1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa
gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego(akal) tidak berfungsi
dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang
dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma,
agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku
(deviation of Behavioral).
Faktor penyebab lain gangguan
jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa
anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan
air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata- kata,
dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral
dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas pada masa
dewasa.
Proses
terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa
mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat
dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam
bawah sadarnya digali dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic
masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan
keahlian dan latihan yang khusus.
Dengan cara
demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan
therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
Peran
perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai
keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu
misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar,
diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling
percaya).
2. Interpersonal ( Sullivan, peplau)
Menurut konsep model ini,
kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut
menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang
akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal).
Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak
atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep
ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada
klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin
hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang
lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi
adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa
yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan
dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat
berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh
klien). Perawat memberiakan respon
verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.
3. Social ( Caplan, Szasz)
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami
gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan
factor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social
and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam
konsep model ini adalah environment manipulation and social support (
pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial)
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut
model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada
di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri.
Sedangkan therapist berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana
dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
4. Existensial ( Ellis, Rogers)
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku
atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan
tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri
sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan
individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup
orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience
in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self
assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in
group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau
feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and
control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan
untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk
memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya
melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran
diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah:
factor biopsikososial dan respon maladaptive saat ini. Aspek biologisnya
menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek
psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya
diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah
seperti : susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu
mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi
penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam
beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan
masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon
coping adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan
apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative
pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan
identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist
berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk
menyiapkan coping klien yang adaptif.
6. Medica ( Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul
akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan
factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui
pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal.
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian
terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan
jenis pendekatan terapi yang digunakan.
admin
Lebih lengkap disini: Model Keperawatan Kesehatan Jiwa | kumpulan askep askeb | download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar