah menerima kelahiran bayi yang tidak sesuai dengan harapan. Dan bila itu terjadi klien dan keluarga akan merasa tertekan.


Pengkajian menurut Leininger :
a)    Faktor teknologi (tecnological factors) :
Tidak ada penolakan dari klien dan keluarga dalam pemamfaatan teknologi (Doppler,dll) selama proses persalinan (klien dan keluarga kooperatif)
b)     Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors) :
Ny M menyatakan kehamilan ini adalah kodratnya sebagai seorang wanita, dan melahirkan dianggap sebagai jihad bagi seorang perempuan. Klien yakin dan menyerahkan semuanya pada Tuhan.
c)   Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
-     Selain oleh ibunya klien didampingi oleh dukun beranak selama proses persalinannya. Prilaku pada saat proses persalinan yaitu klien berteriak-teriak dan meneran sekuat tenaga serta berada dalam posisi terlentang kedua tangan menekan tempat tidur. Hal ini diyakini akan mempermudah kelahiran bayinya.
-     Selama hamil ini klien kadang minum susu bubuk Dancow tapi tidak rutin, karena klien tidak terbiasa minum susu sehari-hari.
-     Suami tidak mendampingi pada saat proses persalinan, karena dalam budaya klien suami jarang mendampingi isterinya melahirkan.
d)     Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Peraturan di Rumah Sakit khususnya Ruang Bersalin klien hanya boleh didampingi oleh keluarganya (1-2 orang), sementara keluarga yang lain menunggu di luar ruangan yang aksesnya ke pasien tidak terlalu sulit. Kondisi ini kadang membuat suasana ruang bersaling tidak kondusif.
e)   Faktor ekonomi (economical factors)
Klien tidak terlalu memikirkan tentang biaya untuk persalinannya karena sudah dipersiapkan oleh suaminya berdasarkan informasi yang didapat dari kerabat dan keluarga.
f)       Faktor pendidikan (educational factors)
Klien tidak mengetahui atau tidak pernah memperoleh informasi dan edukasi khusus tentang proses persalinan normal yang dianjurkan sesuai kebijakan RS. Klien hanya memperoleh gambaran dari cerita orang tua dan kerabatnya.


 












Partograf

C11 partograph normal 4ppt




Merumuskan Diagnosis Keperawatan
Pada Ny M dapat diidentifikasi diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas sebagai berikut   :
Konsep Adaptasi Roy    :
a)  Adaptasi fisiologis  
     (1)  Nyeri b.d kontraksi uterus
b)  Adaptasi Konsep Diri
(1)      Cemas b.d informasi inadequate tentang  proses persalinan
c) Interdependent
     (1)   Gangguan aktifitas fisik b.d total dependency akibat proses persalinan
Konsep Transkultural Leinanger
1)   gangguan komunikasi verbal dengan keluarga berhubungan dengan perbedaan kultur
2)   Resiko ketidakpatuhan dalam penerapan KIE proses persalinan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.














Rencana Tindakan Keperawatan Kala I
Tabel   Rencana Tindakan Kala I
No
Hari
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Sabtu,
27 Des
2008
Jam
wita
Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks 

























































Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny,”M” selama 4-5 jam diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria :
Klien  tampak tenang
Klien dapat beradaptasi dan mampu mengontrol nyeri.
Lakukan manajemen nyeri pada persalinan:
·   Identifikasi derajat ketidaknyamanan dan sumbernya.
·   beri informasi pada ibu tentang nyeri yang fisiologis pada persalainan

·   Pantau dan catat  frekuensi dan durasi dari kontraksi

·   Anjurkan klien untuk melakukan konsentrasi tehnik pernafasan, posisi yg nyaman

·   Ajarkan tehnik relaksasi dan adaptasi nyeri : menarik napas dalam lewat hidung dan menghembuskan pelan lewat mulut, atau berfantasi terhadap bayi yang akan dilahirkan

·   Lakukan massage pada daerah bokong.

·   Pantau tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.

·   Membimbing untuk posisi melahirkan : posisi senyaman mungkin menurut ibu




1.Menentukan kemungkinan intervensi yang tepat.

2.Dengan informasi yang adequat ibu akan tenang




3.Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan.

Merelaksasi kan otot-otot panggul sehingga nyeri tidak dirasakan sehingga dapat memberikan perasaan nyaman kepada pasien.



















Hipotensi ibu disebabkan oleh penurunan tahanan perifer hipoksia janin.

Klien tidak ragu-ragu dalam menentukan posisi dalam melahirkan

2.

Sabtu,
27 Des
2008
Jam
wita

Cemas
berhubungan dengan informasi inadequate tentang proses persalinan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny.”M”  diharapkan cemas berkurang dengan

·   Beri penjelasan tentang proses persalinan secara sederhana.

·   Beri dukungan moril.


Informasi yang tepat tentang situasi dapat menurunkan kecemasan.

Dapat memberikan keyakinan bahwa perasaannya









TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/mnt, S : 360C, RR : 20 x/menit












Gangguan pemenuhan ADL b.d total dependency akibat proses persalinan




















gangguan komunikasi verbal dengan keluarga berhubungan dengan perbedaan kultur












Resiko ketidakpatuhan dalam penerapan KIE proses persalinan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.














Kritria :
-    ibu tampak tenang
-    vital sign dalam batas normal. RR: 16-20 x/ menit, TD:120/80 mmHg, Nadi 80-100 x/menit




Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan ADL klien terpenuhi, dengan criteria ;
-   Kebutuhan ma/mi terpenuhi dengan bantuan parsial di sela his
-   Kebutuhan toileting terpenuhi dengan bantuan total
-   Personal hiegene terpenuhi dengan bantuan total

Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga menjadi kooperatif, dengan criteria :
-      Mau menerima dan mematuhi/melaksanakan peraturan kamar bersalin




Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien mengerti tentang hal-hal yang harus dilakukan selama proses persalinan






·   Beri kesempatan pada suami atau orang terdekat untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.

·   Bantu klien untuk ma/mi

·   Bantu klien dalam toileting : kateterisasi dan BAB dalam pispot

·   Seka keringat dengan handuk kering

·   Ganti pakaian yang terpapar cairan ketuban, darah, urine atau feces.











·   Identifikasi kesiapan keluarga dalam menerima informasi dan edukasi

·   Beri KIE tentang aturan pengunjung kamar bersalin dengan bahasa yang mudah dipahami

·   Beri reinforcement atas sikap positif/kooperatif yang ditunjukkan

·   Lakukan Cultural care accomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan    pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik
·   Lakukan Cultural care preservation/ maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3)Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
·   Lakukan Cultual care repartening/reconstruction
1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya
2)Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh klien  dan orang tua
5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan melalui proses akulturasi


merupakan respon normal terhadap situasi atau perubahan yang diterima.
3.
Dapat menjadi motivasi bagi ibu untuk tetap bersemangat dalam menghadapi proses persalinan yang sedang dihadapi.

Terpenuhinya ADL klien selama Kala I






Klien merasa nyaman


















Agar KIE dapat diserap dengan baik




Agar terjadi transfer of information and knowledge pada keluarga



Agar keluarga merasa dihargai sehingga meningkatkan kesadaran


Agar terjadi persamaan persepsi antara klien dan keluarga dengan perawat sehingga intervensi dapat diterapkan dengan benar
























Pelaksanaan Keperawatan Kala I
Tabel  Pelaksanaan Keperawatan Kala I
Hari/Tgl
Dx. Kep
Jam
Tindakan Keperawantan
Respon Hasil
Paraf
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Sabtu,
27 Des
2008
Jam 07.00
wita
I






   II
07.10



07.20


07.30




















08.00

Mencatat frekuensi dan durasi dari kontraksi.


Mengidentifikasi derajat nyeri.

Memberi penjelasan tentang proses persalinan secara sederhana.
                            



Memberi informasi pada klien tentang sifat nyeri pada persalinan

Mengajarkan teknik Relaksasi dan fantasi tentang janin




Melakukan Massage pada daerah bokong.

Memantau tekanan darah, nadi, denyut jantung bayi.
1.Kontraksi berlangsung 3 kali dalam 10 menit selama 30-45 detik

2.Skala nyeri 7 dari skala 0-10.

Ibu mau mendengarkan, ibu mengatakan masih takut dengan proses persalinan yang sedang dihadapi.

K Klien tampak mengerti tentang penjelasan yang diberikan

4.Klien bisa melakukan tekhnik relaksasi seperti nafas dalam dan interest dengan upaya fantasi terhadap janinnya.

klien merasa nyaman.


6.TD : 120/80 mmHg, Nadi : 88 x/menit, DJJ : 11-12-12 = 140 x/menit.


Sabtu,
27 Des
2008













III







































IV

09.00







Memberi dukungan moril.


Mendampingi Ibu selama proses persalinan.

Melibatkan keluarga dalam proses keperawatan.




·   Melakukan proses Cultural care accomodation/negotiation, serta Cultual care repartening/reconstruction :
-       Mendiskusikan arti kehadiran suami yaitu bahwa dengan didampingi suami akan menambah semangat dan ketenangan klien dalam melalui proses persalinan.
-       Berteriak-teriak dan meneran pada saat tidak ada kontraksi tidak ada pengaruhnya terhadap percepatan proses malah sebaliknya akan menguras energy yang sangat dibutuhkan nantinya pada saat proses kelahiran bayi. Dan posisi ibu untuk melahirkan boleh dalam posisi apa saja yang memudahkan pasien dan bidan serta perawat tetap akan mengarahkan.

·   Mengidentifikasi kesiapan keluarga dalam menerima informasi dan edukasi
·   Memberi KIE tentang aturan pengunjung kamar bersalin dengan bahasa yang mudah dipahami
·   Memberi reinforcement atas sikap positif/kooperatif yang ditunjukkan


Ibu terlihat lebih tenang.

Ibu terlihat lebih tenang.

Klien ditemani oleh ibunya serta dukun terlatih



Klien  cukup kooperatif dan mau serta mampu menyerap dan melaksanakan informasi serta edukasi yang diterima.

































Keluarga kurang kooperatif


Evaluasi Keperawatan Kala I
Tabel Evaluasi Keperawatan Kala I
Hari/Tgl
Dx
Jam
Catatan Perkembangan ( SOAP )
Sabtu,
27 Des
2008
I
08.00
S : Ibu mengatakan dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.
O:
·      klien  mampu melakukan tekhnik relaksasi dengan baik
·      klien tampak lebih tenang, pembukaan lengkap jam 10.00 Wita
A : Masalah teratasi
P :  Intervensi dilanjutkan dengan wellness nursing disgnosis :
mempertahankan kemampuan adaptasi terhadap nyeri : bernafas dalam saat kontraksi, beristirahat di antara kontraksi, mengikuti petunjuk selama kontraksi



 II







III








IV


09.30


S : Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi.
O:
·      Ibu tampak lebih tenang.
·      Ibu mengerti  bahwa cemas dapat menghambat proses persalinan
A: Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi Asuhan Sayang Ibu

S : Ibu mengatakan mengerti dengan informasi dan edukasi   yang diberikan
O: Ibu tidak berteriak-teriak lagi pada saat kontraksi
     Ibu dapat melakukan tekhnik relaksasi dengan baik
     Suami belum mendampingi pada saat proses persalinan
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan dengan wellness nursing disgnosis :  pencapaian peran pendamping persalinan pada suami

S : Keluarga mengatakan ingin melihat proses persalinan klien dari dekat
O: Keluarga tidak mau menunggu di ruangan yang telah disediakan
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan : Komunikasikan dengan pihak manajemen untuk memodifikasi sistem kunjungan dan layout ruang bersalin dan neonatus



(2) Kala II
Keadaan umum ibu selama proses kala II :
Keadaan umum : Ibu tampak lemah
Kesadaran : Composmentis.
Jam 09.40
Pengkajian Kebutuhan Dasar yang berhubungan dengan Kala II menurut “CALISTA ROY”
Pengkajian Tahap I
(a)    Kebutuhan fisiologi yang meliputi:
·      Aktivitas dan istirahat
Klien mengatakan aktivitas dan istirahatnya terganggu karena nyeri yang semakin kuat dan lebih sering.
·      Nutrisi
Klien mengatakan tidak mau makan karena nyeri yang kuat dan sering.
·      Eliminasi
Selama kala II klien belum pernah BAB sedangkan BAK klien hanya 1 kali dengan warna kuning jernih bau khas urine serta tanpa gangguan.
·      Cairan dan elektrolit
Klien hanya minum air gula ½ gelas air gula ketika nyeri agak berkurang.
·      Oksigen
Klien bernapas normal dengan frekuensi 20x/mnt tanpa ada gangguan atau masalah.
·      Pengaturan suhu
Suhu tubuh klien dalam batas normal yaitu 36,5ºC.
·      Fungsi neurologis
Klien mengatakan nyeri pinggang yang dirasakan semakin hebat, pinggang klien rasanya seperti mau patah, skla nyeri 9 dari skala 0-10, nyeri berlangsung 4-5 kali dalam 10 menit, klien tampak meringis sambil memegang tempat tidur.
(b)   Konsep diri
Klien mengatakan merasa siap dan mampu untuk melalui proses persalinan normal.
(c)    Interdependent (kemandirian)
Klien tergantung secara total dalam memenuhi ADL sehingga dibantu oleh suami dan ibu klien.
Pengkajian Tahap II
Stimulus fokal : Klien mengeluh nyeri yang dirasakan semakin berat, nyeri disebabkan karena kontraksi uterus yang semakin sering, skala nyeri 8 dari skala 0-10, nyeri dimulai dari pinggang ke bokong. Ibu mengeluh seperti pinggangnya mau patah, nyeri berlangsung selama 4-5 kali 10 menit selama 55 detik.  
Stimulus Kontekstual: Vagiana toucher : efficement 100% pembukaan lengkap ketuban (-), HIS semakin kuat dengan frekwensi 5 kali dalam 10 menit, lamanya 55 detik setiap kali kontraksi, kepala tampak di perineum, denyut jantung janin 11-12-12= 140 kali permenit, ibu ingin meneran rectum dan vagina pembuka, perineium menonjol, HIS semakin  kuat.
Stimulus Residual : Proses persalinan normal merupakan proses yang wajar yang harus dilalui oleh seorang wanita hamil.
Pengkajian data yang berhubungan dengan Kala II berdasarkan konsep teori Leinengir  :
a)      Faktor teknologi (tecnological factors) :
Tidak ada penolakan dari klien dan keluarga dalam pemamfaatan teknologi (partus set) selama proses persalinan (klien dan keluarga kooperatif)
b)     Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors) :
Klien dan keluarga menginginkan klien ditolong oleh bidan ataupun perawat perempuan sesuai dengan keyakinan agamanya.
c)      Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Suami tidak mendampingi pada saat proses persalinan, karena dalam budaya klien suami jarang mendampingi isterinya melahirkan.
d)     Faktor pendidikan (educational factors)
Klien cukup mampu menyerap informasi dan edukasi saat diberikan KIE tentang apa yang harus dilakukan pada proses persalinannya.



Merumuskan Diagnosis Keperawatan
Pada Ny M dapat diidentifikasi diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas sebagai berikut   :
Konsep Adaptasi Roy    :
a)  Adaptasi fisiologis  
     1) Nyeri  berhubungan dengan tekanan mekanik dan presentasi kepala janin pada jalan lahir
Konsep Transkultural Leinenger :   -




.




















Rencana Tindakan Keperawatan Kala II
Tabel  Rencana Tindakan Kala II.
No
Hari/Tgl
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Sabtu, 27 Des 2008
Nyeri  berhubungan dengan tekanan mekanik dan presentasi kepala janin pada jalan lahir .
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny.”M” selama 20 menit diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kreteria:
-  ibu dapat mengontrol nyeri.
-  menggunakan tekhnik yang tepat untuk nyeri.
-  ibu dapat melalui proses persalinan dengan cara yang benar
Lakukan Asuhan Sayang Ibu :
-    meningkatkan dukungan emosional
-    membantu pengaturan posisi
-    memberi cairan dan nutrisi
Lakukan Asuhan Persalinan Normal (APN) :
MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA :
1. Dengar dan lihat adanya tanda persalinan kala dua :
·      Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
·      Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya.
·      Perineum tampak menonjol.
·      Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

II. SIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2.    Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi           tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/kain bersih dan kering, alat pengisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi.
·   Gelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
·   Siapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. Lepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir  dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5. Pakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Hisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).

III. PASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN KEADAAN JANIN BAIK
7.  Bersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang
dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi.
Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya
dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau
kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan
dekontaminasi, langkah # 9).
8.   Dengan menggunakan teknik aseptik, lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan
amniotomi.
9.   Dekontaminasi sarung tangan dengan cara celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalamkeadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan (seperti di atas).GIATAN
10.  Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal ( 120 – 160 kali / menit ).
ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
·   dokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil
penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

IV. MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN MENERAN
11.  beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Bantu ibu
berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
·   Tunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan yang ada.
·   Jelaskan kepada anggota keluarga bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat kepada ibu untuk meneran secara benar.
12.  Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13.Lakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
     meneran :
 bimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk meneran
 dukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
 bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu
berbaring terlentang).
anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
anjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
anjurkan asupan cairan per oral.
nilai DJJ setiap    kontraksi uterus selesai
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara,
  merujuk segera.

14. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang aman. Jika
 ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI.
15.  Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16.  letakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
17.  buka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18.  pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
KEGIATAN
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kelapa
19.  Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan
tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar
perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat
saat kepala lahir.
20.  periksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
ke          kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
    Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
       Jika tali pusat melilit leher bayi dengan  erat, mengklemnya di dua tempat dan
          memotongnya.




21.  Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahirny  Lahirnya bahu   
22.  Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.  

Lahir badan dan tungkai
23.  Setelah kedua bahu dilahirkan, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24.  Setelah tubuh dari lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
·   Ibu akan lebih tenang dan relax





·   Klien dapat melalui proses persalinan dengan benar dan bayi lahir dengan selamat





Pelaksanaan Keperawatan Kala II
Tabel. Pelaksanaan Keperawatan Kala II
Hari/Tgl
Dx. Kep
Jam
Tindakan Keperawantan
Respon Hasil
Paraf
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Sabtu,
27 Des
2008
I
09.00
















Melakukan Asuhan Sayang Ibu :
-    meningkatkan dukungan emosional
-    membantu pengaturan posisi
-    memberi cairan dan nutrisi
Lakukan Asuhan Persalinan Normal (APN) :
MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA :
1.     mendengar dan lihat adanya tanda persalinan kala dua










II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
·   Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.







·   menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
1. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
2. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir  dan mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih.
3. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
4. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan meletakkan kembali di atas tutup partus set

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN KEADAAN JANIN BAIK
5.   Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang. dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi.
Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
Mendekontaminasi sarung tangan dengan merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit setelah dilepas.
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
6.     Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi • Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
·   Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil
penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.








IV. MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN MENERAN.
7.     Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu
berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
·   Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan yang ada.
·   Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat kepada ibu untuk meneran secara benar.
8.     Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (Pada saat ada his)
9. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran :
• Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk meneran
 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
 Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
 • Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.



 Menganjurkan asupan cairan per oral.


10.  Pada saat ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
•Menganjurkan ibu  mengambil posisi yang aman. Jika
  ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI.
11.  Meletakkan kain bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, pada saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
12.  Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
13.  Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
14.  Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
KEGIATAN
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kelapa
15.  Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, melindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, meletakkan tangan yang lain di kepala bayi dan melakukan
tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar
perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat
saat kepala lahir.

16.  Memeriksa lilitan tali
pusat    
17.  Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu
Lahirny     
18.  Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,dipegang secara biparietal. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahir badan dan tungkai
19.  Setelah kedua bahu dilahirkan, menggeser tangan bawah untuk kepala dan bahu dengan menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
20.  Setelah tubuh dari lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Memegang kedua mata kaki (memasukkan telunjuk di antara kaki dan memegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).

·      Ibu tampat bersiap dan bersemangat untuk melahirkan bayinya






·      Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
·      Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya.
·      Perineum tampak menonjol.
·      Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.




·      Tersedia obat-obatan : oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set

·      Tersedia 2 kain bersih dan kering, alat pengisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi.

·      Penolong siap untuk melakukan pertolongan persalinan























mulut vagina, perineum atau anus tidak terkontaminasi oleh kotoran ibu

Vagiana toucher : efficement 100% pembukaan lengkap ketuban (-),












denyut jantung janin 11-12-12= 140 kali permenit


Hasil tercatat dalam partograf












Klien dan kelurga cukup  kooperatif.

























Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan memastikan ia merasa nyaman





















Ibu minum air gula setengah gelah (100cc)


Klien mengerti dan kooperatif















































Tidak ditemukan adanya lilitan tali pusat pada bayi



























Bayi lahir spontan jenis kelamin (perempuan), kemudian dilakukan penilaian apgar score bayi: nilai 6-9.
                                                : 9 cm











Evaluasi Keperawatan Kala II
Tabel  Evaluasi keperawatan kala II
Hari/Tgl
Dx
Jam
Catatan Perkembangan ( SOAP )
Sabtu, 27 Des 2008
I
10.00
S  : Ibu mengatakan dapat beradaptasi terhadap nyeri yang dirasakan dan siap untuk melalui proses persalinanya.
O :
·        Klien kooperatif selama proses persalinan.
·        Klien mampu melakukan tekhnik relaksasi dengan baik
·        Klien dapat beristirahat diantara kontraksi.
·        Bayi lahir jam 10.00
A : Masalah teratasi
P  : Intervensi dilanjutkan dengan wellness nursing disgnosis :
     Memulai Bonding attachment (inisiasi dini)



C.    Kala III
Jam 10.00
Bayi lahir spontan jenis kelamin (laki-laki), kemudian dilakukan penilaian apgar score bayi.
Table  apgar score
No
Aspek yang dinilai
5 menit I
Nilai
5 menit II
Nilai
1

2
3

4
5
Denyut jantung
Pernapasan
Tonus otot

Reflek
Warna kulit
Lebih dari 100X/ mnt
Tidak teratur
Fleksi sedikit

Lemah
Ekstremitas merah
1

1
1

1
2
Lebih dari 100X/mnt
Teratur
Gerak aktif
Kuat
Seluruh badan merah
1

2
2

2
2
Jumlah

6

9






Pengkajian Kebutuhan Dasar Kala III menurut “CALISTA ROY”
Pengkajian Tahap I
(a). Kebutuhan Fisiologi
·         Aktivitas dan istirahat
Klien hanya beristirahat tanpa adanya aktifitas fisik setelah proses persalinan dan menunggu lahirnya plasenta dengan bantuan bidan.
·         Nutrisi
Klien makan makanan yang disediakan dari Rumah Sakit sebanyak ¼ porsi sesuai dengan arahan bidan dan perawat untuk menyiapkan tenaga untuk proses pengeluaran plasenta dan memberikan ASI .
·         Eliminasi
Klien tidak pernah BAB dan BAK selama kala III.
·         Cairan dan elektrolit
Klien hanya minum air gula ½ gelas setelah bayi lahir.
·         Oksigen
Pemenuhan kebutuhan oksigen klien tidak mengalami gangguan,frekuensi napas normal 20 x/mnt.
·         Proteksi
ibu klien serta selalu mendampingi klien selama proses persalinan berlangsung.
·         Fungsi neurologis
Klien mengatakan nyeri pada saat plasenta lahir, skala nyeri 9 dari skala  0-10. 
(b).  Konsep Diri
Klien mengatakan bahagia karena sudah mampu melahirkan bayinya dengan selamat dan sehat.
(c).  Fungsi Peran
Klien mengatakan sudah sangat siap untuk mengasuh bayinya dengan baik.
(d).  Interdependent (kemandirian)
Klien mengatakan pada saat ini dia tidak bisa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dikarenakan kondisinya yang masih lemah dan nyeri yang dirasakan.
Pengkajian tahap II
Stimulus fokal            : nyeri pada perineum serta rasa mulas
Stimulus Kontekstual : proses kelahiran plasenta.
Stimulus Residual   : Klien merasa khawatir plasentanya akan sulit dilahirkan sebagaimana seperti yang pernah dia dengar dari kerabatnya bahwa ada kejadian seperti itu.
Pengkajian yang berhubungan menurut Konsep Transkultural :
1)      Faktor pendidikan (educational factors)
Klien tidak mengetahui apa yang harus dilakukan agar plasenta dapat lahir tanpa akan menimbulkan masalah pada dirinya dan tidak mengetahui mengapa setelah bayinya lahir masih merasakan nyeri yang sama di perineum.
      Klien juga tidak mengetahui apa yang akan dilakukan terhadap bayi dan    dirinya setelah proses kelahiran. Klien dan keluarga mengatakan menyerahkan semua tindakan kepada bidan/perawat yang menanganinya karena mereka yakin akan diberikan bantuan pelayanan yang sesuai standar terhadap ibu dan bayinya.
Merumuskan Diagnosis Keperawatan
Pada Kala III dapat diidentifikasi diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas pada Ny. M  sebagai berikut   :
Konsep Adaptasi Roy    :
a)  Adaptasi fisiologis  
     1) Nyeri akut berhubungan dengan terlepasnya plasenta dari segmen uterus
Konsep Transkultural Leinenger :   -

                                   







Rencana Tindakan Kala III
Tabel Rencana Tindakan Kala III

No
Hari/Tgl
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Sabtu, 27 Des
2008

Jam 10.00
Potensial peningkatan kesejahteraan janin






























































































Nyeri  berhubungan dengan terlepasnya plasenta dari segmen uterus  yang ditandai dengan klien mengatakan perutnya   nyeri, klien tampak meringis, skala nyeri 9 dari skala 0-10, ada semburan darah, tali pusat memanjang, perubahan bentuk uterus dan plasenta masih berada dalam uterus.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kesejahteraan janin dapatdipertahankan dengan criteria :
-     Tidak terjadi asfixia RR=40-50x/mnt
-     Tidak terjadi hipotermi (Suhu= 36-37,5 C)
-     Tidak terjadi perdarahan dan infeksi tali pusat
-     Daya isap baik











































































Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny.”M” 5 menit diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kreteria:
1.ibu dapat mengontrol nyeri dan melahirkan plasentasecara lengkap

2.menggunakan tekhnik yang tepat untuk beradaptasi terhadap nyeri.

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
21.  Lakukan penilaian (selintas) :
·    Apakah bayi cukup bulan?
·    Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
·    Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan
·    Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban adalah ”tidak” lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir (melihat penuntun berikutnya) Bila semua jawaban adalah ”ya”, lanjut ke-26

22.  Keringkan tubuh bayi
Ke      mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
23.Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
24.Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
25.Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di
      1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
26.  Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
27.  Pemotongan dan Pengikatan tali Pusat
·   Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
·   Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
·   Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
28.  Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
       Letakkan bayi  tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
29.  Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi


VIII.PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
34.  Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35.  letakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
      menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
      pegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36.  Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan ransangan puting susu.

Mengeluarkan plasenta.
37.  Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial). 
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm
    dari vulva dan lahirkan plasenta.
    Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit :
a.  ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
b.  Lakukan katetarisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
c.   minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
d.  Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e.   Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan,
    segera lakukan plasenta manual.
KEGIATAN
38.  Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
      menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hatihati
      memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
      selaput ketuban tersebut.
    Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
       dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan
      atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
      selaput yang tertinggal.




Rangsangan taktil (masase) Uterus
39.  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan
      telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
       lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras). Lakukan tindakan yang diperlukan
      jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.

VIII. MENILAI PERDARAHAN
40.  Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
       ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
      di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
41.  Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
      Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.


Untuk memantau keadaan janin dan mencegah asfixia, hipotermi perdarahan tali pusat dan infeksi, serta menjamin bayi mendapatkan  ASI melalui





























Untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum






































Pelaksanaan Keperawatan Kala III
Tabel Pelaksanaan Keperawatan Kala III
Hari/Tgl
Dx. Kep
Jam
Tindakan Keperawantan
Respon Hasil
Paraf
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Sabtu,
27 Des 08
I
10.30










PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25.melakukan penilaian (selintas)
terhadap bayi tentang k/u, ketuban  serta respon adaptif terhadap kehidupan di luar rahim.
26.mengeringkan tubuh bayi .bayi langsung dibawa ke ruang neonatus.
27.Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di
      1/3 paha atas bagian distal lateral (melakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.


31.Pemotongan dan Pengikatan tali Pusat
·   Dengan satu tangan memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan melakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
·   mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
·   melepaskan klem dan memasukkan dalam wadah yang telah disediakan.


VIII.PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35. meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
      menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
      memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi, tali pusat ditegangkan ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).

Mengeluarkan plasenta.
37.  Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, meminta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap melakukan tekanan dorso-kranial). 
IATAN
38.Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
      menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hatihati
      memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
      selaput ketuban tersebut.
   
Rangsangan taktil (masase) Uterus
39.  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan
      telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
       lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).




VIII. MENILAI PERDARAHAN
40.  Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
       ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
      di dalam kantung plastik
41.  Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. melakukan penjahitan karena  laserasi menyebabkan perdarahan.
      

Bayi lahir spontan jenis kelamin (laki-laki), kemudian dilakukan penilaian apgar score bayi: nilai 6-9.                               : 3000 gr                               : 50                     
menangis kuat, ketuban tidak bercampur meconium,

















































Plasenta lahir setelah 10  mnt






































Melakukan jahitan pada perinium HD/HL :4/4


Evaluasi Keperawatan Kala III
Tabel Evaluasi keperawatan kala III
Hari/Tgl
Dx
Jam
Catatan Perkembangan ( SOAP )
Sabtu, 27 Des 2008
I
22.00
S :  Ibu mengatakan tenaganya sudah pulih dan merasa lebih bersemangat setelah melihat bayinya. Nyeri berkurang
      Ibu menyatakan  akan menyusui bayinya segera
O :
- Klien tampak lebih tenang.
- Keadaan umum ibu baik
- Plasenta  lahir lengkap
- Nyeri sudah berkurang Skala  3 (0-10)
A : Masalah teratasi
P :  Intervensi dilanjutkan dengan wellness Nursing Diagnosis
·      Tingkatkan kepercayaan diri dalam peran             
  baru sebagai ibu
·      Mulai pengintegrasian bayi ke dalam keluarga
   
              







D.    Kala IV
Pengkajian Kebutuhan Dasar Kala IV menurut “CALISTA ROY”
Pengkajian Tahap I
(a). Kebutuhan Fisiologi
·      Aktivitas dan istirahat
Klien belum berani melakukan aktifitas yang berat, klien istirahat setelah melalui proses persalinan dan mulai berusaha menyusui bayinya.
·      Nutrisi
Klien mengatakan adanya keinginan untuk makan, klien mampu menghabiskan porsi yang disediakan rumah Sakit
·         Eliminasi
Selama kala IV klien belum pernah BAB dan BAK.
·   Cairan dan elektrolit
Klien mengatakan haus, minum air putih 1 gelas ditambah air gula 1 gelas, perdarahan + 200cc.
·   Oksigen
Klien bernapas normal dengan frekuensi 20x/mnt.
·   Proteksi
Suami dan ibu klien selalu mendampingi klien.
·   Pengaturan suhu
Suhu tubuh klien dalam batas normal yaitu 36ºC.
·   Pengaturan sistem endokrin
Klien tidak mengalami gangguan dalam pengaturan sistem endokrin.
·   Fungsi neurologis
Klien mengatakan nyeri perut mulai berkurang setelah bayi dan plasenta lahir.
(b). Konsep Diri
Klien mengatakan sudah lebih tenang  karena sudah melewati proses persalinan dengan baik. Klien merasa bahagia karena telah mempu melahirkan bayinya dengan selamat dan sehat.


(c).  Fungsi Peran
Klien mengatakan sudah siap untuk mengasuh anak pertamanya ini dengan baik.
(d). Interdependent (kemandirian)
       Klien mengatakan perlu bantuan dalam memenuhi sebagian kebutuhannya.
Pengkajian tahap II
Stimulus fokal             : keadan post partum
Stimulus kontekstual   : involusi uteri
Stimulus residual     : ibu mengatakan mendapat informasi tentang pengalaman ibu dan keluarganya bahwa setelah proses kelahiran tidak boleh banyak bergerak agar tidak perdarahan.
Pengkajian yang berhubungan berdasarkan Konsep Transkultural :
a)         Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)Klien
       Dalam budaya dan kebiasaan keluarga klien ibu yang baru melahirkan dianjurkan banyak beristirahat agar tidak terjadi perdarahan. Dalam keluarga klien tidak ada pantangan makanan untuk ibu baru melahirkan.
b)         Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
       Kebijakan dan aturan di Rumah Sakit segera setelah pemotongan tali pusat bayi dibawa ke ruang neonatus dan setelah proses perawatan bayi baru lahir selesai serta ibu selesai melalui proses persalinan dan kelahiran plasenta baru dilakukan rooming in. Imunisasi HB1 diberikan pada hari berikutnya oleh petugas imunisasi/Poli Anak (tidak langsung diberikan pada 1 jam setelah pemberian vit K)
c)         Faktor ekonomi (economical factors)
       Keluarga hanya mampu menyiapkan beberapa pakaian bayi yang baru, sebagian besar merupakan baju bayi yang turun temurun dari anggota keluarga yang lain. Kain dari potongan kain orang dewasa yang dipotong-potong untuk pakaian ganti sehari-hari karena mereka mengatakan akan memerlukan banyak kain ganti mengingat bayi sering ngompol dan  tidak sanggup untuk membeli pampers bayi.
d)        Faktor pendidikan (educational factors) Klien tidak mengikuti kelas khusus tentang cara perawatan post partum dan bayi baru lahir. Dalam budaya klien informasi didapat secara turun temurun.

Diagnosa Keperawatan Kala IV
Konsep adaptasi Roy
  1. Perubahan parenting b.d tidak ada pengalaman, tidak ada role models
  2. Risiko infeksi : vagina, perineum b.d invasi bakteri sekunder thd trauma selama persalinan, episiotomi
  3. Risiko defisit cairan b.d perdarahan uteri

Rencana Tindakan Keperawatan Kala IV
Tabel Rencana tindakan kala IV
No
Hari/Tgl
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Sabtu, 27 Des 2008
1.   Risiko defisit cairan b.d perdarahan uteri






















































































































































2.Risiko infeksi : vagina, perineum b.d invasi bakteri sekunder thd trauma selama persalinan, episiotomy

3. Perubahan parenting b/d tidak adanya pengalaman dan role models

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny.”M” selama  2 jam diharapkan tidak terjadi kekurangan volume cairan dengan kriteria:
-    klien mengatakan tidak lemah lagi
-    klien tampak lebih tenang

MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42.nilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
     Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
43.biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
·   Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui Dini  dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
·      Biarkan bayi berada di dada ibu  selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusui.
44.Setelah satu jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri antibiotik salep mata pencegahan dan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral.
45.Setelah satu jam pemberian vitamin K1 diberikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.
     Letakkan bayi di dalam jangkaun ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
     Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusui di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
X. EVALUASI
46.lanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk
   menatalaksana atonia uteri.
   Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
47.ajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa
     kontraksi uterus.
48.Evaluasi dan estimasi kehilangan darah.
49.periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu
     jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50.Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36.5-37.5oC).
·   Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit
·   Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk
·   Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat>kembalikan bayi kulit ke kulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.


Kebersihan dan keamanan
51.  tempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
       menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi
52.  buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
53.  bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54.  pastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga
      untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
55.  dekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5%
dan membilas dengan air bersih.
56.  celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57.  cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi
 58. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)


·    Lakukan perawatan perinium

·   Lakukan KIE untuk

 perawatan perineum







·   Lakukan KIE untuk perawata bayi lahir
Menilai involusi uteri




Agar bayi memperoleh ASI sedini mungkin/untuk mendukung keberhasilan inisiasi dini





















































































Untuk PI





































Untuk responsibility dan akuntabilitas


Untuk mencegah terjadinya infeksi perinium










Agar ibu dapat menjalankan perannya dalam merawat bayi baru lahir
























Pelaksanaan Keperawatan Kala IV
Tabel Pelaksanaan Keperawatan Kala IV
Hari/Tgl
Dx. Kep
Jam
Tindakan Keperawantan
Respon Hasil
Paraf
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Sabtu, 27 Des 2008
I















































































































2


3
12.30
 MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
1.   Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
     Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.









2.   Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dengan ibu paling sedikit 1 jam
Pada saat menyusui
















3.   Setelah satu jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri antibiotik salep mata pencegahan dan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral.
4.   meletakkan bayi di dalam jangkaun ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.

X. EVALUASI
5.   Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
6.   Mengevaluasi dan estimasi kehilangan darah.
7.   Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu
     jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan.
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
8.   Memeriksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(RR= 40 kali/menit), suhu tubuh normal 36.5oC).

Kebersihan dan keamanan
9.     Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
       menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi
10.  Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
11.  Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
12.  Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga
       untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
13.  Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5%
       dan membilas dengan air bersih.

14.  Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
       dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
15.  Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi
16.  Melengkapi artograf (halaman depan dan belakang)


Melakukan KIE perawatan perineum

Melakukan KIE perawatan bayi baru lahir
keadaan umum baik, TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/mnt, pernapasan 20 x/mnt, Suhu 370C.tinggi fundus uteri 3 jari bawah perut, kontraksi uterus baik, kandung, tidak ada perdarahan.


inisiasi dini tidak dapat dilakukan karena ibu belum diberikan informasi dan edukasi untuk proses inisiasi dini.
Tapi produksi ASI ibu banyak dan daya hisap bayi cukup baik sehingga bayi dapat menyusui. Colostorum (+)
.              

Ballard Score : 40
Sesuai usia gestasi
(1 jam I)


Evaluasi Keperawatan Kala IV
Tabel  Evaluasi keperawatan kala IV
Hari/Tgl
Dx
Jam
Catatan Perkembangan ( SOAP )
Sabtu, 27 Desember
2008
I
12.30
S :
Ibu mengatakan tenaganya sudah ada dan akan menyusui anaknya dengan segera
Ibu mengatakan sudah mengerti tentang perawatan perineum serta perawatan bayi baru lahir setelah diberikan penjelasan oleh bidan/perawat
O :
-       Ibu tampak lebih tenang.
-       keadaan umum ibu baik
-       Ibu mampu menyebutkan beberapa prinsip  cara perawatan perineum dan perawatan bayi baru lahir
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan dengan wellness nursing diagnosis :
     tingkatkan ketrampilan ibu dalam perawatan bayi :
·      memberi ASI sesuai kebutuhan bayi
·      memulai mengganti popok
·      memulai belajar untuk mengetahui isyarat bayi ketika lapar, kenyang dan keadaan yang mengkhawatirkan






Tidak ada komentar:

Posting Komentar