Kadangkala
ibu yang sedang menyusui memerlukan obat. Yang selalu dipertanyakan adalah
apakah obat ini akan mempengaruhi bayi yang sedang menyusui?
Hampir semua obat yang dikonsumsi ibu menyusui akan
dikeluarkan juga melalui ASI, dalam kadar rendah atau tinggi, sehingga obat
tersebut dapat masuk ketubuh bayi.
Untuk ini
kita perlu mengetahui tentang obat apa yang tidak boleh diberikan, obat apa
yang dapat diberikan tetapi dengan hati-hati dan obat apa yang boleh
diberikan kepada ibu yang sedang menyusui.
Pengaruh
obat yang diminum ibu terhadap bayi tergantung dari:
1. Faktor obat
* Berat molekul obat (BM), makin besar BM makin sukar terdapat di dalam ASI
(misal Insulin karena BM>200 tidak terdapat di dalam ASI.
* Obat yang bersifat basa lebih mudah terdapat di dalam ASI (ASI lebih
bersifat asam dari pada plasma pH ASI 7.0-7.4)
* Masa paruh obat. Makin lama masa
paruh obat makin lama berada di dalam tubuh.
* Rasio obat di dalam ASI dibandingkan dengan di dalam plasma (M/P/ratio). Bila M/ P ratio tinggi berarti kadar
obat di dalam ASI lebih besar.
2. Faktor ibu
* Cara pemberian, oral, topikal, inhalasi, IM atau IV.
* Kesehatan ibu, misalnya bila ada gangguan fungsi ginjal atau hati maka
ekskresi beberapa obat akan terhambat dan akan berada lebih lama di dalam ASI
* Alergi, beberapa bayi misalnya alergi terhadap obat yang diberikan kepada
ibu.
3. Faktor bayi:
* Masa gestasi bayi
* Usia kronologis
* Frekuensi menyusu
* Jumlah ASI yang dikonsumsi
Apabila ingin memberi obat kepada ibu yang sedang menyusui pertimbangkan
faktor-faktor di atas.
Panduan untuk memberikan obat-obatan kepada ibu yang menyusui:
*
Gunakan obat hanya kalau memang diperlukan. Pertimbangkan obat alternatif
bila ada
* Bila mungkin tunda pemberian obat sampai bayi lebih matur sehingga mampu
mendetoksifikasi atau memetabolisir obat yang melalui ASI
* Berikan dosis terkecil yang efektif dan untuk waktu yang sesingkat mungkin
* Pilih obat yang kadar di dalam ASI lebih rendah dari kadar di dalam plasma.
Rasio ASI/Plasma kurang dari 1
* Hindari obat dengan masa paruh panjang
* Hindari obat yang time-released
* Jadwalkan pemberian obat misalkan segera setelah menyusui atau sebelum
waktu tidur panjang bayi sehingga kadar obat di dalam ASI paling rendah pada
saat menyusu
* Perhatikan gejala reaksi obat pada bayi seperti kolik, kemerahan pada
kulit, kegelisahan, sukar tidur, malas minum dan sebagainya.
* Ajarkan cara memeras ASI bagi ibu yang dapat meneruskan pemberian ASI
setelah pengobatan selesai.
Obat-obatan yang dikonsumsi ibu yang
menyusui digolongkan pada:
* Yang terkontraindikasi. Jadi bila ibu memerlukan obat tersebut dan
tidak ada alternatif lain maka ibu harus menghentikan menyusui
* Obat yang perlu dihentikan selama pemberian obat. Selama obat itu masih
berpengaruh. Misalnya zat radioaktif
* Obat yang dianjurkan untuk tidak diberikan kepada ibu karena mungkin
berakibat kurang baik kepada bayi.
1. Obat yang dikontraindikasi untuk diberikan kepada ibu yang
menyusui
Nama obat
|
Alasan
|
Bromocriptine
|
Menekan
laktasi, dapat berbahaya bagi ibu
|
Cocaine
|
Intoksikasi
|
Heroin
|
Tremor, gelisah, muntah, kesulitan minum
|
Nicotine (merokok)
|
Muntah,
diare, gelisah, menekan produksi ASI
|
Amphetamine
|
Gelisah, sukar tidur
|
Cyclophosphamide
|
Neutropenia, menekan daya tahan
|
Cyclosporine
|
Menekan daya tahan
|
Methotrexate
|
Menekan daya tahan
|
Ergotamine
|
Muntah, diare, kejang
|
Phenindione
|
Meningkatkan masa protrombin
|
Phencyclidine
|
Halusinasi
|
Lithium
|
Kadar
tinggi di dalam ASI
|
2. Zat radioaktif yang memerlukan penghentian pemberian ASI untuk
sementara
Nama
zat
|
Waktu
penghentian pemberian ASI yang dianjurkan
|
Cuprum
|
Radioaktivitas masih terdapat di dalam ASI setelah
50 jam
|
Gallium
|
Radioaktivitas masih terdapat di dalam ASI setelah 2
minggu
|
Indium
|
Pada 20 jam terdapat sangat sedikit di dalam ASI
|
Iodine
|
Radioaktivitas
masih terdapat di dalam ASI sampai 36 jam
|
Iodine
|
Radioaktivitasnya terdapat di dalam ASI selama 12
hari
|
Iodine
|
Radioaktivitasnya
terdapat dalam ASI selama 14 hari
|
Apabila
ibu memerlukan pemeriksaan menggunakan zat radioaktif, maka ASI sementara
tidak diberikan kepada bayi, walaupun tetap harus dikeluarkan (dibuang) agar
produksi ASI jangan terhenti.
Lama penghentian menyusui
tergantung dari masa paruh obat. Dianjurkan untuk menghentikan penyusuan
selama 5 kali masa paruh.
3. Obat-obatan yang pemberiannya perlu berhati-hati karena mungkin
mempunyai efek terhadap bayi
Nama Obat
|
Alasan
|
Chlorpromazine
|
Letargi dan rasa kantuk
|
Chloramphenicol
|
Supresi sumsum tulang
|
Metronidazole
|
In vitro adalah mutagen; bila ibu memerlukan hanya
dosis tunggal, pemberian ASI dapat dilanjutkan setelah 24 jam
|
Salicylate
|
Asidosis metabolic
|
Phenobarbital
|
Sedasi, methemoglobinemia
|
Primidone
|
Sedasi, masalah minum
|
Caffeine (bila berlebihan)
|
Iritabel, sulit tidur
|
Pil kontrasepsi yang mengandung estrogen
|
Mengurangi jumlah ASI dan kandungan proteinnya
|
Dexbrompheniramine maleate
|
Banyak
menangis, iritabel, kurang tidur
|
Indomethacin
|
Kejang
|
Yodium
|
Mengganggu keaktifan kelenjar tiroid
|
Povidon iodine
|
Bau yodium pada kulit bayi
|
Nalidixic acid
|
Hemolisis
pada bayi dengan defisiensi enzim G-6-PD
|
Nitrofurantoin
|
Hemolisis
pada bayi dengan defisiensi enzim G-6-PD
|
Phenytoin
|
Methemoglobinemia
|
Golongan Sulfa
|
Adalah “bilirubin displacer” Ikterus
|
Tolbutamide
|
Ikterus
|
ibu menyusui sedapat mungkin
hanya mengonsumsi obat yang esensial, obat yang menurut dokter benar-benar
diperlukan untuk menyembuhkan penyakit yang serius. Artinya, hindari minum
obat untuk penyakit yang ringan, misalnya pegel linu, batuk bersin, diare
yang hanya 2-3 kali sehari dan sebagainya. Jamu dan vitamin yang tidak amat
diperlukan juga dihindari. Sebaliknya, kalau sakitnya dapat membahayakan, harus
minum obat yang diresepkan dokter, misalnya bila terbukti sakit demam
typhoid.
Beberapa obat yang sering kita
pakai yang perlu dihindari pemakaiannya selama menyusui antara lain obat
antihistamin atau obat anti alergi misalnya prometasin, difenhidramin, dan
dexklorfeniramin. Obat-obat ini bisa menyebabkan bayi yang disusui menjadi
gelisah. Obat migren semacam ergot juga tidak boleh diminum. Obat ini selain
mempunyai efek samping untuk bayi, juga mengurangi jumlah ASI.
Kelompok obat tidur dan obat penenang yang harus dihindari antara lain barbiturat (luminal), bensodiasepin, dan meprobamat. Demikian pula obat
antimuntah ondansetron dan obat
untuk penyakit gout yakni kolkisin.
Aspirin juga perlu dihindari, karena dapat menyebabkan gangguan
pembekuan darah, fungsi trombosit terganggu dan kadar salah satu faktor
pembekuan darah yang disebut prothrombin bisa berkurang.
Semua obat hormon jangan diminum selama menyusui, khususnya hormon androgen,
karena dapat menyebabkan maskulinisasi bayi wanita atau pubertas dini pada
bayi laki-laki dan mengurangi jumlah ASI. Danasol dan estrogen (termasuk pil
KB) juga perlu dihindari.
Antibiotik, juga sedapat mungkin tidak diminum, kecuali untuk yang amat
mutlak diperlukan. Beberapa antibiotik yang perlu dihindari antara lain: tetrasiklin (menghambat pertumbuhan
tulang, mewarnai gigi), kloramfenikol
(menekan sumsum tulang bayi),
klindamisin, metronidasol, sulfonamid, dan kotrimoksasol (anemia hemolitik,
mata kuning). Beberapa vitamin dalam dosis yang tinggi seperti vitamin A, D,
dan B6 juga sebaiknya dihindari.
Beberapa
jenis obat yang sering kita pakai yang perlu dihindari selama menyusui adalah
:
- Obat anti-alegi atau
antihistamin, misalnya promethasin, difenhidramin, dan
dexklorfeniramin.
Obat2 ini bisa menyebabkan bayi yang sedang
disusui menjadi gelisah.
- Obat migren , semacam
ergot.
Obat ini kecuali mempunyai effek pada bayi, juga
mengurangi jumlah ASI.
-Obat
tidur dan obat penenang,
Yang
harus dihindari adalah semacam barbiturate (luminal), bensodiazepin
(valium),
dan meprobamate.
- Obat
anti muntah : ondansetron
-Obat
gout (sakit persendian) : kolkisin.
Aspirin
juga perlu dihindari karena dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah,
mengganggu fungsi trombosit dan mengurangi prothrombin (salah satu
faktor
pembekuan darah).
-Hormon
Semua
jenis hormon jangan diminum selama menyusui, terutama hormon
androgen,
karena dapat menyebabkan maskulinisasi pada bayi wanita dan
pubertas
dini pada bayi laki-laki, dan juga mengurangi jumlah ASI. Danasol dan
estrogen
(termasuk pil KB) juga perlu dihindari.
-Antibiotik .
Beberapa
jenis antibiotik juga perlu dihindari , antara lain tetrasiklin
(menghambat pertumbuhan tulang dan mewarnai gigi), kloramfenicol (menekan
sumsum tulang bayi), klindamisin, metronidazol, sulfonamide dan kotrimoksasol
(menyebabkan anaemia hemolitik dan mata jadi kuning).
Beberapa
jenis vitamin dalam dosis terlalu tinggi juga sebaiknya dihindari
Sebenarnya
bukan saja obat2an, tapi apa saja yang dimakan ibu menyusui akan masuk
melalui ASI ketubuh bayi, jadi hati2lah dengan apa yang dimakan.
Hindari
mengkonsumsi makanan dari laut (sea-food) oleh karena sudah sangat
terkontaminasi dengan merkuri dan logam berat lainnya.
Dapat disimpulkan, sebaiknya tidak minum obat atau jamu atau vitamin
bila tidak amat memerlukan. Minum obat hanya dari resep dokter. Upayakan gaya hidup yang sehat,
yaitu selalu mengonsumsi sayur dan buah, masing-masing tiga kali sehari,
olahraga teratur atau berjalan cepat 30 menit setiap hari, tidur yang cukup.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar