Obat Golongan X Apa Itu???
Pada umumnya para ibu hamil
akan memberitahu dokter saat berobat bahwa dirinya hamil sekian bulan. Demikian
pula jika berobat saat menyusui (ASI bayinya. Informasi tersebut diberikan si
ibu dengan harapan dokter akan memberikan obat yang aman bagi janin yang
dikandungnya. Itupun tak jarang si ibu masih mananyakan kepada dokter apakah
obat yang dgunakan benar-benar aman. Hal ini sangat wajar dan kita patut
menghargainya.
Di sisi lain, ketika seorang ibu hamil sakit
adakalanya enggan ke dokter lantaran takut menggunakan obat. Alhasil keluhannya
makin bertambah dan akhirnya datang juga ke dokter untuk berobat.
Seorang dokter tentu sangat paham bahwa saat
memberikan(meresepkan) obat bagi wanita hamil akan dipilihkan obat yang aman,
baik dalam hal jenis obat (berdasarkan indeks keamanan
obat), dosis maupun lamanya
penggunaan. Selain itu akan dipertimbangkan pula aspek-aspek lain berdasarkan
penyakitnya, misalnya: resiko penularan kepada anggota keluarga lain, dan
pertimbangan lain terkait kondisi janin maupun si ibu sendiri.
Pun manakala seorang dokter dihadapkan pada 2
pilihan sulit yang menyangkut life saving, aspek manfaat akan dikedepankan
dibanding resiko yang bakal dihadapi baik bagi janin maupun ibunya.
Sebagai contoh, seorang ibu hamil yang kebetulan
menderita asma, justru seyogyanya segera berobat agar tidak mengalami sesak
berkepanjangan yang justru tidak baik bagi janin karena beresiko terjadinya
hipoksia (kekurangan oksigen) yang akan mempengaruhi pasokan oksigen bagi
janin.
INDEKS KEAMANAN OBAT PADA KEHAMILAN
Hingga kini kita di Indonesia masih menggunakan
kriteria keamanan obat bagi ibu hamil yang dilansir oleh FDA
(Food and Drug Administration) sebagai pedoman dalam memberikan obat pada ibu
hamil.
Pada posting ini penulis hanya menampilkan
garis-garis besar batasan keamanan obat bagi ibu hamil yang tersusun dalam 5
kategori (kategori A, B, C, D dan X) beserta contoh-contohnya agar
diketahui khalayak dengan harapan dapat memberikan informasi yang bermanfaat.
Kategori-kategori tersebut dibuat berdasarkan ada
tidaknya (besar kecilnya) resiko terhadap sistem reproduksi, efek samping dan
manfaat yag diharapkan.
Obat Kategori A: adalah
golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak menunjukkan
resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat dalam
kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.
Obat Kategori B: adalah
golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan
tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas
pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak
didapatkan bukti adanya resiko.
Obat Kategori C: adalah
golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan
menunjukkan adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada wanita hamil belum
ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan jika
manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.
Obat Kategoti D: adalah
golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin. Pada keadaan khusus
obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar dibanding resikonya.
Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam
jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.
Obat Kategori X: adalah
golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan maupun pada manusia
menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini tidak boleh
dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam
keadaan hamil.
CONTOH OBAT KATEGORI A (nama
generik): Ascorbic acid (vitamin C) *masuk kategori C
jika dosisnya melebihi US RDA*, Doxylamine, Ergocalciferol *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
Folic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi
0,8 mg per hari*, Hydroxocobalamine *masuk
kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*, Liothyronine, Nystatin
vaginal sup *masuk kategori C jika digunakan per oral
dan topikal*, Pantothenic acid *masuk kategori
C jika dosisnya melebihi US RDA*, Potassium chloride, Potassium citrate,
Potassium gluconate, Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
Thiamine (vitamin B1) *masuk kategori C jika dosisnya
melebihi US RDA*, Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
Vitamin E *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US
RDA*.
CONTOH OBAT KATEGORI B (nama
generik): Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *masuk
kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*,
Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*, Amoxicillin, Amphotericin B,
Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid, Benzylpenicillin, Bisacodyl,
Budesonide *inhalasi, nasal*, Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine,
Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin,
Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefixime, Cefmetazole,
Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin,
Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime,
Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine, Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*,
Chlorpenamine, Chlortalidone *masuk kategori D jika
digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*, Ciclacillin,
Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole, Cloxacillin,
Clozapine, Colestyramine, …. dll ….. dll … buanyak 

CONTOH OBAT KATEGORI C (nama
generik): Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole,
Albumin, Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline,
Amitriptyline, Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin,
Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine,
Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium
carbonate, Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium
glucoheptonade, Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium
polystyrene sulfonate, Capreomycin, Captopril, Carbachol, Carbidopa,
Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol, Chloroquine, Chlorothiazide,
Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir, Cilastatin, Cinnarizine,
Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium bromide, Clonidine,
Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine, Desonide, Desoximetasone,
Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin, Diltiazem, Dopamine,
Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone, Fosinopril, Furosemide,
Gemfibrozil, Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride, Glipizide, Griseofulvin,
Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine, Isoniazid, Isoprenaline,
Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate, Magaldrate, Mefenamic
acid, Methyl prednisolone, …dll …dll … 

CONTOH OBAT KATEGORI D (nama
generik): Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole,
Chlordizepoxide, Cilazapril, Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine,
Kanamycin, Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline,
Oxazepam, Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole… dll …
dll.
CONTOH OBAT KATEGORI X (nama
generik): Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide,
Bosentan, Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid,
Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin, Danazol,
Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride,
Ergometrin, Ergotamin, Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate,
Estrone, Estropipate, Ethinyl estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein
*parenteral*, Flurouracil, Fluoxymesterone, Flurazepam, Fluvastatin,
Floritropin, Ganirelix, Gestodene, Goserelin, Human menopausal gonadotrophin,
Iodinated glycerol, Isotretinoin, Leflunomide, Leuprorelin, Levonorgestrel,
Lovastatin, Medrogestrone, Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol,
Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone, Miglustat, Misoprostol,
Nafarelin, nandrolone, Nicotine *po*, Norethisterone, Noretynodrel, Norgestrel,
Oxandrolone,Oxymetholone, Oxytocin, Pravastatin, Quinine, Raloxifene,
Ribavirin, Rosuvastatin, Simvastatin, Stanozolol, Tazarotene, Temazepam,
tetosterone, Thalidomide, Triazolam, Triproretin, Urofolitropin, Warfarin.
Ooopsss … banyak banget, mana namanya rumit pula. …
hehehe, maaf 

Obat-obat kategori A (yang paling aman pada
kehamilan) dan obat kategori X (kontra indikasi pada kehamilan) sengaja ditulis
lengkap agar dapat diketahui oleh khalayak. *padahal alasan sebenarnya karena
itemnya ga banyak*
…sedangkan obat kategori B, C dan
D hanya ditulis sebagian kecil saja karena saking banyaknya item dan jenisnya.

Pada umumnya para ibu hamil
akan memberitahu dokter saat berobat bahwa dirinya hamil sekian bulan. Demikian
pula jika berobat saat menyusui (ASI bayinya. Informasi tersebut diberikan si
ibu dengan harapan dokter akan memberikan obat yang aman bagi janin yang
dikandungnya. Itupun tak jarang si ibu masih mananyakan kepada dokter apakah
obat yang dgunakan benar-benar aman. Hal ini sangat wajar dan kita patut
menghargainya.
Di sisi lain, ketika seorang ibu hamil sakit
adakalanya enggan ke dokter lantaran takut menggunakan obat. Alhasil keluhannya
makin bertambah dan akhirnya datang juga ke dokter untuk berobat.
Seorang dokter tentu sangat paham bahwa saat
memberikan(meresepkan) obat bagi wanita hamil akan dipilihkan obat yang aman,
baik dalam hal jenis obat (berdasarkan indeks keamanan
obat), dosis maupun lamanya
penggunaan. Selain itu akan dipertimbangkan pula aspek-aspek lain berdasarkan
penyakitnya, misalnya: resiko penularan kepada anggota keluarga lain, dan
pertimbangan lain terkait kondisi janin maupun si ibu sendiri.
Pun manakala seorang dokter dihadapkan pada 2
pilihan sulit yang menyangkut life saving, aspek manfaat akan dikedepankan
dibanding resiko yang bakal dihadapi baik bagi janin maupun ibunya.
Sebagai contoh, seorang ibu hamil yang kebetulan
menderita asma, justru seyogyanya segera berobat agar tidak mengalami sesak
berkepanjangan yang justru tidak baik bagi janin karena beresiko terjadinya
hipoksia (kekurangan oksigen) yang akan mempengaruhi pasokan oksigen bagi
janin.
INDEKS KEAMANAN OBAT PADA KEHAMILAN
Hingga kini kita di Indonesia masih menggunakan
kriteria keamanan obat bagi ibu hamil yang dilansir oleh FDA
(Food and Drug Administration) sebagai pedoman dalam memberikan obat pada ibu
hamil.
Pada posting ini penulis hanya menampilkan
garis-garis besar batasan keamanan obat bagi ibu hamil yang tersusun dalam 5
kategori (kategori A, B, C, D dan X) beserta contoh-contohnya agar
diketahui khalayak dengan harapan dapat memberikan informasi yang bermanfaat.
Kategori-kategori tersebut dibuat berdasarkan ada
tidaknya (besar kecilnya) resiko terhadap sistem reproduksi, efek samping dan
manfaat yag diharapkan.
Obat Kategori A: adalah
golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak menunjukkan
resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat dalam
kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.
Obat Kategori B: adalah
golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan
tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas
pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak
didapatkan bukti adanya resiko.
Obat Kategori C: adalah
golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan menunjukkan
adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada wanita hamil belum ada study
terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih
besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.
Obat Kategoti D: adalah
golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin. Pada keadaan khusus
obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar dibanding resikonya.
Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam
jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.
Obat Kategori X: adalah
golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan maupun pada manusia
menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini tidak boleh
dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam
keadaan hamil.
CONTOH OBAT KATEGORI A (nama
generik): Ascorbic acid (vitamin C) *masuk kategori C
jika dosisnya melebihi US RDA*, Doxylamine, Ergocalciferol *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
Folic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi
0,8 mg per hari*, Hydroxocobalamine *masuk
kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*, Liothyronine, Nystatin
vaginal sup *masuk kategori C jika digunakan per oral
dan topikal*, Pantothenic acid *masuk kategori
C jika dosisnya melebihi US RDA*, Potassium chloride, Potassium citrate,
Potassium gluconate, Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
Thiamine (vitamin B1) *masuk kategori C jika dosisnya
melebihi US RDA*, Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
Vitamin E *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US
RDA*.
CONTOH OBAT KATEGORI B (nama
generik): Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *masuk
kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*,
Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*, Amoxicillin, Amphotericin B,
Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid, Benzylpenicillin, Bisacodyl,
Budesonide *inhalasi, nasal*, Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine,
Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin,
Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefixime, Cefmetazole,
Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin,
Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime,
Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine, Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*,
Chlorpenamine, Chlortalidone *masuk kategori D jika
digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*, Ciclacillin,
Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole, Cloxacillin,
Clozapine, Colestyramine, …. dll ….. dll … buanyak 

CONTOH OBAT KATEGORI C (nama
generik): Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole,
Albumin, Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline,
Amitriptyline, Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin,
Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine,
Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium
carbonate, Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium
glucoheptonade, Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium
polystyrene sulfonate, Capreomycin, Captopril, Carbachol, Carbidopa,
Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol, Chloroquine, Chlorothiazide,
Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir, Cilastatin, Cinnarizine,
Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium bromide, Clonidine,
Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine, Desonide, Desoximetasone,
Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin, Diltiazem, Dopamine,
Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone, Fosinopril, Furosemide,
Gemfibrozil, Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride, Glipizide, Griseofulvin,
Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine, Isoniazid, Isoprenaline,
Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate, Magaldrate, Mefenamic
acid, Methyl prednisolone, …dll …dll … 

CONTOH OBAT KATEGORI D (nama
generik): Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole,
Chlordizepoxide, Cilazapril, Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine,
Kanamycin, Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline,
Oxazepam, Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole… dll …
dll.
CONTOH OBAT KATEGORI X (nama
generik): Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide,
Bosentan, Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid,
Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin, Danazol,
Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride,
Ergometrin, Ergotamin, Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate,
Estrone, Estropipate, Ethinyl estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein
*parenteral*, Flurouracil, Fluoxymesterone, Flurazepam, Fluvastatin,
Floritropin, Ganirelix, Gestodene, Goserelin, Human menopausal gonadotrophin,
Iodinated glycerol, Isotretinoin, Leflunomide, Leuprorelin, Levonorgestrel,
Lovastatin, Medrogestrone, Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol,
Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone, Miglustat, Misoprostol,
Nafarelin, nandrolone, Nicotine *po*, Norethisterone, Noretynodrel, Norgestrel,
Oxandrolone,Oxymetholone, Oxytocin, Pravastatin, Quinine, Raloxifene,
Ribavirin, Rosuvastatin, Simvastatin, Stanozolol, Tazarotene, Temazepam,
tetosterone, Thalidomide, Triazolam, Triproretin, Urofolitropin, Warfarin.
Ooopsss … banyak banget, mana namanya rumit pula. …
hehehe, maaf 

Obat-obat kategori A (yang paling aman pada
kehamilan) dan obat kategori X (kontra indikasi pada kehamilan) sengaja ditulis
lengkap agar dapat diketahui oleh khalayak. *padahal alasan sebenarnya karena
itemnya ga banyak*
…sedangkan obat kategori B, C dan
D hanya ditulis sebagian kecil saja karena saking banyaknya item dan jenisnya.

PESAN-PESAN:
Bagi khalayak, penggunaan obat menyangkut jenis,
dosis dan lamanya pemakaian seyogyanya atas petunjuk dokter.
Tawaran obat (dengan jargon apapun) disertai
klaim-klaim aduhai (seolah paling aman dan paling ampuh) tanpa diketahui dengan
jelas kandungan yang ada di dalamnya, patut diwaspadai, … apalagi jika tidak
mencantumkan efek samping, peringatan hati-hati pada kondisi tertentu dan
kontra-indikasi.
Obat hanya akan bermanfaat jika digunakan dengan
tepat sesuai indikasi, dosis dan lamanya pengobatan berlandaskan pengetahuan
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pada tahun 1979, FDA memperkenalkan klasifikasi obat berdasarkan keamanannya terhadap kehamilan dalam 5 golongan, yaitu A-B-C-D dan X. Golongan obat X ini sama sekali tidak boleh diberikan pada ibu hamil, karena efek teratogenik pada manusia yang telah terbukti dari berbagai penelitian dan karena dampak negatifnya terhadap kehamilan jelas-jelas melebihi manfaat yang mungkin diberikannya. Di Australia obat ini juga dikenal sebagai golongan X, namun tidak halnya di Jerman. Di Jerman obat teratogenik dibagi atas empat grade, yaitu grade 7, 8, 9, dan 10.
Alprostadil
|
Estradiol
|
Gonadotropin menopausal (hMG)
|
Metotreksat
|
Raloksifen
|
Asam kenodeoksikolat
|
Estriol suksinat
|
Isotretinoin
|
Metiltestosteron
|
Ribavirin
|
Atorvastatin
|
Etinilestradiol
|
Klomifen
|
Misoprostol
|
Rosuvastatin
|
Cerivastatin
|
Finasterid
|
Koumarin
|
Natrium iodida
|
Simvastatin
|
Danazol
|
Fluorescein parenteral
|
Kuinin
|
Nikotin
|
Stanozolol
|
Desogestrel
|
Fluorourasil
|
Leflunomid
|
Noretisteron
|
Talidomid
|
Dietilstilbestrol
|
Fluoksimesteron
|
Levonorgestrel
|
Noretinodrel
|
Testosteron
|
Ergometrin
|
Flurazepam
|
Lovastatin
|
Norgestrel
|
Triazolam
|
Ergotamin
|
Fluvastatin
|
Medroksiprogesteron
|
Oksitosin
|
Warfarin
|
Estazolam
|
Gonadotropin korionik (hCG)
|
Mestranol
|
Pravastatin
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar