Secara umum factor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan
atas dua kategori, yaitu factor internal dan factor eksternal . kedua factor
tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas
hasil belajar.
A, factor internal
Factor internal adalah factor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu. Factor-faktor internal ini meliputi factor fisiologis dan factor
psikologiss.
1.
Factor fisiologis
Factor-faktor fisiologis adalah factor-factor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Factor-factor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar
seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau
sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu
keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha
untuk menjaga kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
a. menjaga pola makan yang
sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena
kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan
mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar,
b. rajin berolah raga agar
tubuh selalu bugar dan sehat;
c. istirahat yang cukup
dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi
jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis
pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra.
Panca indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan
baik pula . dalam proses belajar , merupakan pintu masuk bagi segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat
menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas
belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswwa perlu
menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang
bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi
makanan yang bergizi , dan lain sebagainya.
2. Factor psikologis
Factor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama memngaruhi
proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.
– kecerdasan /intelegensia siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemempuan psiko-fisik dalam
mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara
yang tepat. Dengan dmikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas
otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan
kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang
lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive
control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan factor psikologis yang paling penting dalam proses
belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi
iteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih
sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu,
semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain
sebagainya. Sebagai factor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan
belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh
setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingakat
kecerdasannya.
Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah
penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh
Terman dan Merill sebagai berikut ((Fudyartanto 2002).
Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision
Tingkat kecerdasan (IQ)
|
Klasifikasi
|
140 – 169
|
Amat superior
|
120 – 139
|
Superior
|
110 – 119
|
Rata-rata tinggi
|
90 – 109
|
Rata-rata
|
80 – 89
|
Rata-rata rendah
|
70 – 79
|
Batas lemah mental
|
20 — 69
|
Lemah mental
|
Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan
manusia, yaitu:
A. Kelompok kecerdasan
amat superior (very superior) merentang antara IQ 140—IQ 169;
B. Kelompok kecerdasan
superior merenytang anatara IQ 120—IQ 139;
C. Kelompok rata-rata
tinggi (high average) menrentang anatara IQ 110—IQ 119;
D. Kelompok rata-rata
(average) merentang antara IQ 90—IQ 109;
E. Kelompok rata-rata
rendah (low average) merentang antara IQ 80—IQ 89;
F. Kelompok batas lemah
mental (borderline defective) berada pada IQ 70—IQ 79;
G. Kelompok kecerdasan
lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20—IQ 69, yang termasuk dalam
kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.
Pemahaman tentang
tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau
pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau
psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan
yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental.
Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga
untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat
kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan merencanakan bantuan yang
akan diberikan kepada siswa.
- Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap
saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic
dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua factor yang berasal
dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu.
Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh
untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi
bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi
intrinsic memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relaatif
lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi
intrinsic untuk belajar anatara lain adalah:
a. Dorongan ingin tahu dan
ingin menyelisiki dunia yang lebih luas;
b. Adanya sifat positif
dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
c. Adanaya keinginan untuk
mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan
orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.
d. Adanya kebutuhan untuk
menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi
memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan,
tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari
lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi
lemah.
- Minat
Secara sederhana,minaat (interest) nerrti kecemnderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah,
2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan
ketergantungannya terhadap berbagai factor internal lainnya, seperti pemusatan
perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan
motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak
bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks
belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat
siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau
dipelajaranya.
Untuk membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.
Anatara lain, pertama, dengan mebuat materi yang akan dipelajarai semenarik
mingkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desai pembelajaran
yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh
domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi
aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan
jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan
atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
- Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses
belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan
untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek,
orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negative (Syah,
2003).
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak
senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk
mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya
berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap
profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,seorang guru akan berusaha
memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian
sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha
untuk menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga
membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan;
meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi ddiri siswa.
- Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara
umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003).
Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan
umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian, bakat adalah
kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses
belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga
kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai
prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat
juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu
tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai
bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasiyang berhungan dengan bakat
yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Karena belajar jug dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap
individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami
bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan
mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang
tidak sesuai dengan bakatnya.
b. Factor-faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau factor-faktor endogen, factor-faktor
eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, Syah
(2003) menjelaskan bahwa faktaor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor lingkungan social dan
factor lingkungan nonsosial.
1)
Lingkungan social
a. Lingkungan social
sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi
proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi
motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah. Perilaku
yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat
menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b. Lingkungan social
massyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak
siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam
alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.
c. Lingkungan social
keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuannya
dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2)
Lingkungan non social.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah;
a. Lingkungan alamiah,
seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang
tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk
dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan factor-faktor yang dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
b. Factor
instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,
hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan
olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.
c. Factor materi pelajaran
(yang diajarkan ke siswa). Factor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang
postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan
konsdisi siswa.
CARA – CARA PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
Kita setuju bahwa pembelajaran perlu terjadi seumur hidup dan dalam semua
segi kehidupan. Masalahnya kemampuan seseorang untuk menyerap dan memiliki
pengetahuan yang baru sebenarnya terbatas. Apalagi dalam jaman information
overload seperti sekarang, di mana jumlah pengetahuan yang dapat dipelajari
sudah melebihi kapasitas manusia untuk menyerapnya.Artinya dengan keterbatasan
waktu, tenaga, ingatan dan kemampuan lainnya, kita perlu memberi prioritas pada
strategi pembelajaran yang dapat memberi kita hasil yang maksimal dalam waktu
yang terbatas.
- Pelajari dasar-dasar peningkatan kemampuan ingatan - ada teknik-teknik tertentu yang dapat membantu kita untuk meningkatkan kemampuan mengingat, yang tentu saja akan bergantung pada daya ingat dan cara belajar seseorang. Beberapa hal yang bisa kita pelajari misalnya tehnik mind map, mnemonik dll.
- Pelajari dan terapkan hal-hal yang baru. Satu cara untuk menjadi pembelajar efektif adalah dengan terus belajar. Dengan mengulangi pembelajaran hal-hal baru dan memprakekkannya, kita sedang membangun jalur jaringan di otak yang akan memperkuat koneksi kita dengan informasi yang baru tersebut
- Belajar dengan cara yang berbeda. Jelas setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda. Namun jika kita mau mempelajari cara belajar yang lain (visual, audio, kinestetik) ataupun metode pembelajaran yang lain, otak akan dapat menaruh informasi tersebut di beberapa tempat yang berbeda, yang akan memudahkan pemanggilan informasi tersebut.
- Ajarkan apa yang sudah kita pelajari pada orang lain - salah satu cara terbaik untuk mempelajari sesuatu adalah dengan mengajarkannya pada orang lain. Tentunya setelah melewati proses internalisasi dan translasi, di mana kita akan mengajarkan dengan cara dan metode yang cocok dengan cara kita sendiri dan bukan sekedar menjiplak. Menulis blog adalah salah satu cara untuk mengajarkan sesuatu dengan cara yang berbeda kepada orang lain.
- Gunakan pembelajaran terdahulu untuk mempelajari hal yang baru. Ini disebut pembelajaran relasional, di mana kita akan melibatkan informasi yang baru pada hal-hal yang sudah kita ketahui.
- Praktekkan – cari pengalaman. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran adalah dengan mempraktekkannya – dan bukan sekedar mempelajari atau menulis sesuatu tentang informasi tersebut.Praktekkan pengetahuan baru secara rutin!
- Carilah jawaban dan bukan sekedar mengingat - sebisa mungkin jika kita sedang berusaha mengingat suatu informasi, lebih baik kita melakukan riset untuk mendapatkan jawabannnya. Jika kita terbiasa mengingat suatu informasi, ada kecenderungan kita akan melupakan informasi tersebut di masa depan. Hal ini terjadi karena dengan mengulangi percobaan mengingat, kita sedang merekam aktivitas secara negatif dan bukannya positif dalam ingatan kita.
- Pahami bagaimana cara terbaik untuk belajar – setiap orang unik, termasuk dalam cara dan strategi pembelajarannya. Semakin kita memahami keunikan, kekuatan dan kelemahan kita, semakin kita dapat belajar secara efektif
- Gunakan ujian untuk meningkatkan pembelajaran – ujian menolong kita untuk dapat mengingat informasi yang diujikan dalam jangka waktu yang lebih lama
- Stop multitasking – riset telah memperlihatkan bahwa multitasking sebenarnya membuat pembelajaran menjadi kurang efektif.
STRATEGI PEMECAHAN
MASALAH
Kita menggunakan problem solving ketika kita ingin
mencapai tujuan tertentu, tetapi kita tidak dapat segera memiliki jalan yang
cocok untuk mencapai tujuan. Bab ini mempertimbangkan 4 aspek untuk problem
solving :
(1).
memahami problem, (2). pendekatan problem solving (3). faktor yang mempengaruhi
problem solving (4). Kreativitas
Untuk memahami sebuah problem, anda perlu
memperhatikan pada bagian-bagian yang relevan. Kemudian anda dapat menampilkan
problem dengan menggunakan beberapa metode pilihan misalnya simbol, diagram dan
gambaran visual. Dalam kehidupan sehari-hari, orang kadang-kadang dapat
memahami problem kompleks meskipun mereka gagal untuk mengerti beberapa problem
yang sama pada ujian terstandar.
Setelah anda memahami sebuah problem, anda harus
menggambarkan bagaimana untuk menyelesaikan problem tersebut. Banyak pendekatan
problem solving yang berdasarkan pada heuristic. Heuristic adalah jalan singkat
yang menghasilkan sebuah penyelesaian yang tepat. Salah satu pendekatan
heuristic adalah hill-climbing heuristic;; di setiap titik pilihan., anda
memilih alternatif sederhana yang mengarah kepada tujuan secara langsung. Yang
kedua pendekatan Means-Ends Heuristic yang dapat memecahkan sebuah problem ke
dalam subproblem dan kemudian memecahkan secara individu. Yang ketiga
pendekatan analogi, orang memecahkan masalah saat ini berdasarkan pengalaman
yang sama pada masa lalu.
Bagian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi problem solving menekankan
pemrosesan atas-bawah/top-down dan bawah-atas/bottom –up, keduanya penting
untuk problem solving efektif. Para ahlii menggunakan keterampilan top-down
dengan baik. Sebaliknya penggunaan top-down yang overactive dapat mengganggu
problem solving efektif. Kita akan melihat diskusi ini pada mental set,
functionall fixedness, dan insight versus noninsight problems. Kreativitas
dapat didefinisikan menemukan satu solusi asli dan berguna. Kita akan
mendiskusikan pendekatan klasik dan kontemporer untuk kreativitas, dan kita
akan melihat bagaimana motivasi kerja dalam tugas dapat mempengaruhi
kreativitas anda.
INTRODUCTION
Anda menggunakan problem solving ketika anda ingin mencapai tujuan, tetapi
solusi tidak segera nyata. Jika solusi nyata, anda tidak memiliki sebuah
problem. anda akan menggunakan bermacam-macam cara mencoba mencapai tujuan.
(Dunbar, 1998, Simon, 1999).
Setiap problem berisi 3 ciri : (1) The
initial state, (2) The goal state, (3) The obstacles. (1) The initial state
(keadaan awal) : menggambarkan situasi dimulainya dari problem. Kasus ini
misalnya,” saya berada dalam ruangan, 5 mil dari kota, tidak ada kendaraan dan
transportasi umum”. (2)The goal state (mencapai tujuan) : tujuan tercapai bila
anda menyelesaikan masalah. Disini “ saya sedang berbelanja di kota”
(3)The obstacles (tantangan) : menggambarkan pembatasan yang membuat sulit
memulai/meneruskan dari keadaan awal ke tujuan. Tantangan adalah hipotesis
problem yang seharusnya mengikuti “Saya tidak dapat meminjam mobil dari orang
asing dan saya tidak dapat menyetir. Ketika orang menyelesaikan problem, mereka
jarang mengambil pendekatan trial dan error, dengan cara seperti orang buta
mencoba membedakan pilihan sampai mereka menemukan penyelesaian. Malahan mereka
memperlihatkan solusi flexible luar biasa.(Hinrichs, 1992). Mereka merencanakan
strategi pemecahan masalah, memecahkan problem kedalam bagian komponen dan
membagi rencana untuk menyelesaikan masing-masing bagian. Tambahan untuk
rencana, orang yang menyelesaikan masalah juga menggunakan strategi. Dalam
fakta, orang sering menggunakan bermacam-macam strategi yang mungkin untuk
menghasilkan penyelesaian yang relatif cepat. Textbook ini menekankan orang
jangan pasif menyerap informasi dari lingkungan. Malahan, kita merencanakan
pendekatan untuk masalah, pilihan strategi mungkin untuk menyiapkan solusi yang
berguna. Satu aspek dari problem solving yang relatif sedikit diperhatikan
adalah menemukan problem. Menemukan problem-seperti problem solving merupakan
komponen penting . Contohnya para peneliti psikologi yang mencapai reputasi
terkemuka sebab mereka menggali problem yang menarik. Penemuan problem juga
penting dalam aplikasi psikologi. Contoh lembaga-lembaga yang mencoba melakukan
intervensi sosial di sebuah komunitas, pertama harus mengidentifikasi problem
yang paling penting yang perlu diselesaikan.( Suarez-Balcazar et al.,1992).
Sebab memiliki informasi yang sedikit menemukan problem, bab ini akan
menekankan problem solving.
Tahapan yang pertama dari problem solving adalah
memahami problem, mari kita mempertimbangkan topik yang pertama ini. Satu kali
anda memahami sebuah problem, tahapan berikutnya adalah menseleksi sebuah
strategi untuk menyelesaikan. Kita mempertimbangkan beberapa pendekatan problem
solving. Kemudian kita akan menguji beberapa factor yang efektif dalam problem
solving, contohnya keahlian adalah “clearly helpful”, tetapi sebuah mental set
adalah “counter productive”. Topik akhir adalah kreativitas sebuah area yang
menghendaki ditemukanya penyelesaian untuk problem yang menantang.
MEMAHAMI MASALAH
Beberapa tahun yang lalu, sebuah perusahaan yang
berlokasi di New York City, sebuah pencakar langit menghadapi sebuah problem
besar. Orang-orang
dalam bangunan tersebut terus menerus mengeluh mengenai elevator yang bergerak
lambat. Beberapa konsultan didatangkan tetapi keluhan bertambah.Ketika orang-orang
mengancam untuk ke luar, rencana disusun untuk menambah elevator baru yang luar
biasa mahal, Sebelum dimulai rekonstruksi, seseorang memutuskan untuk menambah
kaca-kaca di lobi berikutnya pada elevator. Keluhan berhenti. Rupanya orang
yang menyelesaikan problem tidak memahami problem. Kenyataannya, problem
sesungguhnya tidak pada kecepatan elevator, tetapi kejemuan menunggu mereka
tiba.(Thomas,1989)
Ahli psikologi mengadakan penelitian kecil tentang
bagaimana orang mencoba untuk memahami problem( Gilhoolly. 1996, Mayer &
Hegarty,1990). Mari kita pertimbangkan beberapa topik hingga kita memiliki
informasi:
(1) syarat memahami masalah
(2) memperhatikan informasi penting
(3) metode menampilkan/representasi masalah
(4)kognisi yang terkondisikan : pentingnya konteks
SYARAT-SYARAT MEMAHAMI MASALAH
Dalam penelitian problem solving, kalimat memahami
berarti anda membangun representasi internal dari problem. Greeno (1977, 1991)
tujuannya ada tiga yaitu : koherensi, korespondensi dan hubungannya dengan latar
belakang pengetahuan sebelumnya.
1. Koherensi adalah pola yang berhubungan sehingga
semua bagian masuk di akal. Contoh: batang pohon merupakan sedotan bagi daun
dan cabang yang haus
2. Korespondensi adalah menilai masalah dibutuhkan
korespondensi yang dekat antara gambaran internal dengan
bahan/materi yang dipelajari. Contoh seorang ibu memberikan resep membuat yogurt, di dalamnya
terdapat kalimat yogurt disimpan di dalam selimut yang hangat, Padahal yang
dimaksud ibu tersebut yogurt disimpan di dalam container/ wadah
3. Hubungan dengan latar belakang pengetahuan
sebelumnya. Contoh Seseorang yang ikut kursus bahasa tingkat advance padahal ia
sebelumnya tidak memiliki latar belakang pengetahuan tentang bahasa.
MEMPERHATIKAN
INFORMASI PENTING
Untuk mengerti suatu masalah,anda harus memutuskan
informasi mana yang paling relevan untuk dipecahkan dan kemudian
melaksanakannya. Perhatikan, bahwa satu tugas kognitif-pemecahan
masalah-tergantung pada aktifitas kognitif lainnya seperti atensi, memori, dan
pengambilan keputusan. Ini
adalah contoh lain dari keterkaitan ( interrelatidness) dari proses-proses
kognitif kita. Cobalah demontrasi 10.1. sebelum anda membaca lebih jauh. Atensi
penting dalam memahami masalah karena atensi itu terbatas, dan pemikiran-pemikiran
yang banyak dapat membagi atensi (Bruning et.al., 1999) misalnya Bransford dan
Stein (1984) memberikan ‘ masalah cerita’ aljabar pada sekelompok mahasiswa.
Anda ingat masalah ini- satu masalah khas yaitu seseorang mungkin bertanya
tentang perjalanan kereta api dalam satu arah dan sebuah mobil berjalan ke arah
yang berlawanan. Pada studi ini siswa diminta untuk mencatat pikiran-pikiran
mereka dan perasaan mereka saat mereka mngamati masalah. Banyak siswa
memberikan reaksi negatif yang spontan terhadap masalah, seperti ‘oh tidak ,
ini adalah masalah kata-kata matematis- aku benci hal-hal seperti ini ‘. Pemikiran ini sering muncul selama 5 menit
‘alloted the task ‘. Jelasnya
masalah tersebut memecah atensi siswa dari tugas sentral pemecahan masalah.
TEORI THORNDIKE
teori thorndike
- Thorndike mengembangkan teori asosiasionisme yang sangat sistematis, dan salah satu teori belajar yang paling sistematis. Ia membawa ide-ide asosiasi para filsuf ke dalam level yang empiris dengan melakukn eksperimen terhadap ide-ide filosofis tersebut. Thorndike juga mengakui pentingnya konsep reinforcement dan reward serta menuliskan teorinya tentang ini dalam ‘law of effect’ tahun 1898 (bandingkan dengan Pavlov yang baru menuliskan idenya tentang reinforcement pada 1902).
Pandangan Thorndike:
- Definisi Psikologi :…the study of stimulus-response connections or bonds… Thorndike sangat mementingkan connections. Connections dapat terbentuk secara sambung menyambung dalam urutan yang panjang. Sebuah connections yang tadinya response bisa menjadi stimulus. Di sinilah tampak peran asosiasi yang membentuk connections.
- Teori utama Thorndike :
a. Fenomena belajar :
- Trial and error learning
- Transfer of learning
b. Hukum-hukum belajar :
·
Law of Readiness : adanya kematangan fisiologis untuk proses belajar
tertentu, misalnya kesiapan belajar membaca. Isi teori ini sangat berorientasi
pada fisiologis
·
Law of Exercise : jumlah exercise (yang dapat berupa penggunaan atau
praktek) dapat memperkuat ikatan S-R. Contoh : mengulang, menghafal, dan lain
sebagainya. Belakangan teori ini dilengkapi dengan adanya unsur effect belajar
sehingga hanya pengulangan semata tidak lagi berpengaruh.
·
Law of Effect : menguat atau melemahnya sebuah connection dapat dipengaruhi
oleh konsekuensi dari connection tersebut. Konsekuensi positif akan menguatkan
connection, sementara konsekuensi negatif akan melemahkannya. Belakangan teori
ini disempurnakan dengan menambahkan bahwa konsekuensi negatif tidak selalu
melemahkan connections. Pemikiran Thorndike tentang. Konsekuensi ini menjadi
sumbangan penting bagi aliran behaviorisme karena ia memperkenalkan konsep reinforcement.
Kelak konsep ini menjadi dasar teori para tokoh behaviorisme seperti Watson,
Skinner, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar